“Jika masih bisa dipakai, kenapa tidak?”
Mungkin inilah salah satu prinsip dari 4 perusahaan yang bernaung dibawah Japan Railway (JR) Group. Tercatat, ke-empat perusahaan ini masih banyak menggunakan sarana kereta api (KA) yang dibuat pada tahun 1987 atau sebelumnya, sejak grup tersebut masih berada dibawah naungan Japan National Railways (JNR). Ke-empat perusahaan tersebut adalah West Japan Railway Company (JR West), Kyushu Railway Company (JR Kyushu), Shikoku Railway Company (JR Shikoku), dan Hokkaido Railway Company (JR Hokkaido).
Dilansir dari Japan Times, dari keempat perusahaan tersebut, JR Hokkaido-lah yang memegang rasio tertinggi untuk penggunaan sarana KA yang berusia 30 tahun-an yakni 32% dari total jumlah sarana KA yang dimiliki. Di bawahnya diikuti oleh JR West dan JR Shikoku yang sama-sama memiliki rasio 30%, dan di posisi yang paling akhir adalah JR Kyushu dengan rasio 28%.
Berbeda dengan 2 kawan lainnya, East Japan Railway Company (JR East) dan Central Japan Railway Company (JR Central). Kedua perusahaan yang dapat dikatakan memiliki kemampuan finansial yang lebih stabil dibanding empat perusahaan lainnya. Dengan kemampuan finansial inilah yang membuat JR East dan JR Central maju selangkah pada sarana KA-nya. Tercatat, JR East hanya memiliki rasio armada dengan umur 30 tahun adalah 10%, sementara itu JR Central hanya 0.2% saja.

Menurut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Jepang, Jepang tidak memiliki aturan terkait usia hidup maksimal untuk sarana KA. Para operator KA di Jepang tetap dibolehkan untuk mengoperasikan sarana KA yang cukup tua asalkan sarana KA tersebut tetap mendapatkan perawatan dan memenuhi standar keselamatan. Kemenhub Jepang hanya menetapkan aturan untuk seberapa seringnya operator KA harus melakukan pemeriksaan serta perawatan pada sarana KA-nya. Operator KA juga diharuskan untuk menyerahkan buku manual perawatan sarananya kepada pemerintah.
Pada akhir tahun 2013 silam, JR West telah melakukan proses re-model pada sebanyak 23 persen dari total sarananya yang digunakan dari masa kekuasaan JNR. Beberapa ada yang diperbarui sebagai kereta wisata termasuk KA Hanayome Noren yang merupakan hasil re-model dari kereta rel diesel (KRD) KiHa 48, dan Nostalgy (ノスタルジー) yang merupakan hasil re-model dari KRD KiHa 47.


Sementara itu, JR East masih menggunakan kereta rel listrik (KRL) seri 185 buatan tahun 1981 untuk layanan KA Wisata Odoriko.

Ke mana armada-armada tua tersebut selanjutnya? Ada yang dibesituakan, namun cukup banyak pula yang dikirimkan ke negara dunia ketiga. Malaysia dan Thailand misalnya, menerima hibah kereta tidur “Blue Train” seri 14 dari JR East pada tahun 2014. Sementara Myanmar menerima limpahan kereta diesel dari JR Hokkaido dan JR West, dan Indonesia bersama Filipina membeli KRL seri 203 dari JR East.
Cemplus Newsline by KAORI