Elitisme Penggemar Idola di Indonesia: Perlu Saling Pengertian

2

glow-stick

Perilaku penggemar idola di Jepang menjadi perbincangan hangat di tengah kalangan penggemar idola di Indonesia. Bagaimana penggemar idola di Indonesia?

Dalam wawancara dengan KAORI Newsline, salah satu penggemar idola Jepang yang sudah cukup lama berkecimpung, Joe, menyampaikan pendapatnya.

Menurut Joe, fenomena elitisme penggemar idola Jepang yang terlihat saat ini adalah masalah dari perilaku-perilaku para penggemar itu sendiri, baik yang baru saja mulai masuk ke dunia idola maupun yang sudah lama.

Joe sudah agak lama tidak melihat fans di Jepang, namun ia melihat fenomena yang mirip-mirip di Indonesia.

Ia menuturkan contoh fans-fans saat ini yang ngeyel saat ia mencoba menjelaskan. Atau perilaku segelintir orang di suatu regional (kota) yang menjatuhkan citra penggemar yang terlihat di masyarakat. Parahnya, mereka yang berperilaku buruk ini, kebanyakan adalah fans-fans baru.

Lalu apakah fenomena elitisme juga ada di kalangan penggemar senior?

Menurut Joe, penggemar senior seperti yang sudah menyukai idola Jepang sejak 2008-an, memiliki tanggapan beragam menyikapi fenomena penggemar baru ini.

“Ada yang menerima, ada yang tidak begitu memedulikan karena ingin fokus dengan idolanya, dan ada pula yang terang-terangan tidak suka,” tutur Joe.

Meski begitu, hadirnya para sosok senior yang punya pengaruh besar di dunia net, menjadi panutan para penggemar di bawahnya. “Bila ia berpendapat maka pesannya akan menyebar di kalangan akar rumput,” tuturnya.

Joe sebagai penggemar idola sejak tahun 2011, mencoba menempatkan dirinya agar tidak berjarak dengan para penggemar baru.

“Ketika saya menonton teater sebuah grup idola di Jakarta, kalau di belakang saya ada fans baru, saya akan memberikan tempat berdiri/duduk saya dan mempersilakannya maju.”

Lalu bagaimana supaya fenomena elit di Jepang tidak terjadi, atau tidak ikut berkembang parah di Indonesia?

“Harus ada kesadaran dari para fans baik yang sudah lama maupun yang masih baru. Fans baru kalau ber-idol jangan sampai mengganggu orang lain dan harus tahu etiketnya, fans lama harus membimbing, membantu, dan memahami dinamika pergerakan para penggemar idola yang mereka sukai.”

KAORI Newsline | oleh Kevin Wilyan | ilustrasi

2 KOMENTAR

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses