Tiada musim tanpa sebuah anime musiman mengenai “karakter yang overpowered”. Hanya saja kali ini walaupun karakternya cukup kuat, nampaknya antara kerendahan hatinya atau memang mentalnya terkena nerf.

Ya, kali ini saya akan mengulas anime I Parry Everything atau dikenali juga Ore wa Subete wo “Parry” suru: Gyaku Kanchigai no Sekai Saikyou wa Boukensha ni Naritai. Anime ini merupakan adaptasi anime dari seri novel ringan karangan Nabeshiki dan diilustrasikan oleh Kawaguchi sejak tahun 2019. Animenya diproduksi oleh Studio OLM dan tayang perdana pada musim panas 2024. Berikut adalah ulasan anime I Parry Everything.

Sekilas Mengenai Anime

Sinopsis

Noor merupakan seorang pemuda yang memiliki impian agar dapat menjadi seorang petualang. Namun setelah berlatih bertahun-tahun, nampaknya ia harus menelan realita di mana ia tidak memiliki kemampuan “spesial” atau “kuat” untuk dapat diakui agar dirinya dapat menjadi seorang petualang oleh serikat. Seberapa lamapun dirinya berlatih, ia hanya mampu memiliki kemampuan sederhana seperti “Parry”, yang mana kini ia dapat menangkis “ribuan pedang” meski dengan level yang kecil. Sayangnya untuk dapat diakui sebagai petualang di dunia ini diharuskan setidaknya memiliki kemampuan yang kuat satu saja agar petualang tersebut dapat bertahan hidup. Berutungnya serikat yang ia kenali memiliki jalur lainnya untuk menjadi seorang petualang, yaitu dengan membantu warga lokal.

parry
© Nabeshiki/Earth Star Entertainment/I’ll ​​Parry Everything Production Committee

Noor rela melakukan apapun demi menggapai impiannya. Suatu ketika, ia melihat seekor “sapi” yang mengamuk di tempat kerjanya. Sapi tersebut tengah menyudutkan seorang perempuan. Dengan sikap beraninya Noor berusaha menyelamatkan perempuan tersebut. Tanpa diketahui dirinya, dia telah menyelamatkan putri keraaan serta mengalahkan minotaur. Inilah cerita Noor dengan kerendahan hati dan kemampuan “dasar” yang ia milikinya.

Premis Sederhana, Cerita yang Oke, Eksekusi yang Meleset

parry
© Nabeshiki/Earth Star Entertainment/I’ll ​​Parry Everything Production Committee

I Parry Everything mempunyai premis klasik di mana karakter utama memiliki kemampuan sederhana, namun nyatanya kemampuan itu overpowered. Premis cerita yang cukup umum untuk tema fantasi dan isekai belakangan ini. Secara pribadi saya tidak punya keluhan dengan premis seperti ini. Saya malah menantikan seperti apa penyajian ceritanya? Karena pastinya setiap seri memiliki penyajian berbeda. Setelah menonton satu musim, saya rasa anime ini secara ceritanya sebenarnya sih oke saja. Permulaan anime ini langsung menceritakan kisah singkat kehidupan dan perjuangan Noor akan usaha dia untuk mempelajari sebuah kemampuan baru agar dirinya dapat menjadi seorang petualang. Sayangnya setelah bertahun-tahun berlatih dan belajar, dirinya hanya dapat melakukan parry dan juga beberapa kemampuan sederhana saja. Namun Noor tetap berusaha bagaimana caranya agar ia dapat menjadi seorang petualang. Mungkin entah karena dia belum pernah melihat petualang lainnya atau melihat “lapangan” aslinya, sebenarnya latihan yang dia lakukan sudah lebih dari cukup. Namun karena namanya kemampuan dasar, maka yang ia rasakan, ia masih perlu berlatih agar dapat berkembang lagi.

Tiga episode awal dari anime ini lebih fokus membangun konsep bahwa kemampuan dan kekuatan Noor sebenarnya sudah lebih dari kata “dasar”. Dari sini sebagai penonton saya semakin penasaran, kira-kira apakah Noor akan sadar akan kekuatannya? Namun, sayangnya hingga akhir episode dari anime ini…. entah malah ini berubah menjadi anime fantasi komedi? Dari awal hingga akhir epsiode, Noor sebagai karakter utama sama sekali tidak berkembang dan memahami kekuatannya. Hampir setiap konflik yang akan ia temui pasti akan selalu aneh. Contoh pada episode perdananya ia bertarung dengan Minotaur yang bahkan pasukan kerajaan tidak mampu mengalahkannya, sementara itu dirinya berhasil mengalahkan monster tersebut tanpa merasa kesulitan. Namun ia malah merasa dirinya bertemu dengan “sapi”. Sapi apa memangnya yang bisa berdiri dengan 2 kaki dan membawa senjata?

Saya tidak tahu apakah memang dia bodoh atau memang tidak paham konsep masalah. Karena hampir semua konflik seperti itu. Dirinya akan merasa ia menemukan monster/masalah besar namun ia merasa monster/masalah itu seperti kasus kecil yang dia mungkin tidak bisa menyelesaikannya. Padahal akhirnya dirinya sendirilah yang menyelesaikan permasalahan tersebut. Mengesampingkan hal itu, sebenarnya sah saja jika sesekali memasukkan lelucon seperti itu. Tapi hampir semua episode di sini semuanya memiliki pola yang sama, di mana dia menyelesaikan masalah serius namun menganggapnya sebagai masalah sepele, dan lingkungan sekitarnya malah berpikiran bahwa sikapnya itu terpuji dan hebat.

Padahal alur ceritanya cukup baik dan mudah untuk mengikuti permasalahannya dari awal hingga akhir. Saya sendiri merasa tertarik untuk mengenali dunia ini lebih dalam lagi, dan bahkan untuk lebih paham karakter pendukung lainnya. Tapi sayangnya, bukan hanya Noor yang tidak berkembang, tapi karakter pendukungnya pun juga sama.

Merendah Sampai ke Inti Bumi

parry
© Nabeshiki/Earth Star Entertainment/I’ll ​​Parry Everything Production Committee

Seperti poin sebelumnya, saya mengeluhkan bagaimana “otak” Noor bekerja di sini, di mana ia tidak paham konsep masalah. Melanjutkan keluhan itu, hal lainnya yang membuat saya semakin kesal yaitu tidak adanya perkembangan karakter sama sekali dalam anime ini. Baik itu tokoh utama maupun karakter pendukungnya, semua terasa hambar seperti saat mereka pertama kali dipekernalkan kepada penonton.

Selama satu musim ini, Noor sama sekali tidak paham kalau dirinya telah menyelamatkan kerajaan hingga mengalahkan berbagai monster yang kuat, di mana petualang kelas atas-pun kewalahan. Noor tetap saja merasa dirinya adalah seorang keroco yang tidak ada kekuatan dan hanya melakukan apa yang ia rasa benar. Rasanya sedikit kesal melihat Noor sebagai sosok karakter utama seperti itu, karena rasanya malah Noor adalah karakter sampingan dengan kekuatan yang overpowered. Boleh saja merendah, tapi ya, perlukah merendah hingga satu musim tanpa sadar apa yang dirinya miliki dan mencoba mengubah pola pikirnya?

Sayangnya hal serupa juga terlihat pada karakter pendukung lainnya, sebut saya Lynn. Meskipun ia kerap bersama dengan Noor, tapi sosoknya tidak terlalu berperan penting dalam membentuk ikatan dengan Noor, atau bahkan memberikan makna yang berarti pada cerita di sini (di sisi lain memang sosok Noor-lah yang menutup kemungkinan pengembangan karakter yang berarti karena sifatnya yang sangat merendah dan tidak paham nalar).

Andai kata saja, setidaknya ada sebuah perkembangan karakter, entah itu karakter utamanya ataupun karakter pendukungnya yang mungkin “terinspirasi” dari kebodohan karakter utamanya. Mungkin saya akan mempertimbangan I Parry Everything sebagai anime fantasi favorit saya pada musim panas 2024. Sayangnya realita berkata lain. Sehingga anime ini merupakan anime fantasi yang cukup hambar akan karakter yang dimiliki, meski anime ini masih memiliki potensi besar untuk mengembangkan setiap karakter yang ada.

Berlanjut ke halaman selanjutnyanya.

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses