Saya teringat dengan pernyataan salah satu teman saya. Saat itu, yang bersangkutan mengatakan bahwa “waifu” yang dipilih seseorang sesungguhnya adalah bentuk cerminan ideal dari apa yang diinginkannya. Kalau alasan seperti ini mau dipakai, maka tidak heran jika sebuah karakter yang dikembangkan “paling sempurna” dalam sebuah seri akan punya banyak penggemarnya.

Selama ini ada banyak alasan mengapa “karakter x adalah best girl” seraya diiringi dengan “karakter y adalah worst girl” beredar di jagad internet. Diskusi seperti ini ibarat menyiram bensin di tengah bara yang berkobar sehingga memperingati tanggal 20 Maret, kali ini saya akan mencoba menyampaikan bagaimana saya bisa menyukai seorang Eriri Sawamura, karakter dari seri novel ringan dan anime Saenai Heroine no Sodatekata.

Peringatan: sebagian dari isi tulisan di bawah ini mengandung spoiler, mohon membaca dengan kehati-hatian.

eriri-episode-10

Proteus

Sebagai seorang yang cukup kafir, saya menonton episode 0 Saekano dengan penuh rasa skeptis. Jujur, saya tidak paham apa maksudnya. Tetapi dalam episode perkenalan ini, saya melihat satu karakter yang sangat-sangat tsundere, namun tidak terlalu murah mengobral perasaannya itu kepada sang protagonis. Namanya, Eriri Sawamura.

Dalam perjalanan episode-episode animenya, Eriri punya pula kesukaan yang legit dan asik bagi saya: menggambar komik dewasa. Bahkan ia membayar pajak dan menjadi terkenal berkat komik yang digambarnya itu. Saya juga senang karena berbeda dengan artis-artis amatir yang saya lihat di linimasa medsos saya, Eriri realistis dan tidak kenal alasan dengan deadline. Somehow, wah ini semangat kerja kerja kerja yang saya idamkan dari dulu.

Episode pertengahan menjelaskan bahwa Eriri adalah teman masa kecil dari sang protagonis. Perbedaan kasta dan tekanan sosial membuatnya terpaksa menjauh dari sang protagonis. Sesungguhnya Eriri sangat senang bermain dengan sang protagonis sehingga ketika ia terpaksa berhenti berhubungan dengan sang protagonis di sekolahnya, dalam hati ia menunggu, kapan akan ada orang yang akan kembali bermain bersamanya. Dalam kesendiriannya, ia menggambar, meningkatkan kemampuan menggambarnya dari yang sama jeleknya seperti sang protagonis menjadi ilustrator kelas Comiket. Kedua orangtuanya yang memang otaku pun mendukung penuh hobinya tersebut.

Dalam keputusasaan, ia mampu berdiri sendiri, bangkit, dan membuat dirinya meraih kesuksesan. Seperti boneka daruma yang terus berdiri meski didorong berkali-kali.

Setelah Saekano musim pertama selesai, saya meneruskan dengan membaca novelnya dan mencoba mengeksplorasi lebih jauh bagaimana Eriri digambarkan dan bagaimana sesungguhnya perasaan dia terhadap sang protagonis.

eriri-episode-09

Nausicaa

Memahami Eriri dan karakter-karakter lain dalam Saekano tidak sesimpel memahami karakter dalam charage atau anime-anime ringan lainnya (meski sebenarnya bahkan sekelas Yuru Yuri pun mengandung kritik sosial yang mendalam.) Untuk bisa memahami mengapa Eriri bertindak demikian, perlu memahami pula bagaimana hubungan Eriri dan sang protagonis, Eriri dan masa lalunya, serta Eriri dengan karakter-karakter lainnya.

Saya bersimpati dengan Eriri. Ketika sang protagonis membantu Izumi berpromosi di dalam Comiket, ada rasa sedih dan cemburu yang terpendam di dalam dirinya. Bukan berarti Eriri suka dengan sang protagonis (walau sah-sah saja menyimpulkan demikian). Maksudnya: mengapa Izumi yang baru kemarin sore bertemu lagi dengan sang protagonis, dibantu habis-habisan, sedangkan selama ini sang protagonis tidak pernah memperhatikan apa yang ia lakukan? Cerita osananajimi Eriri bukan cerita osananajimi biasa karena justru “teman masa kecil” di sini berakhir pahit dan getir sampai kemudian, hubungan mereka kembali terjalin saat sang protagonis mengajaknya membuat novel visual.

Situasi ini berkebalikan dengan apa yang terjadi pada Utaha. Sang protagonis justru hanya dan hanya memperhatikan apa yang ditulis olehnya. Saya melihat bagi Utaha, novel adalah bentuk aktualisasi dirinya yang perlu teman dan ketika tahu ada orang yang memperhatikan perkembangannya dengan penuh percaya diri, sang Utaha pun jatuh hati. Berbeda pula dengan Megumi, sebagai cewek yang diceritakan normal dan tidak tertarik pada dunia otaku, ia senang bersama sang protagonis karena melihat sisi baik di balik kemaniakannya. Megumi tidak polos dan karena perasaannya, justru akan menjadi karakter yang menciptakan keputusasaan pada akhir circle mereka.

Dalam mutung-nya, sang protagonis datang menjemputnya langsung ke dalam rumahnya yang megah. Ia meminta penjelasan, “elu selama ini ke mana aja?” dan penjelasan tersebut telah diberikan meski tidak tuntas (dan nanti akan sangat memengaruhi proyek novel visual yang mereka kerjakan  – akan diceritakan di musim kedua animenya -.)  Singkat kata, Eriri mendapatkan perhatian yang ia inginkan, perhatian yang ia inginkan setelah bertahun-tahun ditinggalkan.

Mungkin, ditolak oleh orang yang tidak terlalu kita kenal jauh lebih ringan ketimbang ditinggalkan oleh teman satu-satunya.

Baca Juga: Apa Itu Karakter Tsundere? Tribute to Tsundere

eriri-episode-08

Laestrygonian

Melihat Saekano tentu harus melihat konteks penulisannya. Bila sebelumnya pernah membaca White Album 2, sesungguhnya untuk memahami karakter yang diidamkan perlu memahami karakter tersebut dari jalan cerita karakter lain. Untuk memahami motivasi Kazusa, perlu memahami bagaimana Setsuna memandang Kazusa. Dalam Saekano, untuk bisa mengapresiasi siapapun waifu pilihannya, perlu untuk memahami bagaimana Eriri melihat dunia. Untuk bisa mengapresiasi Eriri, perlu memahami bagaimana Eriri di mata karakter lain. Memahami Eriri tidak sesederhana itu karena ia lebih dari sekadar tsundere akut belaka. Sikap-sikap Eriri, meski sekilas terlihat sangat stereotip galge atau anime harem, sesungguhnya adalah sikap yang sangat manusiawi dan bisa terjadi pada kita sebagai orang biasa.

Bagaimana seorang Eriri hidup dan dihidupkan oleh sang penulis, dengan berbagai kelemahan dan sikap “jeleknya”, itulah yang membuat saya begitu mengapresiasi Eriri dan membuatnya berbeda dari karakter-karakter tsundere biasa.

oleh Kevin W | penulis saat ini sedang menyiapkan penelitian mengenai narasi konsumsi dan produksi otaku dalam seri anime Saenai Heroine no Sodatekata.

1 KOMENTAR

  1. demen nih tulisam macam begini

    btw saya ngeliat eriri adalah seorang tsundere yang paling manis diantara tsundere lainnya

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses