Bercengkrama sambil ditemani kucing sepertinya impian semua penggemar kucing, tapi tahukah Anda kalau kafe kucing di Jepang justru menyiksa kucing itu sendiri?
Dalam laporan terbaru, Kementerian Lingkungan Jepang berencana untuk memperbolehkan kafe kucing buka sampai jam 10 malam setelah menemukan bahwa “perbedaan jam buka tidak berpengaruh banyak bagi level stres kucing.” Hal ini menambah kontroversi di tengah pro dan kontra keberadaan kafe kucing di Jepang.
Disebutkan pula bahwa minggu lalu pemerintah kota Tokyo memerintahkan sebuah kafe kucing agar menghentikan operasinya selama 30 hari karena tidak memperlakukan kucing-kucing di tempatnya dengan layak. Kafe kucing yang berlokasi di Sumida, Tokyo ini diduga membiarkan kucingnya berkembang biak tanpa kendali, menaruh kucing 6 kali lipat dari jumlah yang diizinkan, dan membiarkan penyakit menyebar dalam kondisi yang tidak higienis.
Di seluruh Jepang terdapat sekitar 300 kafe bertemakan kucing yang beroperasi saat ini dan normalnya, kafe-kafe tersebut harus tutup pada jam 8 malam berdasarkan peraturan yang dikeluarkan tahun 2012 dengan tujuan mengurangi stres pada kucing. Sebagian kafe boleh beroperasi lebih dari batas tersebut dengan syarat kafe harus membebaskan kucing untuk meninggalkan display kafe tersebut.
Laporan tersebut juga menyatakan selain tidak adanya perbedaan jam tutup kafe terhadap tingkat stres kucing, ternyata suasana kafe kucing memberikan beban stres jauh lebih besar bagi kucing berumur tua. Pada saat bersamaan, Kementerian Lingkungan akan memperketat pengawasan untuk memastikan kucing-kucing tersebut tidak boleh “bekerja” lebih dari 12 jam sehari dan mewajibkan pemiliknya untuk memeriksakan kesehatan kucing berumur tua (di atas 11 tahun) secara berkala.
Kafe kucing di Jepang menjadi populer karena peraturan sebagian besar apartemen yang melarang kepemilikan hewan peliharaan. Di Jepang, kafe kucing pertama, Neko no Mise, dibuka pada tahun 2005.