Jepang dikenal sebagai negara dengan harapan hidup tertinggi di dunia. Rata-rata warganya hidup hingga usia 85 tahun. Padahal, mereka tetap makan nasi, mi, dan menggunakan minyak dari biji-bijian. Jadi, apa rahasianya? Jawabannya terletak pada cara mereka menjalani hidup secara keseluruhan — termasuk bagaimana makanan disiapkan dan gaya hidup yang mereka terapkan.
Kunci dari Dapur: Masak Tradisional dan Porsi Kecil
Salah satu alasan utama umur panjang di Jepang adalah kualitas makanan yang mereka konsumsi. Meski jenis makanannya tidak jauh berbeda dari negara lain, seperti nasi atau roti, cara memasaknya membuat perbedaan besar. Orang Jepang lebih memilih makanan segar yang diolah dengan metode tradisional. Tidak ada tambahan pengawet atau bahan kimia berlebihan. Porsinya pun tidak berlebihan, membuat tubuh lebih mudah mencerna dan menyerap nutrisi tanpa beban.
Minyak Biji-Bijian? Digunakan, Tapi dengan Bijak
Walaupun minyak biji-bijian tetap digunakan, masyarakat Jepang tidak berlebihan memakainya. Mereka menghindari penggorengan skala besar dan lebih memilih memasak ringan. Keseimbangan antara konsumsi omega-6 dan omega-3 dari ikan juga turut membantu menjaga kesehatan jantung dan sistem metabolisme mereka.
Bergerak Tanpa Harus ke Gym
Berbeda dengan gaya hidup banyak orang yang bergantung pada mobil dan gym, orang Jepang cenderung aktif secara alami. Jalan kaki menjadi bagian penting dalam aktivitas harian, terutama karena infrastruktur kota yang mendukung mobilitas pejalan kaki. Dari rumah ke stasiun, dari stasiun ke kantor — semua melibatkan gerak tubuh yang konstan tanpa perlu jadwal latihan khusus.
Komunitas dan Keseimbangan Emosional
Faktor lain yang menunjang umur panjang adalah keseimbangan emosional. Walaupun bekerja keras, budaya Jepang mendorong interaksi sosial yang kuat, seperti makan bersama keluarga, upacara minum teh, hingga tradisi saling bantu. Semua ini berperan dalam menekan stres dan menciptakan kestabilan mental jangka panjang.
KAORI Newsline | Sumber
