Humas PT KAI Commuter Jabodetabek Eva Chairunisa
“I’m confident we can change the past and the future.”
Lirik lagu pembuka seri kartun Ushinawareta Mirai no Motomete tersebut sangat relevan dengan semangat yang diemban pemerintahan baru Joko Widodo – Jusuf Kalla. KAORI berkesempatan langsung meliput dari Indonesia Infrastructure Week 2014 dan menemukan banyak hal menarik dan semoga, menjadi kenyataan.
Yang pertama adalah dari seminar yang diselenggarakan oleh Masyarakat Transpotasi Indonesia, temanya mengenai transportasi publik. Sesi pertama seminar ini banyak mengangkat mengenai keberhasilan reformasi transportasi kereta api komuter di Jabodetabek dan upaya Transjakarta Busway memperbaiki diri.
Eva Chairunisa, humas PT KAI Commuter Jabodetabek memaparkan pertumbuhan penumpang kereta api yang meningkat dua kali lipat selama 18 bulan, dari Januari 2013 sampai Juni 2014. PT KCJ pun terus mengadakan peningkatan jumlah kereta listrik dan tahun 2015 mendatang akan mendatangkan 120 unit tambahan bekas dari Jepang.
Sementara Dirut PT Transportasi Jakarta Kosasih memaparkan target pengadaan 1.200 bus gandeng yang harus tercapai pada 2015 mendatang Saat ini jumlah halte Transjakarta adalah yang paling banyak dibandingkan sistem BRT lain di dunia, namun efisiensi penumpang masih sangat rendah, dengan kapasitas angkut maksimum hanya 3.000 orang per jam pada jam sibuk.
Di pameran ini, tidak lupa pula Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang baru Basuki Hadimuljono menyempatkan diri pula untuk meninjau beberapa stan khususnya stan BUMN bidang infrastruktur. Pada gambar di atas, menteri Basuki berkunjung ke stan milik BUMN Hutama Karya.
Beranjak ke stan lain, ada maket tunnel boring machine yang akan dipergunakan untuk pengeboran terowongan MRT Jakarta. Proyek Tahap 1 (Lebak Bulus – Bundaran HI) saat ini sedang dibangun dan ditargetkan akan beroperasi 2016-2017.
Oh ya, kereta yang dipergunakan untuk MRT Jakarta adalah kereta baru dan saat ini tendernya sedang dilakukan.

Kalau maket-maket di atas cenderung Jakarta-sentris, di stan Kementerian Koordinator bidang Ekonomi-lah yang paling menarik disimak.
Tol Laut adalah program pengembangan dari konsep Pendulum Nusantara yang dibuat oleh Pelindo II. Dalam konsep Tol Laut ini, bukan berarti akan dibangun jalan tol seperti Jembatan Selat Sunda, tetapi lebih ke perbaikan sistem pengangkutan barang dengan menggunakan kapal laut. Saat ini pelabuhan di daerah tidak efisien sedangkan pelabuhan utama di Jakarta dan Surabaya kapasitasnya tidak memadai, sehingga kapal-kapal besar tidak bisa bongkar muat di Indonesia, harus transit di Singapura terlebih dahulu.
Selain pembangunan pelabuhan-pelabuhan penghubung, tentu diperlukan kapal. PT PAL, BUMN yang bergerak di bidang perkapalan sudah mendesain kapal STAR-50 dengan kapasitas 2000 Teus. Menariknya, kapal ini bisa dikonversi menjadi helicopter carrier. Seperti JDS Hyuuga!
Masih banyak hal lain yang menarik, namun tidak sempat tereksplorasi. Maka, Indonesia Infrastructure Week tahun ini pun ditutup dengan tekad presiden Jokowi yang akan benar-benar serius mengembangkan Indonesia sebagai negara bahari. Di laut, kita (kembali) jaya!
KAORI Newsline | oleh Kevin W