Ada banyak restoran maupun warung makan yang menyediakan makanan berbahan dasar mie. Namun, kebanyakan yang disajikan adalah jenis masakan mie yang berasal dari negeri Tiongkok, sedangkan untuk restoran yang menyajikan sajian mie ramen dapat dikatakan sedikit, terutama di wilayah Surakarta dan Yogyakarta. Oleh sebab itu, kami melakukan kunjungan ke Nikkouramen, salah satu restoran ramen yang terdapat di Yogyakarta dan melakukan wawancara dengan Mas Sie, pemilik restoran ramen tersebut
Pertanyaan (P): Apakah alasan Mas Sie membuka restoran nikkou ramen ini?
Jawaban (J): saya dan mbak im (teman-red.) mendirikan nikkou ramen karena selain hobi makan, ada darah otaku yang mengalir. Sehingga restoran ramen menjadi prospek bisnis yang fun selain sambil bekerja
P: Sejak kapankah restoran nikkou ramen mulai dirintis?
J : Kami mulai merintisnya semenjak September 2008. Pada awalnya kami memulai usaha di daerah Pogung, baru kemudian pindah ke Jalan A.M. Sangaji pada Januari 2010
P: Mengapa memilih restoran ramen?
J: Karena ramen sudah familiar dengan komunitas jepang di Indonesia.
P: Untuk resepnya?
J: Untuk resep, saya mengadakan survei dan juga bertanya kepada teman dari Jepang. Namun, Ramen di sini hybrid sehingga rasanya berbeda dengan yang asli Jepang karena ramen asli Jepang memiliki rasa yang lebih plain, sedangkan kami menambahkan rempah rempah. Selain itu kami juga ingin agar ramen kami dapat menjangkau semua lapisan masyarakat, tidak hanya komunitas-komunitas tertentu.
P: Kelebihan restoran Nikkou Ramen sendiri?
J: Disini pula kami menampilkan amv yang tidak hanya terpaku pada suatu genre, namun Jepang apa adanya.
P: Adakah kemungkinan mengeluarkan ramen original?
J: Kami tidak akan idealis karena kami ingin agar ramen menjangkau semua lapisan masyarakat, selain itu ramen kami juga disukai oleh turis dari jepang maupun eropa. Bahkan mereka mengatakan ramen kami bias laku bila dijual di Jepang, karena yang seperti ini (menggunakan bumbu rempah-rempah-red.) belum ada di Jepang
J: Ya, itu benar. Makanan-makanan asli Jepang memang terkesan lebih “datar” karena memang di Jepang tidak kaya rempah seperti Indonesia.
P: Berapa kira-kira pendapatan ketika menjalankan restoran ramen ini?
J: Untuk rangenya antara dua sampai lima juta/hari
P: Mengenai modal awal?
J: Modal awal kami berkisar 15 jutaan
P: Adakah hal menarik selama menjalankan restoran ramen ini?
J: Setiap hari menarik. Tapi yang paling mengesankan adalah ketika kami menyelenggarakan lomba makan ramen dalam sebuah festival jepang di Jogja Expo Center (JEC), dimana tantangan dari kami adalah untuk menghabiskan 2 mangkok chili ramen, dimana ada peserta yang pada awalnya tampak sombong, tampak kepayahan ketika harus menyelesaikan tantangan tersebut, ada pula peserta yang akhirnya terpaksa masuk rumah sakit. Namun ada pula ternyata peserta yang mampu menyelesaikan tantangan dari kamiseolah olah nggak kenal rasa pedas.
P: Adakah kesan dan pesan mas Sie untuk para pembaca?
J: Saya berharap kita semua bisa mengenal kebudayaan Jepang secara luas, tidak hanya Anime atau J-Rock saja, dan tidak untuk komunitas-komunitas Jepang maupun kalangan tertentu saja.
Nikkouramen
Jalan A.M. Sangaji 79, Yogyakarta
(0274) 563002 / 08170427772
mantap juga rupanya yang punya restorannya tuh otaku man
Udah banyak kali Ramen di Jogja.
eh Naruto itu babi bukan?
^Naruto = babi :hmm:
Gantinya kyuubi ya đ