Sikap sebagian orang Jepang yang tidak mau menerima fakta kebangkitan Tiongkok saat ini menjadi salah satu masalah utama dalam konflik antara kedua negara tersebut.
Sebagaimana dilaporkan Reuters, pernyataan ini dikeluarkan oleh Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok Wang Yi dalam sebuah forum akademik.
Menurut Wang, sikap ini muncul salah satunya karena Jepang sendiri yang tidak siap untuk menyesali perilaku penjajahannya sebelum dan selama Perang Dunia II.
“Pertanyaannya merujuk ke satu hal – apakah Jepang akan benar-benar menerima dan menyambut perkembangan dan pertumbuhan Tiongkok, yang merupakan tetangga terbesarnya,” kata Wang.
“Perkembangan Tiongkok telah memberikan Jepang berbagai banyak manfaat. Namun secara mental, saya tidak yakin pihak Jepang benar-benar siap menerima hal ini. Saya kira inilah penyebab utama dari banyaknya isu antara Tiongkok dan Jepang saat ini.”
Wang mengatakan bahwa seorang teman Jepangnya pernah berkata kepadanya bahwa Tiongkok hanya kembali pada posisi yang pernah mereka miliki secara historis, maka “kami orang Jepang harus menerima sepenuhnya.”
“Jadi saya percaya seiring waktu, hubungan Tiongkok-Jepang akan kembali ke jalur yang normal dan stabil.”
Tiongkok dan Jepang saat ini terlibat beberapa persengketaan seperti masalah sengketa kepulauan dan manuver-manuver dari kedua negara yang meningkatkan ketegangan antar negara.
Sikap revisionis perdana menteri Jepang Shinzo Abe terhadap kejahatan Jepang selama Perang Dunia II di Tiongkok menjadi masalah utama yang selalu dikritik keras Tiongkok.
Selain itu, tahun ini Tiongkok akan menggelar parade militer dan kegiatan lain dalam rangka memperingati 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II di Asia, yang bisa meningkatkan ketegangan lebih lanjut.
KAORI Newsline
