Saya mungkin jarang sekali membuka web semacam (kalau boleh sebut merek) 4chan, Sankaku Complex, maupun sejenisnya. Ah, tanpa membuka itu pun, saya sudah cukup bosan setiap hari melihat berbagai macam komentar saat saya mengakses web seperti Kompas atau Detik. Bosan, melihat manusia yang menggunakan internet itu tidak memiliki etika saat berkomentar.
Mungkin para pengguna internet lupa, ada yang disebut dengan netiket. Etika berinternet. Meskipun ia hanya membahas mengenai etika saat mengirim pesan dalam milis dan e-mail, praktiknya hal ini juga (se)harus(nya) bisa diterapkan dalam dunia internet modern ini, baik melalui forum, blog, jejaring sosial seperti Facebook, maupun microblogging seperti Twitter dan Plurk.
Sering kita lihat, di FB orang menulis status "Anjing loe!". Selain status bernada menghina ini, komentar yang nadanya "nyeletuk gak jelas" pun juga sering. Atau, komentar bernada menghasut (troll). Hasutan ini membuat orang yang membaca pun tertarik untuk berkomentar. Tapi, bukan berkomentar yang cerdas, namun sekedar berbalas hasutan dan sindiran.D
Dalam ranah yang lebih tinggi, seperti saat Pemilu 2009, sering juga kita saksikan bagaimana calon presiden SBY saling berbalas sindiran dengan calon presiden Megawati dan JK. Sindir yang saya sendiri juga sempat lakukan melalui Facebook dengan salah seorang mantan kolega di ruang #cimb-kaori.
Komentar "tl;dr" dalam beberapa hal, mungkin tepat jika menulis artikel tanpa kesimpulan yang jelas. Tetapi, sayangnya ketika sebuah artikel panjang (yang memang sifatnya menjelaskan secara runut dan detail) itu dijawab dengan komentar "tl;dr"? Sang penulis dengan senang hati berkomentar "tl;dr". Saya pun dengan senang hati (juga) akan menekan tombol "delete" dari panel halaman komentar di WordPress. Ketika sang penulis komentar bertanya "apa sih definisi dari xyzxyz" (yang seharusnya dia sudah tahu, dan mencari tahu sendiri sebelum berkomentar), maka saya pun dengan senang hati akan menghapusnya. Paling tidak, muat saja di halaman, tapi tidak usah diindahkan. Simpel, kan!
Berapa banyak di antara kita, yang mau memperbaiki etika berkomentarnya? Sehingga, komentar itu enak dibaca dan ditanggapi? Apakah komentar yang dibuat sudah cukup berisi dan tidak asal bunyi? Apakah komentar ditulis dengan cara yang tepat (tanpa huruf kapital di sepanjang kalimat, dengan bahasa yang sopan, dll)? Apakah isi komentar tidak provokatif dan memancing perdebatan yang tidak sehat?
Ya. Semoga semua komentar di KAORI forum dan Newsline dilakukan dengan cerdas. Tidak seperti weaboo di luar sana. (dan alhamdulillah, sejauh ini komentar di forum dan Newsline dimoderasi dengan ketat, meminimalisasi peluang munculnya komentar yang tidak cerdas dan tidak berisi).
Oleh Shin Muhammad
Troll emang udah jadi tradisi di situs luar. Saya juga mulai bosan membacanya,lebih baik mencari berita daripada membaca yang nggak2 dari sana..
Dan 1 lagi,sepertinya ada koreksi ketikan di paragraf ketiga,kalimat terakhir. Tolong diperbaiki jika bisa.
kalau menurut saya tergantung dari pihak membaca sebenarnya tidak wajib kita melihat sebuah artikel isinya memihak
Artikel di buat memihak karena mencari dukungan dari pihak 3 atau para pembacanya yah kalau mau di bandingankan dengan pemberitaan ato info di luaran negeri sana lihat di indonesia juga kalau bisa bandingkan dengan berita luar dan anda akan tahu bedanya @,..,@ bukan menjelekkan tapi kita lihat dari sebuah fakta bagaimana sebuah Info atau berita di manipulasi pada jaman ini
ada (apa ya namanya pepatah… quote…)
“Troll is art”
yaaahh… cerdas cerdas aja nanggapainnya
aku pernah kena cyber bully sama temen2 kampus dengan bahasa sindiran yg bener-bener bikin sakit hati.
yah pemicu na sie aku sendiri karena bahasa kritikan ku yg “Terlalu Sombong”.
padahal juga cuma bilang “Forum na koq jelek gini sie?”
dan bisa menjadi cyber bully dengan lebih dari 30 komentar.
hendaknya menanggapi sesuatu itu memang dengan cara yang baik dan dewasa…. 🙂
masalah komentar di internet tergantung pada bagaimana pembaca menyikapinya, pembaca yang baik tentunya tidak akan mudah terpancing (troll’d) oleh komentar orang lain, sementara pembaca yang bijak tentunya akan memberi makan troll tersebut (feed the troll) untuk melihat reaksi dari orang yang menulisnya.
saya katakan lebih baik menikmati apa yang ada, karena komentar-komentar tersebut hanya ada di internet dan bukan di dunia nyata, sehingga apa yang terjadi disana tidak perlu dipikirkan terlalu mendalam.
troll for the lulz, adalah slogan yang harus selalu kita ingat