Tak dapat dipungkiri bahwa Sword Art Online adalah salah satu seri yang menjadi sebuah fenomena tersendiri. Saya sangat ingat bagaimana di tahun 2012, disaat seri anime Sword Art Online tayang, seisi warnet tempat saya biasa bermain menjadi berbeda. Warnet yang biasanya dipenuhi oleh orang-orang yang datang bermain game online, seketika berubah menjadi tempat nobar (nonton bareng) setiap ada episode baru SAO rilis. Kisah mengenai seseorang yang terjebak di dalam sebuah game MMORPG banyak menarik perhatian teman-teman saya yang hobi bermain game MMORPG disana.
Dari sekian banyak daya tarik yang ditampilkan oleh seri SAO ini, saya pun tertarik akan salah satu sosok karakter. Bukan Kirito dan bukan Asuna, saya justru merasa tertarik dengan sosok karakter Yuuki Konno. Yuuki Konno adalah karakter yang muncul di novel ringan volume ke-7 yang berjudul Mother’s Rosario yang bagi saya pribadi juga menghadirkan kisah yang cukup menarik (selain karena minimnya kemunculan Kirito disana).
Tanggal 23 Mei merupakan hari lahir dari karakter Yuuki Konno ini. Di hari ini saya tidak menyiapkan sesuatu yang spesial baik altar maupun kue ulang tahun. Memperingati ulang tahun dari Yuuki saya mempersembahkan artikel ini, artikel yang akan menceritakan mengapa saya menyukai karakter tersebut.
Pertemuan Pertama
Pertemuan dengan sosok Yuuki Konno dimulai saat membaca novel ke-7. Satu daya tarik dari novel ke-7 ini adalah cerita yang dibawakan dari sudut pandang berbeda, bukan Kirito, melainkan Asuna yang bertemu dengan Yuuki Konno. Selain itu secara umum jalannya cerita di novel ke-7 ini juga membawa kisah drama yang menguras emosi, berbeda dengan kisah-kisah sebelumnya yang lebih fokus pada aksi.
Yuuki Konno adalah salah satu pemain dari game Alfheim Online yang mengendalikan karakter bernama Yuuki, yang juga dikenal dengan julukan Zekken (Absolute Sword). Ia adalah gadis yang memberikan tantangan bagi siapapun untuk melakukan pertarungan satu lawan satu dengan hadiah sebuah OSS (Original Sword Skill) tingkat tinggi, dimana pada saat itu ALO baru saja meng-implementasikan sistem OSS ini dimana pemain bisa membuat skill nya sendiri menggunakan senjata jarak dekat. Satu per satu penantang pun menghampiri gadis bertubuh kecil yang dalam setiap pertarungannya selalu mengalahkan lawannya dengan gerakan yang lincah dan gesit ini. Namun rentetan kemenangannya sempat terancam disaat ia bertemu Asuna yang menerima tantangannya. Setelah menyelesaikan pertarungan, Yuuki pun mengajak Asuna untuk bergabung dengannya dalam guild bernama Sleeping Knights. Yuuki meminta pertolongan Asuna untuk membantu guild-nya dalam melawan salah satu boss monster di game tersebut.
Timbul Empati
Awal mengenal Yuuki Konno saya suka dengan sifatnya yang periang, penuh semangat, dan bahkan sangat kuat (ia hampir mengalahkan Asuna loh!). Namun perasaan saya pun justru larut dan bahkan hanyut ketika mengetahui kenyataan dibalik Yuuki Konno dan Sleeping Knights. Yuuki Konno adalah karakter yang mengidap penyakit HIV AIDS, dan dalam perawatannya, ia mengenakan perangkat VR sebagai pengganti anestesi, memindahkan kesadarannya ke sebuah dunia virtual di saat dirinya tengah menjalani operasi.
Tidak sebatas itu saja, Sleeping Knights merupakan guild yang beranggotakan orang-orang yang sama seperti Yuuki, para pasien di rumah sakit yang menjalani perawatan dengan menggunakan peralatan khusus untuk memindahkan kesadaran ke dunia VR. Para anggota guild ini berada di dunia VR hampir tanpa henti karena tubuhnya di dunia nyata memang sedang tidak sadarkan diri. Mereka terus bersama bermain VR Game hampir non-stop, mulai dari game yang membuat mereka menjadi karakter serangga, hingga akhirnya bertemu Asuna di game ALO.
Dengan kisah di balik Yuuki Konno dan Sleeping Knights seperti ini, rasa empati pun muncul. Sisi emosional saya semakin larut begitu mengetahui soal kakak perempuan Yuuki. Sebelumnya Sleeping Knights memiliki anggota yang merupakan kakak perempuan Yuuki Konno. Namun akibat ganasnya virus yang menyerang, sang kakak harus pergi meninggalkan Yuuki dan anggota guild lainnya terlebih dahulu.
Persoalan HIV/AIDS yang menyerang Yuuki Konno dan sang kakak ini yang menjadi inti dari bangunan kisah drama pada cerita Mother’s Rosario. Kedua kakak-beradik ini mengidap virus ini yang diturunkan dari kedua orang tuanya. Sebelum sang kakak pergi, kedua orang tua Yuuki sudah terlebih dahulu pergi meninggalkan mereka berdua. Setelah ditinggal sang kakak, Yuuki pun merasakan kesendirian, hanya tinggal seorang diri, terombang-ambing dalam dunia yang dibangun dari sintaks 0 dan 1, menanti waktu di mana ia akan kembali bersatu dengan sang kakak dan orang tuanya.
Kesendirian inilah yang membuat Sleeping Knights begitu berharga bagi Yuuki. Dengan adanya teman-temannya di guild tersebut ia tidak lagi merasa sendirian. Selain karena ia dikelilingi oleh banyak teman, ia tidak lagi merasa sendirian karena anggota guild lainnya juga memiliki kondisi yang sama dengannya.
Keberanian dalam Diri Yuuki Konno
Meski mengidap penyakit HIV/AIDS dan di vonis bahwa hidupnya tidak lama lagi, namun Yuuki justru menyembunyikan rasa takut, kesedihan, dan kekhawatirannya dengan senyuman, tawa, dan semangat yang selalu ia hadirkan kepada teman-temannya. Di balik tubuhnya yang mungil, Yuuki memiliki ketegaran dan keberanian yang luar biasa. Terlepas dari itu, dalam bahasa Jepang sendiri Yuuki (勇気) bisa di artikan sebagai Keberanian (Courage).
Permainan kata ini diwujudkan dalam sifat Yuuki Konno yang tetap tegar dan tersenyum setiap saat. Selain itu perwujudan lain dari permainan kata ini juga dimunculkan dalam lagu pembuka seri anime Sword Art Online II. Saat kisah Mother’s Rosario ditampilkan dalam anime, Haruka Tomatsu, pengisi suara dari Asuna Yuuki menyanyikan lagu berjudul Courage.
Seiring berjalannya cerita tekad kuat yang ia tampilkan kepada orang-orang bukanlah sebuah bualan maupun omong kosong belaka. Ia membuktikan bahwa dirinya memang benar-benar kuat dengan mengembangkan OSS yang cukup kuat. Membuktikan pada teman-temannya bahwa ia bisa melawan monster tangguh.
Yuuki menunjukkan senyuman kepada teman-temannya untuk menunjukkan bahwa ia baik-baik saja. Namun tak jarang senyuman dan semangat tersebut justru dipahami sebagai sesuatu yang lain oleh teman-temannya. Mereka sadar bahwa bagaimanapun juga sifat Yuuki yang periang sebenarnya hanya untuk menutupi kondisi aslinya. Hal tersebut justru membuat teman-temannya lebih khawatir.
Sifat periang dari Yuuki ini juga bisa dipahami sebagai sesuatu yang lain. Dalam masyarakat tak jarang para ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) mendapat stereotip buruk. Selain harus melawan penyakit, mereka juga harus mampu “melawan” anggapan buruk dari masyarakat yang tak jarang berujung pada pengucilan. Semangat Yuuki ini bisa jadi menunjukkan bahwa ODHA juga bisa sama seperti orang-orang normal lainnya, bisa juga beraktivitas, bisa juga menjalani hidup yang sama, sebuah resistensi akan anggapan buruk masyarakat terhadap ODHA.
Tak jarang juga senyuman dan sifat periang serta penuh semangat dari Yuuki ini menular ke orang-orang di sekitarnya. Salah satu yang merasakan hal ini adalah Asuna. Di kisah ini diceritakan juga bahwa Asuna tengah menghadapi masalah dalam keluarganya (terutama dengan ibunya). Namun berkat pertemuannya dengan Sleeping Knights dan Yuuki, Asuna justru mulai berubah, ia merasa bahwa dirinya harus juga bisa kuat dan tegar menghadapi setiap masalah yang ia hadapi.
Opini: Yuuki Konno, Gadis yang Diberkati Keberanian berlanjut ke halaman berikutnya
Ok sy ingin beri pertanyaan ikat kepala yang di pakai yuuki itu sudah seperti ikan kepala klein apakah ada hubungan nya
Ok sy ingin beri pertanyaan ikat kepala yang di pakai yuuki itu sudah seperti ikat
kepala klein apakah ada hubungan nya