Tidak memiliki motivasi maupun tujuan apapun, pada suatu hari teman sekelasnya Sayuki menanyakan apakah Buntarou Houjou mau membantunya mengembangkan permainan komputer. Berhadapan dengan realita novel visual yang gagal terjual, Sayuki yakin ia mampu membuat novel visual yang menarik dan sukses di pasaran dan perjalanan mereka membuat novel visual bermula.

Dalam waktu yang sangat singkat, Sayuki Kuroda (sulih suara oleh Haruka Chisuga yang menjadi Shizuka Sakaki dalam Shirobako) telah berhasil menghimpun teman-temannya untuk bergabung dalam ekstrakurikuler khusus yang sengaja didirikan hanya untuk memenuhi ambisi Kuroda untuk membuat novel visual. Anggota lain, Teruha Ando (Satomi Akesaka) ditemukan Buntarou saat sedang makan siang di sebuah maid cafe di bilangan Akihabara, Yuuka Kobayakawa (Kana Hanazawa) adalah rekan Buntarou di ekskul drama, Atomu Kai yang tiba-tiba diberi peran sebagai sekretaris, dan pertemuan Buntarou dengan gambar random yang terus menerus muncul di toko buku dan akhirnya menemukan ilustrator Uguisu Yuuki (Satomi Sato).

Tim yang bekerja begitu cepat di bawah pimpinan Sayuki seolah mengingatkan gaya kepemimpinannya seperti seorang direktur utama sebuah perusahaan. Sekilas tanpa humor dan begitu serius, diam-diam Sayuki begitu antusias dalam menyampaikan rencananya, apalagi saat beradu pendapat dengan Ando.
Reality check, hal lain yang tidak bisa dilewatkan adalah penyebutan budget: bahkan anime sekelas Shirobako sama sekali tidak menyebutkan budget. Bila memperhatikan pengalaman pemain novel visual di Indonesia yang pernah saya wawancarai, mungkin ujaran kesuksesan sebuah novel visual ditentukan 60% dari sampulnya tidaklah begitu jauh-jauh dari kenyataan, selain faktor promosi yang luar biasa masif sebagaimana yang dilakukan minori dengan ef maupun Front Wing dengan Grisaia dan HatsuMira.

Banyak referen yang bisa ditangkap dalam tiga episode awal anime ini; mulai dari Madoka Magica dan G-Senjou no Maou (novel visual Akabeisoft2), referensi terhadap Saenai Heroine no Sodatekata pada episode 2, maupun yuri rasa yaoi (naskah pada episode 3.) Referen yang begitu banyak bagai pisau bermata dua: Gintama akan sangat menyenangkan untuk ditonton bagi yang mengerti dan tidak terasa menyenangkan bagi penonton kasual.
Pada akhirnya, tiga episode pertama ShokoMeza lebih dekat dengan Shirobako ketimbang Saekano, tapi dengan pengembangan karakter yang begitu cepat dan premis cerita yang penuh dengan referen-referen yang hanya bisa dimengerti oleh mereka yang pernah bermain novel visual atau cukup lama berkenalan dengan budaya anime, akan ada banyak kesulitan bagi orang awam untuk mudah menyukai anime ini. Atau berakhir sebagai publisitas untuk membeli novel visualnya (dan menaiki KRL Keikyu.)
KAORI Newsline
Fakta dan data:
Judul lain | Girls beyond the wasteland |
Karya Asli | Novel visual buatan Minatosoft |
Pengisi Suara | Seiichirou Yamashita sebagai Buntarou Houjou Haruka Chisuga sebagai Sayuki Kuroda Kana Hanazawa sebagai Yuuka Kobayakawa Satomi Satou sebagai Uguisu Yuuki Toshiyuki Toyonaga sebagai Atomu Kai Satomi Akesaka sebagai Teruha Andou |
Sutradara | Takuya Satou (Ichigo Mashimaro, Wixoss) |
Skenario | Yuniko Ayana (Locodol, Kiniro Mosaic) |
Skenario Asli | Romeo Tanaka |
Desain Karakter | Takayuki Noguchi (Ro-Kyu-Bu, Queen’s Blade) |
Desain Karakter Asli | Matsuryuu |
Lagu Pembuka | WASTELANDERS oleh Sayaka Sasaki |
Lagu Penutup | Sekai wa Kyō mo Atarashii oleh Haruka Chisuga, Kana Hanazawa, Satomi Akesaka, dan Satomi Satou |
Studio | Project no. 9 |
Situs resmi | http://shokomeza.com/ |
https://twitter.com/shokomeza | |
Mulai tayang pada | 7 Januari 2016 pukul 2030 WIB |