Kesan Pertama Alice to Zouroku: Sebuah Petualangan Aksi Ojiisan meets Girl

Girlish beats & shitty CGI

Desain karakter dalam Alice to Zourouku mengingatkan saya pada anime-anime yang tayang pada tahun 2000an. Karakter di dalamnya rata-rata memiliki kesan seperti karakter-karakter dari seri anime Nichijou atau Hayate no Goutoku. Namun kesan garisnya menunjukkan kalau desainnya tidak sepenuhnya rasa tahun 2000an, garis karakternya terlihat tebal dan cukup stand-out dengan latar belakangnya yang cukup detail namun sederhana warnanya.

Pada episode 1, CGI yang digunakan memiliki kesan 3d buatan anak-anak SMK animasi yang baru saja belajar animasi CGI. Gambar animasi CGInya tergolong monoton dan gerakan mobil dan rantai di episode 1 terasa kasar. Untungnya hal ini diimbangi dengan animasi 2D yang apik nan ciamik.

Alur ceritanya cukup berimbang dan transisi dari nada serius ke santai dan sebaliknya juga cukup menyenangkan. Diawali dengan nada yang cukup serius, transisinya menuju nada yang lebih ringan cukup apik dan mampu mengimbangi dan mempersiapkan nada serius yang akan muncul.

Lagu pembukanya memiliki rasa yang ringan, upbeat dan girlish. Lagu “Wonder Drive” oleh ORESAMA Tidak menampakkan kalau anime ini memiliki nada cerita yang cukup serius. Sebaliknya, Lagu penutupnya, “Chant” by toi toy toi memiliki nada yang cukup melankolis walau dipadukan dengan visual yang menarik.

Sebagai penutup. Alice to Zourouku menawarkan cerita seinen rasa shounen. Dengan premis yang familiar namun memiliki twist yang sederhana, Alice to Zourouku telah menjadi salah satu anime di dalam daftar tayangan saya pada musim semi 2017.

Fakta dan Data

KAORI Newsline | Oleh Naufalbepe