Apa itu slice of life? Secara mudah, slice of life bisa diartikan penggambaran realistis kehidupan sehari-hari dalam sebuah media seni atau hiburan. Di dunia anime dan manga, slice of Life umumnya memaksimalkan unsur melodramanya dengan kejadian-kejadian komedik atau dramatis yang muncul terus menerus di dalam sebuah karya.

Saya sangat menyukai cerita slice of life. Tema slice of life menurut saya sangat menyenangkan karena mereka membuat kehidupan sehari-hari menjadi sebuah cerita yang asik untuk dinikmati. Bagi saya, slice of life adalah sebuah cerita yang erat dengan dunia nyata namun kejadian tersebut (mungkin) tidak akan pernah terjadi. Sebagai contoh, tidaklah mungkin saat berangkat kerja/kuliah pagi-pagi kamu menemui seekor naga di depan kos-kosan yang ingin membalas budi dengan menjadi asisten rumah tangga di tempatmu.

Namun, slice of life tidak harus memakai premis yang “wah” supaya bisa dinikmati. Misalnya seperti Barakamon.

(c)Satsuki Yoshino / SQUARE ENIX CO., LTD / PT Elex Media Computindo

Barakamon menceritakan tentang Seishu Handa (juga akrab disebut Maestro/Sensei) di desa Nanattake, kepulauan Goto. Handa adalah seorang kaligrafer profesional yang dikirim ke kepulauan Goto sebagai hukuman karena memukul seorang kurator kaligrafi terkenal, di mana sang kurator mengkritik karya Sei dengan kata “tidak menarik” dan “monoton”.

Handa yang lahir dan besar di Tokyo pun kaget karena perubahan tempo hidupnya yang drastis. Ritme kehidupan di Tokyo yang serba cepat tiba-tiba berubah menjadi begitu pelan saat tinggal di pulau. Handa harus beradaptasi dengan ritme kehidupan desa yang santai dan pelan.

Handa adalah orang yang egois, pemarah, kekanak-kanakan dan mudah depresi, namun sebenarnya adalah orang baik. Handa sebenarnya juga agak gugup saat berinteraksi dengan orang lain. Hal tersebut juga menjadi tantangan bagi Handa (yang tidak santai) untuk berhubungan dengan warga desa (yang santai). Sifat Handa yang tidak woles itu jadi alasan mengapa dirinya harus pindah ke pulau. Ayahnya mengatakan bahwa selain butuh inspirasi, Handa harus belajar untuk menjadi seorang manusia. Kecanggungan Handa saat berinteraksi dengan orang lain bahkan diceritakan secara khusus dalam komik Handa-kun, walaupun kecanggungan Handa sebenarnya timbul akibat bergaul dengan Kawafuji saat masih SMA.

(c)Satsuki Yoshino / SQUARE ENIX CO., LTD / PT Elex Media Computindo

Setelah sampai di pulau, Handa bertemu dengan karakter lain di seri ini. Interaksi Handa dengan warga sekitar inilah yang membuat arti judul seri ini semakin jelas. Barakamon dalam dialek Goto memiliki arti orang yang santai atau bahasa kerennya Woles, salah satu sifat yang tidak ada di diri Handa.

Handa kemudian bertemu Naru Kotoishi, anak gadis usia 6 tahun yang sangat energik, bandel namun sebenarnya anak baik-baik. Di sini, Naru menjadi karakter penting dan merupakan salah satu penggerak pengembangan karakter di diri Handa.

Selain Naru, Handa juga bertemu dengan karakter-karakter lain yang membantunya tumbuh menjadi manusia (dengan sering menjaili Handa). Misalnya Hinata, lebih akrab dipanggil Hina, teman sebaya Naru yang suka menangis, baik saat sedih maupun gembira dan akhirnya membuat Handa kebingungan. Miwa, anak pemilik toko minuman lokal yang energik dan usil seperti Naru. Tama, teman Miwa yang kalem namun sebenarnya Fujoshi. Dan Hiroshi, anak dari kepala desa yang sering membantu Handa namun tidak memiliki fitur menarik kecuali rambutnya yang dicat pirang dan jadi korban imajinasi liar Tama.

Sebenarnya ada dua karakter anak-anak yang sering muncul namun para karakter di komik ini dan mungkin Satsuki Yoshino, sang pengarangnya sendiri, juga tidak tahu nama dua anak tersebut. Handa dkk dan warga desa lainnya menjadi unsur-unsur yang membuat Barakamon menjadi sebuah seri yang sangat menghibur.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

1 KOMENTAR

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses