Cerita dari Barakamon umumnya terdiri dari kisah-kisah jenaka yang lucu. Entah berbentuk sebuah bab yang panjang atau berbentuk tsukkomi–tsukkomi pendek. Di awal volume, ada cerita saat Miwa, Tama dan Handa pertama kali bertemu dan berujung Naru menyebarkan gosip ke seluruh desa Handa kalau dirinya suka SM (padahal Naru tidak mengerti apa itu SM).
Lalu ada kisah yang menjelaskan bagaimana Tama bisa keracunan BL (boys love) dan secara tidak sengaja bertemu Hiroshi dan Handa lalu diikuti dengan imajinasi liar dan kesalah-pahaman. Di tengah seri, desa Nanattakego mengikuti lomba antar desa, dan banyak timbul hal-hal konyol saat mereka menyiapkan maupun saat hari-H lomba. Ada juga beberapa momen saat mereka secara tidak langsung menggunakan guyonan 4th Wall, seolah mengajak bicara para pembacanya.
Komik ini tidak melulu berisi lelucon. Barakamon juga diselingi oleh suasana melankolis yang menyentuh sanubari. Ada bab saat Handa mengunjungi makam keluarga Naru. Walaupun di awal berisi saat-saat jenaka, pada penghujung cerita terasalah nuansa yang cukup menyentuh dan menghangatkan jiwa. Ada juga kisah saat ayah Naru berkunjung ke pulau namun karena tuntutan pekerjaannya, cerita ini menciptakan suatu dilema dan sangat mengikat jiwa di akhir cerita.
Ada juga bagian saat Handa harus pulang sementara ke Tokyo tanpa bilang ke anak-anak, dan para anak-anak harus merencanakan bagaimana memaksa Handa untuk kembali. Lalu cerita yang menurut saya paling menyentuh jiwa adalah saat salah satu sesepuh desa Nanattakego meninggal. Walaupun unsur komedinya masih berjalan secara tsukkomi, rasa duka menyelimuti seluruh arc ini.
Sebuah cerita dapat dikatakan baik apabila kita dapat mengambil hikmah dari cerita tersebut. Tiap-tiap kisah dalam Barakamon selalu punya hikmah yang dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari. Tema slice of life yang dekat dengan kehidupan sehari-hari menurut saya selalu memiliki hikmah yang dapat kita ambil.
Dari unsur visual, pada volume awal Barakamon, gambarnya terasa tajam dan realistis. Namun seiring berjalannya waktu, gambar yang ada terasa lebih Barakamon dan membuatnya lebih cocok dengan tema dan topik yang diangkat di komik ini.
Dari segi terjemahan, saya tidak bisa berkata banyak karena saya tidak memiliki latar belakang sastra atau budaya. Namun setelah membaca bagian diatas, saya yakin para penerjemah berhasil menerjemahkan istilah-istilah dialek Goto dan berhasil menyampaikan maksud dari adegan tersebut dengan baik.
Barakamon dikarang oleh Satsuki Yoshino dan terbit pertama kali di Gangan Online milik Square Enix. Komik ini juga diterbitkan di indonesia oleh PT Elex Media Komputindo dan telah terbit sebanyak 13 volume sejak tahun 2014. Komik ini masih berlanjut saya rasa masih akan panjang walaupun saya bisa menerka kapan kira-kira tamatnya Barakamon.
Anime dari Barakamon juga tayang pada tahun 2014 dan digarap oleh Kinema Citrus. Animenya tayang sebanyak 12 episode dan mencakup volume 1-5 dari komiknya. Prekuelnya, Handa-kun mendapat anime pada tahun 2016 dan digarap oleh Diomedea.
Apakah Barakamon menarik untuk dibaca? Ya. Apakah bagus untuk dikoleksi? Saya baru saja memborong volume 6-13 karena suatu mussabab, saya rasa itu juga berarti ya. Siapa yang harus membaca seri ini? Semua orang khususnya remaja dan orang dewasa usia 20-30 tahunan karena posisi Handa sebagai tokoh utama akan membuka perspektif kita dan Naru, yang semula adalah anak nakal yang suka menjahili Handa lama-kelamaan menjadi sosok “putri” Handa, juga akan membuka untuk memahami orang lain.
Singkat kata. Barakamon adalah sebuah seri yang fun, heartwarming dan teaching. Walaupun seri ini adalah sebuah cerita fiksi, selalu ada hikmah yang bisa kita terapkan di kehidupan sehari-hari.
salah satu komik yg saya koleksi