Salah satu pengostum (cosplayer) yang datang ke Comic Market (Comiket) 83 lalu, Kaeki dan Cathy, berbagi sejumlah kebiasaan-kebiasaan baik yang bisa ditiru oleh pihak yang berpartisipasi dalam acara jejepangan di Indonesia. Salah satunya adalah tradisi meminta izin, saling toleransi, dan bersikap baik, baik antara pengunjung dengan pengostum yang berbusana.
“Kebiasaan disini adalah untuk bilang 「おねがいします」 (Onegaishimasu , Tolong, mungkin lebih untuk permisi di sini) dengan suara yg cukup keras asal cosplayer yg dituju dapat mendengar” tulis Kaeki dalam catatan yang ia terbitkan di akun Facebook miliknya yang dirilis 2 Januari lalu.
Dalam tulisannya, Kaeki juga mencontohkan kebiasaan-kebiasaan lain seperti sabar mengantri menunggu sang pengostum, menghargai sang pengostum bila menolak difoto, dan usaha maksimal sang pengostum meskipun pengunjung yang mengambil gambar hanya menggunakan kamera ponsel. “Saat kita meminta beberapa cosplayer untuk difoto, mereka tetap akan berpose dengan serius walaupun hanya untuk kamera handphone. Tidak masalah kamera apa yang dipakai, mereka akan tetap berpose dengan baik.”
Hal lain yang menarik disoroti Kaeki adalah tenggang rasa antara pengostum yang sama-sama memerankan sebuah karakter. Daripada mendebatkan kualitas dandanan masing-masing, lebih baik menikmati acara bersama dan saling berbagi kecintaan akan karakter yang diperankan.
Menutup catatannya, Kaeki memberikan gambaran suasana Comiket 83. Menarik dilihat, tertibnya pengunjung saat mulai mengantri masuk arena, sampah yang tidak berserakan, sampai biaya masuk yang menurutnya membedakan kualitas baik pengostum dan pengunjung yang datang.
“Semua event cosplay di Jepang memiliki HTM (untuk Tonacosu 2000 yen bagi cosplayer & 3000 yen bagi pengunjung biasa) (240 ribu, 360 ribu rupiah). Kami tidak yakin kenapa tetapi sepertinya untuk mengontrol jumlah fotografer yang datang dengan maksud tidak baik/mengganggu para cosplayer. (Karena kami melihat banyak yg memfoto hanya bagian bawah rok di Comiket, mungkin karena Comiket tidak ada HTM)”
KAORI Nusantara | Newsline
Yah kalo semua orang bisa begitu, gak akan pernah ada korupsi bang.
Seandainya semua orang bisa saling tenggang rasa dan mendahulukan kepentingan sesama dan bersama, diatas ego pribadi, yakin dah bangsa bisa maju!