Terbit pertama kali di Indonesia pada tahun 2016, penerbit m&c! di bawah bendera Penerbit Clover kembali menerbitkan novel ringan asal Jepang Psychic Detective Yakumo I dan II untuk cetakan kelima di tahun 2022. Serial novel karangan Manabu Kaminaga ini berkisah mengenai Haruka yang menemani Yakumo memecahkan kasus-kasus yang melibatkan arwah orang meninggal. Hal ini diawali dengan Haruka yang disarankan oleh seniornya untuk berkonsultasi dengan Yakumo dari “Asosiasi Peneliti Film” di kampusnya mengenai peristiwa aneh yang dialami temannya. Ketika sampai di tempat, Haruka malah menemukan pemuda nyentrik dengan mata merah yang ternyata dapat melihat arwah orang meninggal. Meskipun impresi Haruka terhadap Yakumo terbilang buruk, pada akhirnya mereka bersama-sama menyelidiki kasus yang ada dan mengungkap misteri demi misteri.

Buku pertama dari serial novel misteri Psychic Detective Yakumo yang memiliki judul The Red Eye Knows ini memiliki tiga cerita utama yang berbeda di antara prolog dan epilognya. Ketiga cerita ini mengawali bagaimana Haruka dan Yakumo membangun kepercayaan dalam hubungan mereka. Haruka datang dengan menanggung beban masa lalunya yang selalu ia tutup-tutupi, namun secara tiba-tiba rahasianya tersebut dihempaskan oleh Yakumo yang melihat menembus dirinya. Berkat matanya yang bisa melihat arwah, Yakumo mengetahui ingatan lampau Haruka dan perasaan terdalamnya terhadap kematian kakak kembarnya. Tanpa disengaja, Haruka membagi emosi tersembunyi itu dengan Yakumo. Dan untuk saling berbagi rahasia adalah untuk saling percaya.
Pertemuan Haruka dengan Yakumo dalam Psychic Detective Yakumo mendorong Haruka untuk berdamai dengan dirinya sendiri dan masa lalunya. Ia mulai menerima kematian kakaknya dan tidak perlu merasa bertanggung jawab atasnya. Sebab kematian kakaknya merupakan hal yang selalu disesalinya hingga kini. Akan tetapi, Haruka harus menghadapi kesedihan baru dengan kehilangan teman dekatnya pada sebuah kasus pembunuhan. Haruka kembali menemui duka yang lain. Namun, pada titik ini ada Yakumo bersamanya. Yakumo yang ia telah bagi kepingan emosi dan masa lalunya, tidak membuatnya berkubang dalam kesedihan.
Dalam buku pertama Psychic Detective Yakumo ini, banyak digambarkan hubungan personal dan intrapersonal pada diri Haruka. Mula-mula perasaan dan masa lalunya yang terekspos oleh Yakumo, lalu diceritakan bagaimana Haruka terlibat dalam hubungan-hubungan di antara teman-temannya, dan terakhir bagaimana Haruka menghadapi kehilangan salah satu hubungan tersebut.
Yakumo banyak dicertiakan melalui sudut pandang Haruka pada buku ini. Mulai dari bagaimana Yakumo digambarkan sebagai seorang yang tidak ramah, skeptis, dan memiliki lidah setajam silet. Selain itu Yakumo juga berpenampilan acak-acakan seakan tidak tertarik dengan dunia, serta memiliki kebiasaan yang unik yakni memegang dahinya. Dengan bertanya pada arwah, dia mengetahui bagaimana arwah tersebut bisa terjebak di dunia fana dan mencoba menghilangkan sumber masalah mereka. Hal menarik dari Yakumo adalah bagaimana ia bisa merunut sebuah kejadian dari berbagai sudut pandang berkat kemampuannya melihat arwah. Hal tersebut membantunya berpikir melalui perspektif yang bervariasi dan menarik kesimpulan yang objektif berdasarkan bukti-bukti serta testimoni yang ada dari para arwah maupun manusia.

Harus diakui bahwa novel ini ditulis dengan sistematis mulai dari prolog, bagaimana penulis membangun narasi di awal, caranya memperkenalkan tokoh dan melibatkan tokohnya satu sama lain dalam setiap cerita, hingga penyelesaian kasus yang dibuat bersambung ke cerita selanjutnya. Catatan-catatan kaki yang tersedia juga sangat membantu dalam menjelaskan arti dari istilah-istilah dalam bahasa Jepang. Beberapa dari catatan kaki tersebut masih memerlukan penjelasan konteks bagi pembaca yang minim pengetahuan tentang budaya di Jepang. Namun, pada akhirnya buku pertama dari serial Psychic Detective Yakumo merupakan karya yang dapat dinikmati bukan hanya oleh penikmat misteri tetapi juga penikmat horor.
KAORI Newsline | Oleh Vina Nurziani