Akhirnya, hari yang dinanti pun telah tiba! Turnamen e-sports Free Fire Master League (FFML) Season 7 Season 7 memasuki babak puncak Grand Final. Berlokasi di Cendrawasih Hall JCC Senayan – Jakarta pada hari Minggu tanggal 16 April 2023, animo penonton yang menghadiri arena “FFML Stadium” melebihi kapasitas yang disediakan venue. Bahkan staf KAORI yang menjadi media partner dari Free Fire Master League Season 7 saja dibuat takjub, di mana para penonton yang hadir di JCC Senayan diisi oleh 80% penikmat esports Free Fire (terutama suporter dari tim peserta) dan 20% adalah wota JKT48 yang menonton acara grand final yang digelar secara gratis.

Di luar venue juga ada stand dari tim esports dan Community Area yang disediakan Garena. Di dekat pintu masuk menuju venue penonton juga disambut oleh banner sejarah pemenang Free Fire Master League dari season pertama sampai yang ketujuh sekaligus memanjang trofi dari Free Fire Master League Season 7.

Di babak Grand Final ini ada 12 tim yang akan bertanding untuk memperebutkan gelar juara Free Fire Master League Season 7, sekaligus mencari 4 wakil Indonesia di ajang Free Fire Sea Invitational (FFSI) 2023 yang akan digelar pada bulan Mei nanti. Dua belas tim tersebut adalah Bigetron Delta, Echo Esports, EVOS Divine, First Raiders Eclipse, First Raiders Storm, G.Arsy Aphrodite, Genesis Dogma, MPO Esports, Morph Esports, ONIC Olympus, RRQ Kazu, dan SES.Alfaink.
Round 1: Echo Esports’ Amazing Start

Round pertama di Bermuda menjadi sebuah awal yang menegangkan, di mana EVOS Divine yang ingin menjadi yang terbaik, tidak hanya di regular season tapi di final, mencoba tampil menekan dari early game. Akan tetapi, harapan tersebut harus sirna di awal dan berada di posisi #11 lebih cepat karena yang awalnya seluruh squad EVOS Divine yang ingin menabrak seluruh squad Echo Esports malah ditabrak balik tanpa berlama-lama. Untuk babak kali ini menjadi milik Echo Esports yang berhasil menghabisi squad tim-tim unggulan EVOS Divine, ONIC Olympus, SES Alfaink dan G-Arsy Aphrodite melalui peran serangan dari ECHO DUTZZ sekaligus mengantongi eliminasi di round kali ini sebanyak 11 kill.
Round 2: From #6 To Booyah!

Round kedua di Purgatory dimulai dengan early fight antara FR Storm melawan SES Alfaink. Jual beli serangan cepat terjadi antara dua tim akhirnya dimenangkan oleh SES Alfaink, walaupun mereka harus merelakan satu anggotanya yang dibuat jatuh oleh seorang FR Uwayy. Sang top predator dari tim SES, SES Reyyy yang bisa membuntuti seluruh squad FR Storm yang sedang sibuk menyerang player SES akhirnya berhasil menyelamatkan keadaan, sekaligus membawa FR Storm ke posisi too soon. Tapi, kemenangan di map kali ini akhirnya dipegang oleh Genesis Dogma yang berhasil mengambil moment dan melakukan kill ke squad SES Alfaink, EVOS Divine dan G-Arsy melalui serangan dari GD KikyyySF dan DelssSF.
Round 3: Serangan Balik FR Storm
Masuk ke map Alpine di round ketiga, sebuah moment blunder nan apes terjadi. ONIC Olympus yang awalnya menabrak squad Morph Team malah terbalik menjadi yang ditabrak oleh ketiga pemain Morph Team seperti Kojaa, Suzana dan AmBot, sehingga ONIC Olympus berada di posisi too soon di menit keempat. Tetapi, map kali ini harus dimiliki oleh First Raiders Storm yang berhasil menyerang EVOS Divine ke posisi #9 dan kemudian mengambil moment dari sibuknya RRQ di zona terakhir.
Jeda Waktu Yang Diisi Oleh Fun Match Ramadan dan Penampilan JKT48

Sebelum memasuki round keempat, babak grand final diisi dahulu oleh fun match satu round yang diisi oleh KOL, pro player, dan komunitas sebagai jeda pertandingan dari grand final yang mulai memanas. Untuk fun match Ramadan dimenangkan oleh tim Cendol yang diperkuat oleh ONIC TAYOO dari ONIC Olympus.

Setelah fun match, seluruh venue JCC dibuat ramai oleh penonton yang sudah tidak sabar menyalakan lightstick karena JKT48 akhirnya perform yang dimulai dari lagu “Aitakatta!“. Setelah menyanyikan lagu Aitakatta! dilanjutkan dengan lagu Kimi no Koto Ga Suki Dakara, dan Baby Baby Baby. Seluruh member JKT48 mulai memperkenalkan diri penampilan mereka dilanjutkan dengan lagu First Rabbit, Honest Man, Koisuru Fortune Cookie dan tidak lupa lagu “anthem” dari kollab Free Fire x JKT48 yaitu Feel The Fire. Penampilan mereka ditutup dengan lagu Heavy Rotation. Sebelum turun panggung, dua member JKT48 yaitu Shani dan Freya membagikan kaos Free Fire yang sudah ditandatangani oleh mereka untuk kedua penonton yang beruntung dengan menjawab kuis yang diberikan oleh MC.
Round 4: Duel Kakak Adik Berujung Petaka
Round 5: Morph Is Back!

Untuk round kelima yang kembali dimainkan di map Bermuda, kali ini MPO Esports yang digadang-gadang sebagai dark horse di Grand Final ini malah harus dibuat mundur lebih awal lewat serangan gila dari seorang MORPH MaaL. Squad G-Arsy Aphrodite dan SES Alfaink harus dibuat mundur selanjutnya karena adanya serangan dari squad EVOS Divine yang tidak ingin menjadi yang terbelakang di grand final ini. Namun, round ini dimenangkan oleh Morph Team setelah membabat habis squad First Raiders Eclipse dan kemudian menyerang seluruh squad Genesis Dogma dengan mengambil momen dengan menyerang ke squad RRQ.
Round 6: Alpine Milik FR Storm Lagi!
Menutup Grand Final FFML Season 7, semua peserta harus kembali ke map Alpine yang bukan menjadi map favorit beberapa tim karena medan tempur yang sangatlah sulit ketimbang map lainnya. Hal ini terlihat dari sebagian tim yang cenderung bermain aman pada fase early game dengan bermain di area pinggir zona.

Moment hasta la vista terjadi di menit 3:30, di mana squad RRQ dipermalukan oleh ONIC Olympus, di mana RRQ abayy yang awalnya melakukan open fire malah diserang balik oleh para pemain ONIC sehingga membuat RRQ berada di posisi too soon. SES Alfaink yang diprediksi menjadi juara FFML Season 7 harus jatuh ke posisi #6 karena mereka sudah dijepit oleh squad kakak beradik First Raiders Storm dan Eclipse. Setelah rentetan eliminasi tim yang terjadi begitu cepat di zona terakhir (salah satunya FR Uwayyy dari tim FR Storm yang berhasil memulangkan sisa skuad Bigetron yang terjepit di gubuk dengan granat), pertandingan di zona akhir menjadi duel yang mempertemukan kembali tim kakak beradik First Raiders Storm dan Eclipse. Serangan seorang FR SCOOPERz membuat tim FR Storm menjadi pemenang di round penutup di grand final ini.
Menutup Grand Final FFML Season 7 Dengan Sebuah Kultum Dari Habib Ja’far

Sebelum ke pengumuman juara Grand Final Free Fire Master League Season 7 dan menjelang buka puasa, pihak Garena mendatangkan Habib Ja’far yang menjadi brand ambassador dalam campaign Free Fire Booyah! Ramadan di tahun ini, untuk mengisi kultum sekaligus berbincang dengan para penonton dan influencer yang hadir di grand final ini.
Sambut Juara Baru, Genesis Dogma SF
Setelah melewati 6 ronde pertandingan yang berjalan sangat ketat dalam 1 hari, akhirnya tim Genesis Dogma SF resmi dinobatkan sebagai juara Free Fire Master League Season 7 dengan memperoleh total poin sebanyak 72 poin dengan 32 eliminasi. Selain jadi juara, Genesis Dogma SF juga sekaligus menjadi wakil Indonesia bersama First Raiders Eclipse (#2), Morph Team (#3) dan G-Arsy Aphrodite (#4) ke ajang turnamen Free Fire SEA Invitational (FFSI) 2023 di Thailand pada bulan Mei 2023 nanti.
Sebagai informasi, Genesis Dogma SF merupakan tim komunitas asal Manado yang diperkuat bukan oleh pro player seperti di tim esports pada umumnya. Mereka menjadi tim baru yang bisa menyicipi regular season dengan berjuang mengikuti babak online qualifier Free Fire Master League Season 7 bersama dengan 3 tim pendatang baru lainnya, yaitu Dewa United, OPI Griffin, dan Kagendra.
Sedangkan untuk best predator di grand final FFML Season 7 dimenangkan oleh tiga pemain dari tiga tim yang berbeda karena sama-sama mendapatkan total eliminasi sebanyak 113 kill. Ketiga pemain tersebut adalah SES REYYY, RRQ.abayy dan ECHO DUTZZ. Mereka yang mendapatkan best predator tersebut mendapatkan hadiah uang sebesar Rp 10 juta.
Selamat buat Genesis Dogma SF sebagai juara Free Fire Master League Season 7 dan selamat berjuang bersama ketiga tim lainnya di Free Fire SEA Invitational 2023 di Thailand Bulan Mei mendatang!
KAORI Newsline | Teks oleh Aldin | Foto oleh Aldin, Dwi Oktavia, dan Tanto