Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, film anime Chuunibyou demo Koi ga Shitai – Take on Me, akan diputar di Indonesia pada tanggal 23 Mei 2018 mendatang. Di tanah air, film ini dirilis oleh Purple Plan, bekerjasama dengan PT. Athali Sukses Makmur/Feat Pictures, dengan judul “Love, Chunibyo & Other Delusions – Take on Me –“.
Kini melalui akun Facebooknya, pihak Feat Pictures mengumumkan bahwa film ini akan diputar di Indonesia, melalui jaringan bioskop CGV Cinemas Indonesia, Cinemaxx Theater, dan Flix Cinema. Pihak CGV Cinemas Indonesia dan Cinemaxx Theater telah mengonfirmasikan akan turut memutar film ini. Meskipun begitu, masih belum ada konfirmasi lebih lanjut dari pihak Flix Cinema.
Di Jepang, film anime ini telah diputar di bioskop pada awal Januari 2018. Film yang diproduksi oleh studio Kyoto Animation ini hadir dengan cerita baru yang menyambung kisah dari serial animenya yang tayang sebanyak 2 musim pada 2012 dan 2014 lalu.
Para seiyuu tersebut adalah Maaya Uchida sebagai Rikka Takahashi, Sumire Uesaka sebagai Sanae Dekomori, Jun Fukiyama sebagai Yuuta Togashi, Chinatsu Akasaki sebagai Shinka Nibutani, Azumi Asakura sebagai Kumin, Soichiro Hoshi sebagai Makoto Isshiko, dan Kukuko Inoue sebagai Nanase Tsukumo.
Chuunibyou demo Koi ga Shitai! adalah seri novel ringan karya Torako yang berkisah tentang lelaki SMA bernama Yuuta Togashi yang berjuang untuk “sembuh” dari chuunibyou (secara harfiah berarti “sindrom” khayalan kelas 2 SMP), di mana dia “percaya” memilki kemampuan supranatural dengan julukan “Dark Flame Master”. Alih-alih menjalani kehidupan SMA-nya dengan normal, Yuuta malah bertemu cewek sesama chunibyou bernama Rikka Takahashi. Hal ini memicu ingatan memalukan Yuuta ketika ia masih menjadi seorang chuuni . Rikka yang mengetahui masa lalunya kemudian menaruh perhatian kepadanya. Seiring berjalannya cerita, Yuuta membantu Rikka untuk sembuh dari “sindrom” chuuni-nya dan hubungan mereka pun semakin dekat.
Tonton trailer film Chuunibyou demo Koi ga Shitai! – Take on Me – di bawah ini:
KAORI Newsline
Saya terkadang heran, kualitas sub bioskop (yang tentunya dibayar) terkadang jauh lebih rendah daripada kualitas fansub yang notabene mereka tak dibayar, kenapa oh kenapa? sedih rasanya
Kualitas disini mengacu keakuratan terjemahan ke bahasa asalnya bukan dari terjemahan inggrisnya, kadang kalo mentah2 diterjemahkan dari inggris ke indonesia, konteks katanya (kata jepunnya) jauh bergeser dari makna asal yg seharusnya.
Lalu keluwesan katanya, kadang terjemahan bioskop pemilihan kata2nya terkesan kaku dan formal sehingga tidak sesuai dengan suasana anime yang umumnya berlatar santai.
Semoga para tim penerjemah bioskop bisa meningkatkan lagi kualitas sub nya agar tidak kalah dengan para penerjemah sukarelawan.