Manajemen perusahaan kereta api Hokkaido (JR Hokkaido) mengaku bahwa telah terjadi manipulasi data dalam peristiwa kecelakaan yang terjadi September lalu.
Pada 9 September lalu, sebuah kereta barang yang melintasi jalur Hakodate anjlok di sepur langsir stasiun Onuma, kota Nanae. Kecelakaan diduga karena lebar rel yang melebihi batas normal.
Penyelidikan besar-besaran membongkar fakta pemeliharaan JR Hokkaido yang buruk, seperti membiarkan deviasi rel – yang berpotensi menyebabkan anjlok – berbulan-bulan. Penyelidikan akhir September mengungkapkan 260 titik kerusakan rel di seluruh Hokkaido yang riskan menyebabkan kecelakaan namun dibiarkan berbulan-bulan.
Tidak hanya itu, ditemukan pula upaya manipulasi data yang dilakukan untuk menutupi penyebab kejadian.
Data yang tersimpan di komputer menyebutkan ada deviasi rel selebar 25 milimeter dari lebar standar 1067 milimeter. Menurut prosedur standar, deviasi 19 milimeter harus segera diperbaiki dalam 15 hari setelah ditemukan dan bila mencapai 43 milimeter, kereta bisa anjlok.
Makoto Toyota, dirut JR Hokkaido menjelaskan ada tiga orang yang bertanggung jawab dalam kasus manipulasi informasi ini.
Dua orang staf di stasiun Onuma dengan sengaja mengganti data lebar rel di sepur langsir tempat kejadian anjlok, dua jam setelah kejadian. Mereka juga memanipulasi data lebar sepur jalur lain. Tidak hanya itu, satu orang dari kantor pusat di Hakodate juga bertanggung jawab karena memerintahkan memanipulasi data.
“Ini kejadian yang sangat serius. Sekali lagi saya meminta maaf. Setelah menginvestigasi secara mendalam fakta, motif, dan latar belakang, perusahaan akan mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku,” tutur Toyota.
KAORI Newsline | ilustrasi | sumber