Diskusi panel kembali menjadi salah satu mata acara yang disajikan oleh Comic Frontier dalam pergelarannya yang ke-16 pada tanggal 6-7 Mei 2023 di ICE BSD. Kali ini, yang terpilih sebagai pembuka dari rangkaian diskusi panel adalah panel dari Rizki Maulana yang bertajuk “Saatnya Meneliti Komik & Animasi” atau “Saatnya Meneliti Manga & Anime“. Panelis sendiri memang memiliki pengalaman berkaitan dengan subjek bahasannya dengan meneliti mengenai manga yuri sebagai tugas akhir kuliahnya.
Dari materi yang disampaikan dalam panel Saatnya Meneliti Komik & Animasi ini, dapat terlihat bahwa panelis memiliki latar belakang studi yang berkaitan dengan kajian media. Hal itu nampak misalnya, dari bagaimana panelis menyampaikan bahwa ada tiga hal yang dapat diteliti dari manga dan anime, yaitu produsennya, kontennya, dan konsumennya. Pengelompokan ini dapat ditemukan juga dalam buku pengantar kajian media seperti dari Paul Long & Tim Wall (2012), yang isinya disusun berdasarkan fokus kajian pada bagaimana teks media itu sendiri menghasilkan makna, pada konteks produksi dari teks media tersebut, dan pada apa yang dilakukan media kepada penggunanya serta apa yang dilakukan pengguna terhadap media.
Hal itu membuat saya berpikir sebenarnya panel ini bisa disajikan sebagai pengantar kajian media, dan penyusunan materi seperti yang dilakukan oleh Long & Wall dapat menjadi model yang bagus untuk tujuan tersebut. Sistematikanya membantu menjabarkan konsep-konsep dasar yang bisa menjadi pijakan bersama dengan peserta yang menyimak panel sebelum menyentuh isu-isu spesifik dalam kajian media seperti mengenai identitas gender yang disebutkan oleh panelis.
Mengontekstualisasikan meneliti tentang manga dan anime dalam lingkup kajian media juga bisa membantu berargumen mengenai manfaat dari melakukan penelitian tersebut. Sebagaimana diterangkan oleh Long & Wall (2012: 12), keterampilan literasi media memiliki manfaat untuk memiliki kesadaran kritis terhadap media-media yang telah menjadi bagian dari berbagai aspek kehidupan kita sehari-hari.
Penting juga untuk mengklarifikasikan cakupan bahasan panel apakah sebenarnya fokus pada penelitian dalam konteks akademis atau di luar itu juga. Hal itu karena ada peserta yang menyimak panel yang nampaknya kebingungan, karena di pengantar disampaikan bahwa latar belakang masalah yang menjadikan penelitian perlu adalah buruknya kualitas diskusi populer mengenai anime dan manga di forum-forum online, namun tips-tips yang diberikan cenderung spesifik untuk penelitian dalam konteks akademis (misalnya mengenai bagaimana bisa mendapatkan dosen pembimbing).
Baca juga: Membahas Serius Hiburan Remeh Temeh
Selain itu, mungkin panelis bisa saja mengarahkan bahasannya kepada isu mengenai bagaimana cara menjembatani antara produksi pengetahuan di ranah akademis dengan di ranah penggemar. Buku Pintar BL yang pernah saya ulas sebelumnya bagi saya adalah contoh menarik bagaimana hal tersebut dilakukan; mengemas referensi-referensi yang dipelajari oleh penulisnya dari studi sarjananya dengan bahasa dan candaan khas dari penggemar genre tersebut, dan didistribusikan secara independen melalui Comifuro dalam bentuk fisik dan melalui situs website dalam bentuk digital.
Pada akhirnya, saya tetap mengapresiasi upaya panelis untuk membahas topik ini, karena mengangkat topik tersebut ke diskusi populer di kalangan penggemar memang tidak mudah. Pada live streaming panel ini di kanal YouTube Comifuro saja, bisa dilihat ada penonton yang berkomentar dengan sinis dan merendahkan ketika panelis menyebut soal perspektif feminisme atau minatnya pada genre yuri. Hal ini justru mendemonstrasikan masalah yang disampaikan panelis mengenai buruknya kualitas diskusi di kalangan penggemar anime dan manga, dan mengindikasikan bahwa menjadikan budaya penelitian sebagai bagian yang mengakar dalam diskusi populer di kalangan penggemar masih menjadi tantangan yang berat.
Referensi
- Galbraith, P.W. & Bauwens-Sugimoto, J. (2020). “Translators’ Introduction: Eromanga
in the Global Now”, dalam Nagayama K. (2020 [2014]). Erotic Comics in Japan: An Introduction to Eromanga (Terj. Galbraith, P.W. & Bauwens-Sugimoto, J.). Amsterdam University Press. - Long, P. & Wall, T. (2012). Media Studies: Texts, Production, Context, 2nd Edition. London & New York: Routledge.
Oleh Halimun Muhammad | Penulis adalah editor senior di The Indonesian Anime Times | Artikel ini adalah pendapat pribadi dari sang penulis dan tidak berarti merefleksikan kebijakan maupun pandangan KAORI Nusantara.
KAORI Nusantara membuka kesempatan bagi pembaca untuk menulis opini tentang dunia anime dan industri kreatif Indonesia. Opini ditulis minimal 500-1000 kata dalam bahasa Indonesia/Inggris dan kirim ke [email protected]