Mimpi Anak Bangsa Menggenggam AFA

5

Oleh Shin Muhammad

KAORI terbagi ke dalam beberapa wilayah operasi, yang biasa disebut Daop (Daerah Operasi) di Jawa dan Divre (Divisi Regional) di luar Jawa.

KAORI Daerah Operasi 1 Jakarta (Daop 1 Jakarta, bukan DaOp apalagi DAOP kecuali kalau ditulis “DAOP 1 JAKARTA”) sesungguhnya menyimpan banyak potensi terpendam di dalamnya.

Sensus pengguna di thread resmi Daop 1 (http://www.kaorinusantara.or.id/for…hread.php?t=96) menunjukkan angka 170 pengguna. Kalau dikumpulkan, mungkin bisa mencapai 1/100 dari total 15 ribu target pengunjung Gelar Jepang UI tahun 2012 ini.

Meliputi wilayah Jabodetabek, Banten, Sukabumi, dan Karawang, Daop 1 begitu dimanjakan dengan banyaknya acara berkelas nasional, bahkan internasional. Sebut saja konser Laruku, konser AKB48, Gelar Jepang UI, Jak-Japan Matsuri. Ini diselenggarakan di Jakarta, bukan di Bandung bahkan Surabaya.

Lalu datanglah kabar tentang penyelenggaraan AFA (yang kabarnya akan dilakukan awal September). Sejujurnya, saya agak skeptis mengenai AFA.

Saat itu, H-1 penyelenggaraan acara iFest, di mana KAORI Daop 1 membuka stand di sana. Ketua panitia, pak Johan, menyentil saya. “Malu-maluin akh, forum sebesar KAORI, tapi tahun lalu standnya tidak inovatif sama sekali. Masak modal kertas lecek aja.”

Akhirnya saya membicarakan banyak hal dengan pak Johan. Mulai dari kondisi Daop 1 yang memang menyedihkan (terfragmentasi, susah diajak kumpul), bahkan kepanikan saya karena sampai H-1 tidak ada yang membantu untuk menyiapkan stand di JIexpo.

Hingga tersentil soal rencana penyelenggaraan AFA. Sejatinya, AFA akan diselenggarakan di JIexpo, namun pak Johan menampik hal tersebut dengan alasan yang sederhana.

“AFA tidak mau terima kandungan orang lokal di kepanitiaan inti, dan minta bersih, tidak mau bayar sewa tempat penyelenggaraan di PRJ. Sudah dicekoki budaya asing, masih pula dibudaki sama orang Malaysia/Singapura.”

Setelah mendengar hal ini, saya tertegun.

Saya mencoba membayangkan acara Gelar Jepang UI 2012 yang diproyeksikan akan dihadiri 15 ribu pengunjung. Bayangkan bila setiap pengunjung dikenakan tiket masuk 60 ribu rupiah per orang (SIN$7 per hari per orang untuk entri saja di AFA Singapura 2011). Didapatkan angka 900 juta rupiah. Belum termasuk tiket untuk akses acara tertentu (seperti cosplay yang kalau dibeli sepaket dengan tiket masuk, SIN$18 per hari per orang).

Lalu saya kembali merenungkan hal lain. Bagaimana agresifnya Jepang dengan agen budayanya, bisa mendatangkan AKB48 untuk konser di Indonesia. Penggemar AKB di Malaysia maupun Singapura pasti akan iri dengan hal ini. Lebih-lebih penggemar Morning Musume atau YUI yang sudah lebih dikenal lebih dahulu daripada AKB48.

Atau bagaimana grup musik sekelas Laruku memberikan perhatian lebih terhadap Indonesia. Atau bagaimana Lady Gaga rela menggadai penari latarnya dan berkompromi mengenai penampilan panggungnya, andai dia benar-benar diizinkan konser di Indonesia. Hal yang ia tidak mau lakukan di Thailand.

Pak Johan menyinggung harapan akan cosplay massal dan membangun Thousand Sunny, utuh! Bukan cuma 4L (Luffy Lagi Luffy Lagi). Sepengetahuan saya, belum ada orang yang cukup nekat mencoba membuat hajatan seperti ini. (Atau sudah pernah dan saya belum tahu?)

Daop 1 Jakarta punya sumber daya manusia tangguh. Mulai dari mahasiswa calon akuntan zhindoel, om-om beruang yang malang melintang seputar perEOan, diplomat jindul yang nyambi menjadi fansubber, dan pengguna yang eksis baik di sekolah maupun kampusnya masing-masing.

Koneksi pun cukup tangguh. KAORI dikenal meskipun tidak terlalu besar di Daop 1. Mau membangun kerja sama dengan forum anime lain, gampang saja. Bahkan Kaskus pun bisa diajak kerja sama.

Bila diseriusi, Kemenbudpar atau Kemenperin akan tertarik memasukkan namanya di dalam acara ini. Bank-bank BUMN tidak segan mensponsori acara ini. Tidak hanya jadi acara dengan konten 100% impor belaka, tapi bisa jadi sarana mengembangkan kebudayaan pop yang unik, made in Indonesia.

Tidak mustahil, KAORI Daerah Operasi 1 Jakarta bisa saja suatu hari membentuk sebuah EO, yang akan menyelenggarakan acara yang lebih besar daripada AFA. Acara yang panitianya orang Indonesia sendiri, uangnya kembali ke orang Indonesia sendiri, dan mungkin saja orang Singapura dan Malaysia memilih terbang ke Indonesia menghadiri acara ini.

Saya bukan Dahlan Iskan yang mampu menulis manufacturing hope dan dengan mudah mem-BBM direksi para BUMN saat memerlukan dana.

Namun, mimpi ini bukanlah mimpi, apabila Daop 1 punya asa mewujudkannya. Tidak berhenti sebatas ngumpul dan merampok data semata. Namun melanjutkan sebuah mimpi menjadi kenyataan, sekeras dan seberdarah apapun prosesnya.

Toh semua inovasi menakjubkan bermula dari sebuah mimpi, yang karena mimpinya itu penemunya biasa ditertawakan dan diledek seperti orang gila, kan?

5 KOMENTAR

  1. Ngimpi nggelar AFA???

    Nggak usah muluk-muluk dulu deh.

    Sebaiknya mulai dari yang keccil dulu seperti Anime berlisensi.

    • Sepertinya masih lebih feasible membuat AFA dari hitung-hitungan komersial daripada melisensi anime yang tidak diterima di negeri ini :v

    • mimpi itu WAJIB muluk2 bro

      orang2 kayak anda ini yang biasanya pas ngeliat acara udah sukses baru ngekor hore2. Gak mau ikut perjuangan orang2 perintis yang mulainya dari mimpi, dihina dan dilecehkan, dianggap muluk2 dsb.

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses