Ulasan Film: Live-Action Corpse Party

3

Satu lagi film horror Jepang hadir meramaikan bioskop dalam negeri. Kali ini, pihak Moxienotion menghadirkan film horror yang diadaptasi dari seri game dan anime ternama, Corspe Party. Pada hari ini (Rabu, 2/12), film horror yang diadaptasi dari game besutan Team GrisGris dan 5pb. ini akan diputar di bioskop-bioskop Indonesia.

corpse party

Film live-action Corpse Party ini disutradarai oleh Masafumi Yamada, yang merupakan spesialis sutradara film horror. Berbagai karya horror yang pernah ia sutradarai diantaranya adalah Hitori Kakurenbo GekijoubanNew Hanako of The Toilet, serta Hontō ni Atta Kowai Hanashi. Film ini juga dibintangi oleh Rina Ikoma, anggota grup idola Nogizaka 46 yang berperan debut dalam film layar lebar sebagai karakter Naomi Nakashima. Selain Rina Ikoma, pemeran lain di film diantaranya adalah Ryosuke Ikeoka yang berperan sebagai Satoshi Mochida. Nozomi Maeda juga turut serta berperan dalam film ini sebagai Ayumi Shinozaki.

Pada film ini, Asami Imai membawakan lagu tema yang berjudul Babylon ~before the daybreak~. Asami Imai, seiyuu (pengisi suara) dari karkater Chihaya Kisaragi di The Idolm@ster merupakan penyanyi yang bernaung di bawah label musik 5pb. yang juga menyanyikan lagu untuk game dari Corpse Party.

Sinopsis

Live-action Corpse Party ini mengangkat kisah yang ada di seri game serta animenya. Menceritakan mengenai Naomi, Satoshi, dan teman-teman sekelasnya di sekolah tengah menyiapkan pesta perpisahan untuk kelas tersebut. Namun saat tengah menyiapkan kelas untuk festival perpisahan tersebut, salah satu murid di kelas tersebut, Ayumi mengajak seisi kelas memainkan permainan Sachiko Selamanya (Sachiko Ever After/Shiawase no Sachiko).

Sebelum permainan tersebut dimulai, seisi kelas cukup ketakutan karena cerita horror yang ada di balik permainan tersebut. Sontak semua kaget saat guru kelas mereka dan adik perempuan dari Satoshi masuk ke kelas saat mereka sedang cerita horror. Kedua orang tersebut akhirnya turut serta bermain permainan Sachiko Selamanya. Ayumi menyatakan bahwa dengan memainkan permainan ini, diharapkan pertemanan mereka akan abadi selamanya.

corpse party

Permainan pun dimulai, Ayumi mengeluarkan boneka kertas berbentuk manusia. Masing-masing peserta memegang kertas tersebut dan membacakan mantra. Setelah mantra selesai diucapkan, mereka merobek kertas yang dipegang tersebut. Kemudian kertas tersebut masing-masing disimpan dengan harapan suatu saat bisa bersatu kembali menyatukan kertas tersebut.

Namun ternyata permainan Sachiko Selamanya tersebut adalah ritual yang membawa para pesertanya masuk ke dunia lain. Seketika lantai ruang kelas mereka runtuh dan masing-masing masuk ke ruang kelas di dunia lain. Sekolah dunia lain tersebut adalah SD Heavenly Host, tempat yang dibentuk dari kutukan korban pembunuhan di sekolah tersebut beberapa tahun lalu. Kini Naomi dan yang lain harus mencari cara keluar dari dunia tersebut sambil berusaha bertahan hidup dari ancaman pembunuh keji yang berkeliaran disana.

Menegangkan Sejak Awal Hingga Akhir

Sebagai film horror, tentu unsur-unsur menegangkan dan penuh misteri serta mengagetkan menjadi sajian utama dari film tersebut. Corpse Party sebagai sebuah film horror berhasil mengemas unsur horror dengan eksekusi yang cukup baik. Biasanya film horror diawali dengan nuansa yang biasa dan tidak terlalu menegangkan untuk pembuka film. Namun berbeda dengan Corpse Party, sejak awal sudah menampilkan nuansa horror saat film baru saja dimulai.

Awal film dimulai penonton akan disajikan bagaimana para murid-murid sedang menghias kelas, namun tiba-tiba listrik mati dan membuat seisi kelas gelap gulita. Saat kelas tersebut gelap gulita, salah satu murid pun mulai menceritakan sebuah kisah seram mengenai permainan Sachiko Selamanya. Ditengah-tengah cerita seram tersebut berlangsung, tiba-tiba pintu kelas terbuka saat guru mereka masuk ke kelas. Pembuka film penonton sudah akan dibuat terkejut dengan adegan tersebut. Dan sepanjang film masih akan ada beberapa hal menegangkan dan mengejutkan lainnya yang akan disajikan.

Corpse Party: It’s A Party Of Corpse

Berjudul sebagai Corspe Party, film ini menghadirkan horror yang bukan berfokus pada hal-hal spiritual semata, tidak berbicara sekedar hantu dan arwah gentayangan, namun film ini lebih menitikberatkan pada tema gore. Corpse Party sudah dikenal sebagai game yang menampilkan banyak adegan-adegan sadis dengan berbagai organ tubuh terekspos dimana-mana. Begitu pula di seri animenya banyak menampilkan adegan-adegan yang cukup sadis dimana berbagai organ tubuh terpotong dan hancur.

Hal tersebut pun dibawakan ke dalam film live-actionnya. Cipratan darah dan mayat yang bergelimpangan juga ditampilkan di film ini. Namun menariknya film live-action Corpse Party ini dirilis dalam dua versi. Di Jepangnya sendiri, film live-action ini dirilis pertama kali dengan versi sudah dipotong beberapa adegan dan kemudian dirilis versi beberapa adegan tidak dipotong. Untuk yang tayang di Indonesia ini, dihadirkan film dengan versi beberapa adegan dipotong. Oleh karena itu ada beberapa adegan sadis yang langsung dipotong saat karakter tersebut dibunuh.

Lebih Dari Horror & Darah

Meskipun tema besar dari film Corpse Party ini adalah horror dengan nuansa penuh darah dan adegan sadis, namun di film ini tidak hanya horror dan adegan gore saja yang ditampilkan. Mengisahkan mengenai para murid sekolah yang terjebak di dunia lain, film ini juga menampilkan konflik yang ada meliputi para murid sekolahan.

Berbagai konflik khas remaja sekolahan ditampilkan di film ini, mulai dari siswi yang saling rebutan cowok idaman di kelas, pertengkaran antar teman sekelas karena kesalahpahaman, serta cowok yang berusaha mencoba menarik perhatian dari cewek idamannya di kelas.

Namun berbagai konflik-konflik tersebut tidaklah terjadi di dunia nyata, tidak terjadi di ruang kelas tempat mereka bersekolah, maupun terjadi di sekolah mereka. Beragam konflik tersebut justru berlangsung di sebuah sekolah yang berada di dunia lain dan dipenuhi oleh ancaman dan berbagai hal misterius. Sehingga berbagai konflik yang ada tersebut justru membawa kondisi serasa semakin buruk ditengah ancaman-ancaman yang berada di SD Heavenly Host.

Menjaga Originalitas Dari Berbagai Karya Sebelumnya

Salah satu masalah yang biasa dikhawatirkan saat sebuah game, komik, maupun anime Jepang diadaptasi kedalam sebuah live-action ada terkait originalitasnya, apakah film tersebut akan tetap berpegang teguh pada originalitas dari karya aslinya atau justru menampilkan sesuatu hal yang benar-benar baru. Hal yang paling mudah dirasakan beda atau sama dengan karya aslinya adalah bagaimana cerita berjalan serta penggambaran karakternya.

Game Corpse Party
Game Corpse Party

Sebagai sebuah film live-action, Corpse Party mampu hadir dalam format film live-action tanpa meninggalkan kaidah-kaidah yang ada di seri game dan animenya. Mulai dari latar, karakter, hingga rute cerita yang diadaptasi ke film ini adalah salah satu rute yang ada di gamenya (mengingat game nya sendiri merupakan game dengan berbagai kemungkinan rute ending).

Penggambaran karakter di film live-action ini juga masih mempertahankan kaidah dari game dan animenya. Baik secara fisik maupun perkembangan karakter di film Corpse Party ini masih sama seperti game dan animenya.

Kesimpulan

Satu lagi film Jepang hadir mewarnai bioskop Indonesia dan kali ini adalah film horror. Sebagai sebuah film horror, Corpse Party cukup menjanjikan dengan berbagai ketegangan horrornya. Sejak awal film nuansa yang hadir sudah cukup menegangkan dengan kesan gelap hingga akhir film (bahkan hingga bagaimana film ini diakhiri sampai setelah lagu penutup diputar pun cukup mengejutkan).

Diadaptasi dari seri game dan anime, Corpse Party bisa mengemas dengan baik 1 rute game dan 1 musim seri anime kedalam sebuah film. Cerita aslinya sendiri cukup panjang, namun di film ini meskipun dipadatkan hanya dalam sebuah film, tapi cerita yang hadir tidak terasa alurnya terlalu cepat dan dipaksakan berjalan, sehingga bagi anda yang tidak sempat bermain game maupun menonton seri animenya, masih akan dengan mudah mengikuti kisah di film ini.

Film ini sangat disarankan bagi anda pecinta film Jepang, dan film horror Asia terutama Jepang. Horror di film ini hadir tidak hanya seputar masalah hantu dan persoalan fenomena mistis dan spiritual saja, tapi juga dikemas dengan nuansa penuh darah dengan adegan-adegan gore yang hadir hingga akhir film. Oleh karena itu bagi anda yang memang tidak suka dengan tontonan bernuansa gore, tidak dianjurkan untuk meonton film ini karena meskipun yang ditayangkan adalah yang sudah dipotong beberapa adegannya, namun tetap saja masih ada adegan berdarah dan sorotan terhadap potongan organ tubuh.

KAORI Newsline | Diulas oleh Rafly Nugroho yang menahan teriak dan cukup ketakutan saat menonton film ini.

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses