Membangkitkan Harapan 38: Gulat, PV, dan Segar Merangsang

0

100_8610

Dua buah motor Vario ber-striping pink itu sampai di sebuah rumah di kawasan Sukajadi. Sekilas saya terkejut karena tidak cuma Kincen saja yang punya Vario ber-striping pink. Setelah sekian lama, akhirnya saya bisa menumpang motor Kincen dengan nyaman tanpa lompatan mengejutkan karena suspensinya sudah diganti, setelah sekian lama rusak.

Malam di hari pertama kemunculan KAORI di Hobby Fest Bandung, saya berkesempatan menginap di rumah bang uhuru. Bandung malam itu cukup dingin, namun dingnnya malam tidak menghalangi teman-teman Daop 2 untuk melawak sembari bercerita mengenai apa saja yang sudah terjadi.

Pertama, ada beberapa perbedaan menarik yang terjadi di acara hobi dengan acara jejepangan biasa. Saya sendiri cukup heran ketika melihat Hobby Fest Jakarta yang cosplay dan peminat jejepangannya lebih besar dari acara yang digelar di Bandung. Tapi melihat ada kompetisi cosplay di Jakarta, saya berkesimpulan kalau acara Hobby Fest Jakarta lebih dekat ke acara jejepangan ketimbang acara hobi.

Mungkin itu pula yang membuat strategi harus diubah supaya bisa menarik pengunjung. Melihat komentar lima orang yang tertukar antara Idolm@ster dengan Love Live mungkin secara tidak langsung menyebabkan stan lebih banyak diisi oleh PV sehingga lebih mirip seperti komunitas jejepangan secara umum ketimbang komunitas anime.

Tetapi perbedaan di sini (secara tidak sengaja) kemudian menjadi sebuah keuntungan ketika video WWE Wrestlemania diputar pada jam 6 sore. Seketika itu pula stan yang seharusnya istirahat justru malah disesaki orang yang berbondong-bondong menyaksikan acara gulat legendaris ini. Pendukung yang menonton di stan ini melambai-lambaikan poster Misaka Mikoto sembari menonton hiburan ini.

Yang gembira sebenarnya bukan si saddam yang memang sampai sekarang masih suka hiburan semacam ini, tetapi si Jo pengunjung stan (dan kebetulan teman sekampusnya Kincen). Saat adegan kevlar (baca: kaos dalam)nya disobek, delusinya ke mana-mana. Bayangkan ketika ada dua orang lelaki bergulat, kemudian salah seorang dari mereka menyobek baju lawannya dari belakang, disaksikan oleh kamera, semua begitu dramatis dan bruk! ia membanting lawannya.

Malam itu diskusi kami tidak berhenti di seputar stan hari pertama saja. Bahasan mulai semakin aneh ketika ada pembicaraan soal Hentai Kamen dan San Rego, obat kuat asal Sulawesi Selatan. Begitu anehnya sampai hanya karena mendengar Jaja Miharja saja Kincen bisa tertawa terbahak-bahak.

Di sisi lain, tempat menginap malam itu cukup menyenangkan. Sebuah rumah (milik orang tua uhuru) yang luas dengan kamar mandi tiga buah sehingga tidak perlu khawatir berebut bila mau mandi. Plus, pompa air galon yang entah kenapa saat dipergunakan, saya bingung, “belum pernah terjadi memompa air galon bisa begitu erotisnya!”

Memasuki hari kedua, pengunjung yang lebih antusias pun membuat stan lebih ramai. Hari kedua ini tidak ada yang tertukar antara Idolm@ster dengan Love Live sehingga tidak perlu repot-repot berteriak. Justru ada pengunjung yang menyangka bahwa spanduk itu dari anime Love Hina!

Tempat indoor memang menyenangkan sekaligus bencana: tidak terlalu lelah karena tidak panas tetapi panggung yang dekat dan spiker yang kencang membuat diskusi dengan pengunjung harus sambil berteriak. Celakanya, tidak ada megafon sehingga tenggorokan pun bekerja dua kali lebih keras.

Permainan touhou di sini entah mengapa tidak terlalu membuat orang tertarik, tetapi saat klip-klip acak animasi Touhou diputar justru malah banyak yang tertarik. Pertanyaan pengunjung pun tidak ada yang mengetahui jawabannya, seperti yang saya tanyakan pada Handband, “Jadi touhou itu apa ceritanya?”

KAORI pun mendapat kesempatan untuk berpresentasi dalam waktu singkat dalam acara ini. Begitu singkatnya sampai-sampai Kincen tidak dapat giliran berbicara dan banyak hal yang belum sempat dijelaskan tetapi keburu berganti slide. Dalam acara presentasi yang juga dilakukan komunitas lain ini, saya masih bertanya-tanya bagaimana caranya komunitas yang kegemarannya lebih spesifik bisa lebih sugggiiiihhhh dan ikut acara kelas elit. Mungkin dapat duit dari om Rudy?

Kegiatan pun ditutup dengan apa yang menurut Seki disebut mabuk susu di Susu Susanti. Dari sekitar 3 komunitas yang ada malam itu, barangkali hanya KAORI-lah komunitas paling sopan karena komunitas yang lain ada yang sampai menggebrak meja dan memecahkan gelas (loh).

Saya berterima kasih kepada Kuo dan Nicko, serta Kairi yang sudah membantu hadirnya KAORI dalam acara pameran ketiga Daop 2 ini. Kesempatan yang bagus untuk menampilkan KAORI dengan segala kebaikan (dan mungkin kenistaannya.) Pun kepada teman-teman Daop 1 Jakarta yang juga menyelenggarakan acara dalam waktu yang sama dan berhasil.

Maka, saya berharap semoga harapan yang terus muncul ini bisa menyebar ke daerah-daerah lain, dengan harapan semoga ulang tahun KAORI pun bisa dirayakan dengan makan bubur ayam bersama.

Shin Muhammad
Administrator KAORI

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses