Spring 2017 Anime: Danmachi: Sword Oratoria

Sinopsis

Putri Pedang, Aiz Wallenstein. Sekali lagi, pendekar pedang terkuat berangkat menuju labirin raksasa yang dikenal sebagai “Dungeon” bersama dengan rekan-rekan seperjuangannya. Di lantai ke-50, di mana misteri dan ancaman berada sejauh mata memandang, Aiz menyeru kepada angin dan menantang kedalaman gelapnya Dungeon. Hingga pada akhirnya ia bertemu seorang bocah laki-laki. Di dalam labirin Kota Orario, dua kisah gadis dan laki-laki yang bertolak belakang itu bertemu.

Komentar

Sekuel dan spin-off selalu dibanding-bandingkan dengan seri sebelumnya. Sama halnya dengan anime ini yang dibandingkan dengan seri Danmachi. Seperti Danmachi, Sword Oratoria punya kualitas gambar dan atmosfir yang sama, hanya saja episode satu ini tidak memiliki elemen penting yang ada di episode satu Danmachi. Sederhananya, karakter.

Karakter di Sword Oratoria terlalu satu-dimensi. Kalau boleh blak-blakan, semua karakternya seakan hanya sekumpulan klise dan trope-trope populer. Karena terlalu banyak karakter dari awal mulai episode ini, alhasil tidak ada yang punya watak. Terlebih, dua karakter utama, Aiz dan Lefiya, seakan jadi terasa kurang penting dan jauh dari penonton. Bahkan, ketika ada satu kesempatan untuk membangun karakter tiga-dimensi, luput juga. Di adegan pertarungan misalnya, monolog Lefiya terkesan berlebihan dan tidak perlu, padahal ekspresi sudah cukup menyampaikan perasaannya. Bandingkan dengan episode pertama Danmachi, kita langsung tahu watak Bell, yang mendorongnya menjadi seorang petualang dan apa tujuannya. Episode pertama Sword Oratoria terlalu padat dan cepat kalau dibandingkan. Saya pesimis kalau spin-off ini bisa menyamai kualitas cerita Danmachi, tapi kita lihat saja kelanjutannya.

Fakta dan Data

Screenshot dan Video Trailer

KAORI Newsline | Oleh: Praksi Pradipta Mamukti