JR East: “New Normal”, Pendapatan Anjlok 43%, Kaji Rencana Naikkan Tarif

1
Petugas berjaga di peron stasiun Shibuya, Tokyo. (Kevin W)

Meski Jepang telah mengakhiri status darurat Covid-19, berlakunya new normal (normal baru) sangat memukul pendapatan perusahaan kereta api terbesar di Jepang, East Japan Railway Company Co. (JR East).

Dalam kenyataan media sebagaimana dilansir ITmedia via Sankei, direktur utama JR East Yuji Fukasawa mengatakan bahwa pendapatan perusahaan anjlok 43% pada bulan Juni 2020, dibandingkan bulan yang sama tahun 2019. Hal ini juga diperparah dengan banyaknya pegawai kantor yang membatalkan tiket abunemen berlangganan (定期券、teikiken) mereka yang umumnya dibayar di muka.

Untuk menyiasati penurunan pendapatan ini, sejumlah langkah sedang dikaji, salah satunya adalah menaikkan tarif selama jam sibuk pagi. Skema yang umum berlaku di Eropa ini belum diterapkan di Jepang sebelumnya dan JR East membuka wacana menaikkan tarif kereta pada jam sibuk dan memberikan diskon untuk penumpang di luar jam sibuk. Hal ini juga dilakukan untuk mencegah munculnya kluster baru virus corona di transportasi massal selama masa new normal.

Namun belum ada informasi mulai kapan kenaikan tarif berdasarkan waktu ini akan mulai diberlakukan. Sebelum menerapkan sistem tarif berdasarkan peak hour ini, JR East perlu mendapatkan persetujuan dari Kementerian Perhubungan Jepang terlebih dahulu, sebelum dapat menaikkan tarif maksimum yang dapat dikenakan terhadap penumpang.

KAORI Newsline

1 KOMENTAR

  1. Sepertinya semua stakeholder yang bergerak dibidang jasa transportasi merasakan hal yang sama saat ini, mereka mulai kembang kempis untuk menutup BOP yang tidak sebanding dgn pendapatan.
    Semoga dunia transportasi semua lekas membaik dan covid enyahlah dari bumi ini. pindah aja ke planet namek. coeg…

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses