PT. Transportasi Jakarta (Transjakarta) bersama dengan Agen Pemegang Merek (APM) Higer, PT. Higer Maju Indonesia (HMI) melakukan pelepasan ujicoba sebanyak 1 unit bus listrik di kantor pusat Transjakarta, Cawang, Jakarta Timur pada Jumat (10/9).
Kegiatan ini sebagai bentuk dukungan untuk program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dari pemerintah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan yang dikeluarkan pada 8 Agustus 2019 lalu.
Ujicoba ini juga merujuk pada Instruksi Gubernur DKI nomor 66 tahun 2019 mengenai Pengendalian Kualitas Udara di Jakarta dan menjadi mandat dalam Kegiatan Strategis Daerah (KSD) nomor 71 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dengan rencana implementasi armada transportasi yang ramah lingkungan.
Pelepasan ujicoba ini dilakukan oleh Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), Sardjono Jhony Tjitrokusumo Direktur Utama PT Higer Maju Indonesia, Antonius R Ismanto sebagai tindaklanjut dari penandatangan nota kesepahaman atau MoU Transjakarta bersama PT Higer Maju Indonesia (HMI) yang telah dilaksanakan pada 1 September 2021 lalu.
“Alhamdulillah, hari ini kita sudah bisa melakukan ujicoba bus listrik dengan mengangkut pelanggan yang akan melayani masyarakat untuk rute Blok M – Balaikota (EV1). Ujicoba akan dilakukan selama 3 (tiga) bulan ke depan tanpa dikenalan biaya atau gratis. Untuk saat ini kami tetap melalukan pembatasan pelanggan yakni maksimal diisi oleh 25 orang pelanggan termasuk yang berdiri,” ujar Jhony.
Menurut klaim HMI, bus listrik merk Higer bertipe KLQ6125GEV-101 ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan bus konvensional, seperti tidak menimbulkan polusi, biaya perawatan yang relatif murah, hingga baterai yang tahan lama. Dengan daya baterai yang bisa diisi ulang maksimum tiga jam, bus listrik Higer mampu melaju hingga sejauh 250 kilometer.
Selain itu, bus ini juga memiliki keungulan lainnya seperti pintu akses naik turun pelanggan yang luas, sehingga pengguna kursi roda bisa dengan bebas memasuki bus dari pintu depan maupun pintu belakang. Tak hanya itu, pengguna kursi roda juga mendapat area yang lebih luas di dalam bus dibandingkan area kursi roda di bus pendahulunya. Jadi bisa dibilang, moda transportasi ini lebih inklusif dan lebih friendly untuk para pelanggan nantinya.
Sebelumnya, Transjakarta juga telah melakukan ujicoba sebanyak 2 (dua) unit bus yang bekerjasama dengan APM PT Bakrie Autopart pada tahun 2020 lalu. Ke depan, Transjakarta pun terus membuka kesempatan selebar-lebarnya kepada penyedia bus lainnya untuk bekerjasama dalam upaya menghadirkan bus listrik yang aman dan nyaman.
Cemplus Newsline by KAORI