Pada pertengahan tahun 2024 ini Japan Foundation kembali menggelar Japanese Film Festival Online 2024 atau JFF Online 2024. Event festival film ini diselenggarakan secara daring dengan menayangkan 23 film dan 2 serial TV dari Jepang, dan dapat diakses di 27 negara termasuk Indonesia dari tanggal 5 Juni 2024 hingga 3 Juli 2024.
Selain diadakan secara daring, Japan Foundation juga mengadakan JFF Fringe Event di beberapa kota di Indonesia berupa kegiatan nonton bareng yang disertai sesi diskusi mengenai film-film yang ditayangkan. Pada kesempatan kali ini tim KAORI di Makassar mendatangi salah satu kegiatan Finge Event JFF Online 2024 yang menayangkan film “Save My Broken Mariko (2022)” yang diadakan pada 13 Juni 2024 bertempat di Aula Prof. Mattulada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin.
Kegiatan nobar ini diselenggarakan oleh Kinotika bekerjasama dengan UKM Liga Film Mahasiswa UNHAS dan dirangkaikan dengan kegiatan sesi diskusi film yang dibawakan oleh Psikolog Nur Hafidzah Tanawali, M.Psi. sebagai pemateri dan dipandu oleh Kemal Putra sebagai moderator.
Saving My Broken Mariko bercerita tentang seorang wanita bernama Tomoyo yang berusaha untuk membebaskan jiwa sahabatnya yang telah dirusak oleh orang-orang terdekatnya. Film ini bergenre drama berdurasi sekitar 85 menit dan diperankan oleh Mei Nagano, Nao Honda, dan masih banyak lagi.
Dalam diskusinya, Hafidzah Tanawali menjelaskan tentang refleksi dari film “Saving My Broken Mariko” serta pentingnya kesehatan mental bisa saja berdampak buruk serta menjadi pemicu perilaku toxiic dari korbannya, dan pentingnya orang-orang terdekat atau keluarga yang menjadi penolong dari orang-orang yang mengalami kesehatan mental. Selain itu ia juga menerangkan tentang bagaimana seharusnya kita berinteraksi dengan orang-orang yang mengalami hal tersebut dengan cara mendampingi, mengajak berinteraksi serta melakukan pertolongan awal sebelum melakukan penindak lanjutan oleh psikolog. Selain sesi diskusi, dalam kesempatan ini juga diadakan sesi tanya jawab seputar kesehatan mental oleh para peserta.

Hafidzah Tanawali juga berpesan agar selalu memperhatikan tanda-tanda dari orang-orang yang mengalami kekerasan atau gangguan yang semestinya membutuhkan pertolongan. “Yang saya highlight adalah tindakan menyakiti diri itu bukan tindakan yang impulsif, itu ada pola yang berulang yang perlu diperhatikan sinyal-sinyalnya atau kode-kodenya sama orang-orang terdekat sehingga mencegah dirinya untuk mengakhiri hidup”.
Film “Saving My Broken Mariko” menjadi refleksi diri dan menyadarkan tentang bagaimana seharusnya agar peduli tentang kesehatan mental dan kekerasan yang seharusnya harus dientaskan, agar tidak lagi memakan korban seperti yang sudah pernah terjadi.
Selain film “Saving My Broken Mariko”, masih banyak lagi film dan Serial TV yang dapat disaksikan pada JFF Online 2024 kali ini secara gratis melalui tautan ini.
KAORI Newsline | Oleh Sajidna
Apa yang menjadi tujuan utama Japan Foundation dalam menyelenggarakan Japanese Film Festival Online 2024 (JFF Online 2024)?