Kita Bisa #01: Irlandia Utara

Apa yang orang-orang pikirkan ketika mendengar nama Irlandia? Mitologi Kelt? Lancer? Hellsing?

Meskipun beberapa bagian dari kebudayaan Irlandia telah diadaptasi ke dalam anime dan komik seperti seri Fate, Tears to Tiara, dan Fractale, Irlandia Utara (dan Irlandia secara keseluruhan) hanya memiliki sedikit penggemar anime.

Mungkin saja keberadaannya tidak kecil, namun memang anime di Irlandia Utara tidak sedekat kehidupan sehari-hari seperti di Indonesia.

Didera Konflik Berabad-abad

Irlandia Utara mungkin saja merupakan salah satu wilayah dengan konflik paling panjang di Eropa.

Masalahnya adalah konflik sektarian yang terjadi antara sebagian warga beragama Katolik, yang ingin memisahkan diri dari Kerajaan Inggris Raya dengan kaum Protestan, yang ingin tetap berada dalam kesatuan Inggris Raya.

Pertentangan antara pemerintahan langsung dari London ke seluruh tanah Irlandia muncul sejak ratusan tahun lalu. Namun latar belakang konflik modern muncul pada 1921, ketika terbit undang-undang yang memisahkan Pulau Irlandia menjadi Irlandia Utara -yang terdiri dari enam wilayah yang mayoritas warga adalah umat Protestan- sedang 26 wilayah lain dengan mayoritas Katolik menjadi Irlandia Selatan. Tahun 1949, Irlandia Selatan berdiri menjadi Republik Irlandia yang merdeka penuh, sedangkan Irlandia Utara berada di bawah pemerintah pusat London.

Sejak itu maraklah konflik di Irlandia Utara, karena ada juga warga Katolik yang masih berada di Irlandia Utara dan mereka ingin memisahkan diri dari Inggris -baik bergabung dengan Republik Irlandia di Selatan atau merdeka sendiri. Sementara kelompok Protestan tetap ingin berada di bawah pemerintahan London.

Pertarungan fisik berlangsung dan tak hanya di kawasan Irlandia Utara, juga sampai ke pusat pemerintahan Inggris Raya di London. Bom menjadi bagian dari kehidupan. Dan di ibukota Irlandia Utara, Belfast, sempat dibangun tembok tinggi dengan pagar berduri untuk memisahkan orang Katolik dan Protestan.

Perjanjian perdamaian memang telah ditandatangani tahun 1998, antara kelompok pemberontak IRA dengan pemerintah. Namun, teror dalam skala kecil-menengah terus terjadi, dan adu argumentasi antara kaum republik dengan kaum yang menolak pemisahan tetap terjadi, meskipun di jejaring sosial.

Namun belakangan ini, mulai timbul persatuan, sebuah keinginan menikmati hidup yang normal, seperti orang biasa di negara-negara lain. Masyarakat yang sudah lelah berkonflik kini mulai membangun komunikasi, termasuk membentuk komunitas yang menembus tembok pemisah.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika acara jejepangan pertama di Irlandia Utara baru diselenggarakan untuk kali pertama pada tahun 2005.

Perbedaan Budaya

Irlandia Utara adalah wilayah dengan pengaruh ganda. Penduduknya menikmati hak sebagai warga Inggris, namun memperoleh pula kemudahan yang dimiliki oleh Irlandia.

Masyarakat Irlandia Utara menikmati televisi Inggris dan televisi Irlandia sekaligus. Mereka bisa menonton acara Japanorama yang dibawakan oleh Jonathan Ross di BBC Two dan bisa pula menyaksikan acara-acara impor (sayangnya tidak dari Jepang) di saluran RTE.

Tapi bagi industri televisi Inggris Raya, yang notabene salah satu yang paling maju di dunia, anime tidak masuk dalam hitungan mereka.

Jonathan Clements, pengarang buku Schoolgirl Milky Crisis: Adventures in the Anime and Manga Trade di Inggris, punya jawabannya.

“Anda boleh saja mencari anime di televisi umum di Inggris, namun paling beruntung Anda hanya bisa menemukannya di jam tengah malam Channel 4, atau penayangan sporadis di saluran Sci-Fi.”

Clements menitikberatkan faktor “niche” dari anime di Jepang yang membuatnya semakin sulit untuk masuk ke Inggris, apalagi dengan latar belakang budaya masing-masing negara yang jauh berbeda. “Death Note ditayangkan pada tengah malam di Jepang. Jika Death Note saja di Jepang tidak mainstream, apalagi di sini.”

Emily Man, pemilik sebuah toko buku khusus manga di London juga mengungkapkan hal serupa. Baginya, memasukkan anime ke Inggris memerlukan biaya yang sangat besar. Namun masalahnya lebih dari itu.

“Peraturan sensor di Inggris membuat anime demikian sulit masuk ke televisi. Sejarah dan selera budaya kita (dan Jepang) sangat berbeda. Orang Inggris memandang anime seakan-akan ia penuh dengan kekerasan, seksual, dan aneh, sehingga jaringan televisi tidak mau ambil risiko menayangkan anime.”

“Sindrom telur dan ayam pun dimulai. Supaya populer, televisi harus menayangkan anime. Namun mereka tidak mau bertaruh menayangkan sesuatu yang belum terbukti. Saat ini, cara yang paling realistis hanyalah mendapatkannya melalui DVD maupun internet.”

Acara Jejepangan: Bukannya Tidak Ada

Meskipun anime sangat sulit menjangkau mass audience di Inggris dan Irlandia, bahkan di Irlandia Utara, bukan berarti tidak ada acara jejepangan di Irlandia Utara.

Di London dan Manchester, acara jejepangan sudah diselenggarakan sejak tahun 90-an, namun acara pertama di wilayah Irlandia baru terlaksana pada tahun 2005.

Namanya adalah Tomo-Dachi. Acara ini kali pertama diselenggarakan tahun 2005, dilaksanakan oleh DAMA (Derry Anime & Manga Association) dan lembaga nonprofit Wakaratai, yang bertujuan menyebarkan kebudayaan Jepang di Irlandia Utara.

Belfast Telegraph mewawancarai seorang Colin Palin. Ketua dari DAMA pada tahun 2006, saat itu ia memiliki hampir tiga ribu lebih keping DVD, sebagian besar adalah film anime.

“Kakak saya penggemar film. Saya tidak memiliki ketertarikan apa-apa, sampai akhirnya saya mulai menonton Neon Genesis Evangelion. Benar-benar menarik, penuh makna mendalam, dengan robot berukuran besar.”

Palin melihat fenomena anime yang mulai berkembang di Irlandia Utara adalah awal. Berbeda dari fans musiman seperti fans The Matrix maupun hip-hop, ia berharap penggemar anime akan membentuk basis penggemar yang loyal, menggemari film karena kualitasnya, dan mampu berbagi kegemaran bersama.

Saat Tomo-Dachi kali pertama diselenggarakan, pengunjung terdaftarnya memang baru sekitar 100-an orang.

Namun beberapa tahun sejak Tomo-Dachi diselenggarakan di University of Ulster, Londonderry, kini sudah ada beberapa acara anime yang cukup besar, baik di Irlandia Utara maupun di Republik Irlandia.

Acara tahunan paling besar di Irlandia Utara kini adalah Q-con yang diselenggarakan di Queen’s University, Belfast. Di Republik Irlandia, kini ada Eirecon yang diselenggarakan tahunan di Dublin City University, Dublin.

Q-con di Irlandia Utara yang diselenggarakan setiap tahun dihadiri 2.200an peserta pada tahun 2011. Eirecon 2012 diikuti oleh 1900an pengunjung dari seluruh Irlandia.

Terus Menggeliat

Meskipun penuh keterbatasan dan dihambat dengan latar konflik berdarah, orang-orang di Irlandia Utara mencoba mengekspresikan kecintaan mereka akan anime dengan cara mereka sendiri.

Misalkan dalam segi biaya. Untuk mengikuti acara Eirecon dan Q-con, pengunjung harus membayar sekitar 10-20 euro agar dapat mengikuti acara.

Dari segi media, berbeda dengan Indonesia yang dimanjakan dengan penayangan anime di televisi, justru anime lebih mudah dinikmati melalui internet, DVD, dan belakangan ini mulai masuk via bioskop. Howl’s Moving Castle dan Ghost in the Shell menjadi judul yang menginspirasi banyak orang untuk mulai menggeluti dunia ini.

Meski demikian, masih sulit hingga hari ini, bahkan bagi penggemar anime di Irlandia sendiri untuk menerka seberapa besar komunitas maupun jumlah penggemar anime di Irlandia.

Tapi ada sebuah harapan, dengan semakin baiknya negeri dan semakin mudahnya anime diakses, menimbulkan harapan baru bagi mereka yang ingin mengekspresikan dirinya.

KAORI Newsline | Litbang KAORI