Ada saja tingkah dan kreativitas anak yang satu ini. Adalah Reza Sulaeman, bocah berumur 10 tahun ini membuat video berisi kumpulan jurus-jurus, atau jutsu dari Naruto, di mana jutsu-jutsu tersebut dipraktekkan oleh dirinya sendiri, dalam sebuah video berdurasi hampir 2 menit, lengkap dengan efek-efek khusus yang dibuatnya sendiri.
Intip videonya berikut ini:
https://www.youtube.com/watch?v=b5zJ-mPqWXE
Menanggapi video ini, sang ibu dari bocah tersebut, Dina Sulaeman sempat memberikan wejangan mengenai metode pendidikan yang diberikan kepada anaknya, hingga sang anak mampu membuat video seperti ini sendirian:
“Karya Reza
Video ini dibuat anak saya Reza (sebentar lagi 11 tahun), dia belajar sendiri, otodidak.
Saya ingin sharing sedikit soal model pendidikan yang saya terapkan (ini hasil belajar juga dari para suhu dan para praktisi homeschooling, bukan ‘penemuan’ saya sendiri).
Reza tidak sekolah formal. Di rumah, kerjaannya baca buku, tapi bukan buku pelajaran. Saya sudah belikan setumpuk buku pelajaran untuknya, tapi dia ga minat, atau paling baca 10 menit, lalu mengkritisi kalimat-kalimat yang menurutnya “Ini kayaknya penulisnya salah, Ma!” *gubrax.
Untungnya banyak buku-buku komik buatan komikus Korea yang menjelaskan sains, sejarah, dll. Untuk sejarah Indonesia, ada komik serial Bagas yang sangat disukai Reza. Lalu, sekitar 10-15 menit mengerjakan tugas-tugas di ixl.com dan raz-kids.com. Sisanya, ya ngutak-atik After Effect (hasilnya terlihat di video ini). Oiya, kegiatan wajib tentu ada ya, misalnya ngaji, les pelajaran sekolah ke ibu guru deket rumah, bantu-bantu urusan domestik, dan piknik #eh Piknik tidak harus jauh, jalan-jalan ke taman kota pun sudah serasa piknik. Bulan lalu, ada rizki untuk piknik ke Jogja, dalam rangka proyek nulis-nya Reza (dia pingin jadi penulis buku juga kayak kakaknya).
Kata seorang guru parenting “Pendidikan Berbasis Fitrah”, yaitu ust Harry Santosa (ada di fesbuk), pendidikan yang mengoptimalkan fitrah anak (termasuk fitrah bakat) akan mendorong anak untuk bisa ‘mandiri’ di usia baligh. Banyak dari kita memandang bahwa mandiri itu setelah lulus kuliah, ada rentang cukup jauh antara usia baligh dengan usia mandiri.
Caranya, kita perlu mendeteksi sejak dini, apa sih minat dan bakat anak kita. Kenalkan dengan berbagai aktivitas, skill, profesi.
Ada konsep 4E dalam proses menemukan bakat anak, yaitu “Enjoy – Easy – Excellent – Earn”. Jadi, ortu mendukung dan memfasilitasi berbagai aktivitas anak, sampai mereka menemukan ada aktivitas tertentu yang mereka senang, mudah, dan mahir dalam melakukannya, serta mampu menghasilkan uang dari aktivitas itu. Dengan konsep seperti ini, tak heran bila kita temukan anak-anak di usia sangat muda sudah mampu berbisnis sendiri, atau berkarya yang memberi penghasilan.
Untuk Reza, saya dulu pontang-panting nganterin dia les ini-itu, termasuk menggambar, belajar bikin gerabah dan membatik, atau ikut kegiatan-kegiatan kreatif. Kadang ya ‘rugi’ juga, sudah bayar mahal, eh di tengah jalan mogok karena ga minat. Tapi proses menelusuri minat dan bakat memang perlu “investasi”. Kalau Reza sekolah formal juga kan tetap saja perlu uang banyak.
Nah kalau sudah kelihatan 3E-nya (enjoy, easy, excellent), perlu ditingkatkan lagi skillnya dengan cara magang, supaya bisa masuk ke tahap ‘earn’. Yang berbakat masak, bisa magang di restoran; yang berbakat fotografi magang di fotografer senior. Dulu Kirana magang di perusahaan film dokumenter (WatchDoc). Sementara Reza, belum ketemu, perusahaan film animasi mana yang bisa menerimanya. Barangkali dengan saya upload karyanya ini, ‘semesta mendukung’ (kami ketemu dengan orang yang tepat) 
🙂
Sekian sekilas sharing 🙂
*yg muncul di bagian akhir video, sepupunya Reza, Fadhli :)”
Naruto adalah judul dari sebuah komik karya Masashi Kishimoto. Komik ini pertamakali diterbitkan di Jepang melalui Weekly Shōnen Jump pada tahun 1999. Ditulis berdasarkan cerita pilot berjudul sama yang ditulis oleh Kishimoto pada tahun 1997 melalui majalah Akamaru Jump, komik ini bercerita mengenai petualangan Naruto Uzumaki seorang Ninja yang bercita-cita menjadi pemimpin di negaranya dan meraih sambutan yang luas dan kesuksesan bahkan di luar Jepang. Kesuksesan serialnya telah diangkat ke dalam serial Anime sejak tahun 2002, berbagai judul video game yang merupakan produk turunan dari serial ini juga dirilis untuk berbagai platform.
KAORI Newsline | Courtesy of Dina Sulaeman
