Untuk pertamakalinya game lokal Indonesia, DreadOut yang telah sukses di pasar internasional besutan Digital Happiness akan diangkat ke layar lebar, diproduksi oleh rumah produksi Indonesia goodhouse.id bekerjasama dengan major big studios dari dalam dan luar negeri untuk dipasarkan ke seluruh dunia, dengan sutradara Kimo Stamboel dari Mo Brothers.
Perkembangan industri kreatif terus meningkat setiap tahun di Indonesia. Peningkatan ini dapat dilihat dari laporan data Badan Pusat Statistik bahwa pada tahun 2015, Pendapatan Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif di Indonesia berada di angka 852 Triliun rupiah, kemudian di tahun 2016 menjadi 922,6 Triliun rupiah (sumber data: Badan Ekonomi Kreatif). Salah satu sub-sektor industri kreatif yang saat ini tengah menggeliat antara lain adalah industri game dan film. Hal ini dapat dilihat dari bermunculannya karya anak bangsa dalam industri game maupun film yang berhasil meraih sukses di pasar lokal sekaligus mampu menembus pasar internasional.
Pada tanggal 14 Juli 2018 ini, dalam salah satu acara pameran game terbesar di Indonesia; Game Prime yang diselenggarakan oleh Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) di Balai Kartini, diumumkan bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah industri kreatif Indonesia sebuah game asli buatan developer lokal Digital Happiness, DreadOut akan diangkat ke layar lebar. Digital Happpiness, selaku pemilik Kekayaan Intelektual/Intelectual Property (IP), DreadOut mempercayakan rumah produksi lokal goodhouse.id untuk memproduksi film DreadOut yang diproduseri oleh Kimo Stamboel, Wida Handoyo dan Edwin Nazir. Selain sebagai produser, Kimo Stamboel juga berperan sebagai penulis skenario sekaligus menyutradarai film ini.
Kepala BEKRAF, Triawan Munaf menyatakan dukungannya terhadap proyek ini dengan mengatakan, “Saya sangat gembira dan mendukung adanya kerjasama yang terjalin antara Digital Happiness dan GoodHouse.id, karena kolaborasi mereka ini akan menjadi tonggak sejarah dalam industri kreatif Indonesia, di mana untuk pertama kalinya industri game dan film bersatu. Diharapkan kolaborasi mereka dapat memberikan contoh bagi para pelaku industri kreatif di Indonesia untuk semakin kreatif bekerjasama antar sub-sektor, sehingga peningkatan PDB ekonomi kreatif di Indonesia semakin cepat pertumbuhannya.”
GoodHouse.id sendiri adalah sebuah rumah produksi yang didirikan pada tahun 2017 oleh Kimo Stamboel, Wida Handoyo, dan Edwin Nazir. Dengan pengalaman mereka masing-masing di industri film, kini mereka bertiga untuk pertama kalinya berkolaborasi untuk memproduksi film DreadOut.
DreadOut merupakan game bergenre survival horror buatan Digital Happiness, sebuah perusahaan pengembang game yang berdomisili di Bandung, Jawa Barat. Game ini tidak hanya sukses di Indonesia, tapi juga negara lainnya seperti Jepang, Amerika, Australia, Malaysia, Singapura, dan masih banyak negara lainnya.
Menariknya, game DreadOut merupakan game lokal pertama yang sukses di platform international crowdfunding. Bahkan youtuber terkenal PewDiePie juga merupakan salah satu supporter dan backer aktif DreadOut kala itu. PewDiePie sendiri memiliki subscriber lebih dari 64 juta orang di seluruh dunia.

Rachmad Imron yang bertindak sebagai founder dari Digital Happiness menyatakan “Saya tertarik bekerjasama dengan GoodHouse.ID untuk mengadaptasi DreadOut menjadi sebuah film dikarenakan kesamaan visi antara GoodHouse.ID dengan Digital Happiness. DreadOut sengaja dirintis sebagai salah satu bisnis berdasarkan Kekayaan Intelektual/Intelectual Property (IP), yan g nantinya akan dikembangkan menjadi sebuah entertainment franchise dalam berbagai format salah satunya melalui media film layar lebar. Apalagi film ini akan disutradarai oleh Kimo Stamboel dari Mo Brothers. Saya dan partner saya Dito sudah banyak menyutradarai beberapa film yang sudah masuk ke kancah industri film internasional, seperti Rumah Dara, Headshot dan Killers.“
Kimo Stamboel, sutradara dan penulis skenario yang sekaligus menjadi produser film ini mengungkapkan alasan ketertarikannya untuk menyutradarai film DreadOut, “Ketika pertama kali saya mencoba memainkan game ini, seketika itu juga saya mengetahui bahwa game ini memiliki potensi yang sangat besar untuk diangkat ke layar lebar. Sebagai penggemar film horror, saya melihat banyak sekali ruang untuk saya mengeksplos dan mengembangkan genre ini lebih jauh. Apalagi cara mengalahkan hantu dengan menggunakan gadget HP sangat keren sekaligus menjadikan konsep ceritanya sangat related to the audience masa kini”.
Salah satu keunikan dari game ini adalah diangkatnya hantu-hantu lokal Indonesia, seperti pocong, kuntilanak, tuyul, sundel bolong, sampai dengan babi ngepet. Karena itu keseraman dan kengerian game ini sangat terasa kuat sekaligus menegangkan sekali. Selain itu, dalam game ini juga diangkat kisah petualangan anak SMA bernama Linda bersama teman-temannya, menyelamatkan diri dari serangan para hantu tersebut.
Wida Handoyo yang bertindak sebagai salah satu produser film ini mengatakan, “Suatu kebanggaan bagi say berkolaborasi dengan Kimo Stamboel dan Edwin Nazir di bawah bendera GoodHouse ID dipercaya oleh Digital Happiness untuk turut menjadi bagian pengembangan IP DreatOut, dengan memproduksi filmnya untuk diangkat ke layar lebar”.
“Kami dari GoodHouse ID mempersiapkan film ini dengan sangat serius. Pengembangan naskahnya sendiri memakan waktu hampir 4 tahun, ditambah fase pra-produksi 6 bulan untuk memastikan bahwa semua sudah siap dan sempurna sebelum masuk ke fase produksi. Melihat besarnya komunitas penggemar film horror ditambah komunitas gamers di Indonesia, kami sangat optimis bahwa proyek film DreadOut memiliki potensi yang sangat besar untuk sukses di pasaran. Demi menjaga kualitas brand dari IP DreadOut, GoodHouse ID telah menyiapkan dana yang cukup besar untuk memproduksi film ini dengan bekerjasama, dengan studio besar dari dalam dan luar negeri”, ungkapnya.
Edwin Nazir menambahkan, “Selama ini kita bisa melihat telah banyak film-film adaptasi dari game yang diproduksi studio besar di Amerika maupun Jepang, sukses di pasar internasional, contohnya: Resident Evil, Silen Hill, Tomb Raider, Rampage, Angry Bird dan lainnya. Inilah saatnya sineas Indonesia berkarya menciptakan sebuah film yang diadaptasi dari salah satu game terbaik bertaraf internasional buatan anak bangsa”.
Jika tidak ada halangan, maka adaptasi film layar lebar dari game DreadOut akan dirilis di bioskop pada tahun 2019 mendatang.
KAORI Newsline | Informasi yang disampaikan berasal dari pihak pemberi siaran pers dan tidak merepresentasikan kebijakan editorial KAORI.