Opini: Yuuki Konno, Gadis yang Diberkati Keberanian

Yuuki dan Asuna

Hal lain yang membuat sosok Yuuki ini cukup menarik adalah bagaimana kedekatannya dengan Asuna. Setelah menceritakan bahwa ia pernah memiliki seorang kakak, Yuuki sempat mengaku bahwa Asuna merupakan sosok kakak baginya. Dengan bantuan alat buatan Kirito, Yuuki dan Asuna bisa saling berinteraksi di luar game.

Sesaat setelah mengunjungi sosok Yuuki Konno di rumah sakit, Asuna merasa senang sekaligus sedih karena akhirnya bisa bertemu dengan seseorang yang sangat berarti baginya. Yuuki pun sangat ingin bisa berjalan-jalan ke dunia luar, bukan di dunia virtual, bersama Asuna. Perangkat berupa kamera kecil yang tersambung dengan alat yang dikenakan Yuuki di rumah sakit akhirnya membawa Yuuki bisa keluar ke dunia luar bersama-sama dengan Asuna.

Perkembangan hubungan Yuuki dan Asuna pun semakin erat. Asuna dengan riangnya membawa Yuuki melihat-lihat dunia luar, menjelaskan hal-hal yang sudah lama tidak Yuuki temui sejak berada di rumah sakit, dan mengenalkannya dengan teman-teman lainnya seperti Kirito, Silica, Lizbeth, dan juga Sinon. Perlahan hubungan Asuna dan Yuuki sudah sangat erat, tidak lagi seperti teman maupun kakak-beradik, namun sudah seperti sejoli.

Suatu waktu Yuuki meminta bantuan Asuna untuk membawanya pergi ke rumahnya. Asuna pun menuruti permintaan tersebut dan sesampainya disana Yuuki pun menangis meningat kenangan bersama keluarganya. Asuna yang membawa Yuuki kesana juga turut larut dalam haru, tangis pun pecah di antara keduanya. Dan disaat itulah Yuuki berusaha memecahkan suasana dengan berkata, “Asuna jika saja bisa maukah kau menikah denganku?”. Kaget, Asuna pun cukup gugup untuk menjawabnya. Keduanya justru berakhir dengan mengkhawatirkan jika memang mereka menikah nanti Yuuki akan memiliki nama Yuuki Yuuki. Hal ini membuat saya yang membaca SAO sedikit lebih lega karena akhirnya ada juga karakter perempuan yang tidak ada hubungan dengan Kirito, dan justru menjalin hubungan dengan Asuna.

Yuuki dalam Anime

Lama setelah selesai membaca novel Mother’s Rosario, kabar musim kedua SAO pun tersiar. Di waktu itu saya memiliki spekulasi akankah Yuuki Konno hadir? Namun melihat visual yang hanya menampilkan kisah Phantom Bullet saya merasa “ah tidak mungkin sampai ke Mother’s Rosario“. Namun semua berubah ketika anime SAO II justru lanjut hingga Mother’s Rosario.

Pertama kali melihat Yuuki dalam anime saya senang dan juga merasa haru mengetahui bagaimana kisah ini akan berakhir. Terutama saat LiSA menyanyikan lagu penutup berjudul Shirushi dengan menampilkan sosok Yuuki Konno, saya berusaha menahan tangis yang keluar melihat senyum dari Yuuki dengan lagu yang mampu membangun nuansa sendu. Bahkan saat konsernya di Indonesia, LiSA sempat menangis diatas panggung begitu menyanyi lagu ini.

Penutup

Sosok Yuuki Konno adalah salah satu karakter yang memiliki keterkaitan emosi sangat erat dengan saya. Bagaimana ia bisa tetap tersenyum dan semangat meski memiliki penyakit ganas adalah suatu hal yang membuat saya tertarik akan dirinya. Melihat Yuuki Konno tidak bisa hanya melihat sosok gadis berukuran tubuh mungil, imut, dan lucu saja. Ada kompleksitas yang tersimpan di balik tiap senyum dan daya tariknya secara fisik.

Adanya elemen tragis dalam perkembangan karakter Yuuki Konno ini justru membuat saya makin suka akan sosok dirinya. Sebagaimana blog Ogiue Maniax yang menyatakan bahwa “elemen tragis memiliki pengaruh dalam perkembangan karakter perempuan dalam anime dan manga, sebuah perpanjangan ide dari apa itu ‘moe’ “. Yuuki Konno seakan menyiratkan bahwa karakter moe juga memiliki kompleksitasnya sendiri.

Baca juga: Ulasan Anime Sword Art Online II – Calibur & Mother’s Rosario

KAORI Newsline | Oleh Rafly Nugroho | Penulis sempat harus beberapa kali menahan haru saat menulis artikel ini.

Referensi:

sdshamshel/Carl Li (2013), “The Relationship Between Classic Toei Heroines and Moe Characters,” diakses dari https://ogiuemaniax.com/2013/07/12/the-relationship-between-classic-toei-heroines-and-moe-characters/.