NIJISANJI kembali hangat dibicarakan bukan karena prestasinya, tetapi karena kemelut internal yang terjadi antara ANYCOLOR Inc. dengan mantan VTubernya, Selen Tatsuki.

Hal ini bermula ketika tiga liver (sebutan untuk VTuber dalam jenama Nijisanji) yaitu Elira Pendora, Vox Akuma, dan Ike Eveland memulai siaran strim dengan judul “A Message from NIJISANJI EN.”

Dalam video yang dirilis tanpa thumbnail maupun gambar apapun, ketiga liver membicarakan perkembangan drama yang terjadi dalam NIJISANJI EN.

Timing perilisannya yang aneh, diikuti dengan nada diskusi yang bernada menjatuhkan nama baik Selen, serta pembocoran dokumen rahasia, membuat warganet marah. Video tersebut telah ditonton 879 ribu kali, dan ironinya, menjadi video paling banyak ditonton dalam kanal Elira. Video ini telah mendulang 29 ribu kali Like dan 111 ribu kali Dislike. Data Dislike dihimpun dengan menggunakan browser addons Return Youtube Dislike.

Tidak lama setelahnya, ANYCOLOR merilis cuitan klarifikasi yang secara singkat menyatakan bahwa ANYCOLOR “tidak melanggar perjanjian kerahasiaan” dan “liver kami tidak terikat akan perjanjian kerahasiaan tersebut.”

Cuitan tersebut dibantah oleh Dokibird, persona lain Selen.

“Saya akan mengatakan bahwa hal itu tidak boleh diperlihatkan kepada siapa pun selain saya, pengacara saya, dan pengacara terkait lainnya. Itu adalah dokumen pribadi dengan informasi pribadi saya dan digunakan sebagai dokumen hukum untuk membantu pengacara saya dan mendokumentasikan pemikiran saya + tidak boleh dibagikan di mana pun kepada pihak lain di luar departemen hukum. Itu membuat saya bertanya-tanya apakah catatan medis dan rumah sakit saya juga dirilis tanpa persetujuan saya karena catatan itu juga dijanjikan kepada saya untuk dirahasiakan.”

ANYCOLOR kemudian memuat video klarifikasi dari direktur utama Riku Tazumi. Dalam video yang disampaikan dengan bahasa Inggris tersebut, ANYCOLOR memahami isu-isu yang berkembang beberapa hari ini. Riku menyampaikan bahwa pernyataan keluarnya Selen “hanya akan berdampak kecil bagi perusahaan” ditujukan kepada investor, dan mengakui bahwa kata-kata tersebut “tidak sensitif”.

Riku juga “meminta maaf kepada seluruh liver dan semua orang yang mendukung mereka.” Ia juga menyampaikan bahwa pengunduran kegiatan game event, yang semestinya dilangsungkan pada 11 Februari, “diundur guna memprioritaskan perhatian untuk meninjau kembali dan memastikan kemaslahatan Liver kami.”

Sampai artikel ini ditulis, video tersebut telah ditonton 465 ribu kali, memperoleh 13 ribu kali Like dan 58 ribu kali Dislike. Data Dislike dihimpun dengan menggunakan browser addons Return Youtube Dislike.

Mengapa Selen Tatsuki (kini Dokibird) dan Anycolor berseteru sangat sengit?

Selen Tatsuki, nama lampau Dokibird semasa bergabung di NIJISANJI EN, diberhentikan secara tidak hormat oleh manajemen Anycolor.

Pemberhentian tersebut diumumkan dalam kenyataan media yang dimuat naik dalam akun X (sebelumnya Twitter) @NIJISANJI_WORLD. Anycolor menjelaskan bahwa Selen sering bertindak tanpa izin manajemen dan melakukan pembangkangan yang berpotensi menimbulkan masalah legal.

Sumber masalah puncak terjadi pada 25 Desember saat Selen memuat naik cover song lagu “last cup of coffee” yang dinyanyikan oleh youtuber LilyPichu. ANYCOLOR menuduh bahwa Selen melakukannya tanpa koordinasi terlebih dahulu, namun hal tersebut dibantah oleh Selen, yang menyatakan bahwa permasalahan hak cipta akan cover lagu tersebut “sudah hampir selesai diurus semuanya.”

Imbauan Selen yang meminta fans untuk “membajak dan mengunggah ulang” lagu cover Selen membuat ANYCOLOR geram. Tidak lama kemudian, lagu tersebut diturunkan dan Selen menghilang dari media sosial, sampai tiba-tiba manajemen ANYCOLOR mengumumkan pemecatannya.

Selen juga dituduh menghasut fans untuk menyerang NIJISANJI dan menyebarkan misinformasi tentang ANYCOLOR.

Tidak tinggal diam, Selen mengaktifkan kembali kanal Youtube akun Dokibird, nama lamanya sebelum bergabung ke NIJISANJI EN. Sebelumnya, Dokibird menceritakan melalui akun X (dulunya Twitter) bahwa ia membutuhkan bantuan uang sebesar $15.000. Fans berspekulasi bahwa uang tersebut adalah dana pribadi yang ia keluarkan guna membuat cover song yang diturunkan sebelumnya.

Berusaha “Bunuh Diri” karena dirundung teman kerja dan perusahaan sendiri

Tidak lama setelah kenyataan media ANYCOLOR dirilis, sang vtuber akhirnya angkat bicara. Pada 5 Februari, Dokibird lalu menceritakan pengalamannya menjalani perawatan di rumah sakit karena “sebuah upaya” (an attempt). Ia menceritakan bahwa dirinya mengalami perundungan dan tekanan dari dalam. Tidak dijelaskan “upaya” apa yang disebutkan, tetapi dalam QRT, warganet berspekulasi ia mencoba melakukan bunuh diri.

Aku tidak akan tinggal diam lagi. Pada bulan Desember, aku dirawat di rumah sakit karena upaya yang disebabkan oleh intimidasi dari dalam & berada di lingkungan yang toksik & buruk selama beberapa bulan yang menyebabkanku mencapai titik puncak. Aku meminta untuk mundur terlebih dahulu tetapi dengan kondisi yang lebih netral pada 26 Januari.”

“Aku akan segera kembali ke sini karena aku ingin merayakan Tahun Baru Imlek bersama kalian semua. Liburan ini sangat berarti bagiku, dan budaya Tionghoa-ku sebagai seseorang yang tinggal di Tiongkok hampir sepanjang hidupku. Hal ini harus menjadi awal kebahagiaan dan awal yang baru.”

Pada 8 Februari, Dokibird menjalankan siaran strimnya yang kali pertama. Sampai artikel ini ditulis, siaran strim tersebut telah ditonton 1,3 juta kali dan di-like 173 ribu kali.

HYTE sebelumnya telah mengumumkan bahwa mereka memutus kerja sama mereka dengan Nijisanji, secara eksplisit menyampaikan “berdiri bersama fans vTuber yang sudah menghentikan dukungan mereka terhadap organisasi tersebut.”

Analisis: Apa arti dua video strim yang dirilis tersebut? Memancing di air keruh sekaligus meminta maaf karena telah mengotori air.

KAORI melihat dua kenyataan kontras dari apa yang dilakukan oleh ANYCOLOR.

Di satu sisi, diskusi antara Elira Pendora, Vox Akuma, dan Ike Eveland, terdengar tidak natural. Para liver sangat jelas membaca skrip yang sudah disiapkan oleh manajemen dan mendapatkan arahan untuk menggiring opini sesuai dengan ketentuan perusahaan. Para liver seolah diarahkan untuk mengulang narasi perusahaan bahwa permasalahan terjadi karena perilaku personal Selen.

Pembicaraan hal-hal pribadi dengan kanal personal guna menyampaikan kepentingan perusahaan menjadikannya terasa sangat tidak natural. Maka tidak heran jika warganet mengecam hal tersebut. Namun memperhatikan sejumlah rumor, baik yang disampaikan oleh Dokibird sendiri, maupun selentingan tentang persona liver itu sendiri, membuat warganet bertanya apakah mereka benar-benar melakukannya dalam tekanan, atau justru memang sebenarnya mereka juga punya bagian melakukan perundungan kepada rekan kerjanya.

Di sisi lain, video permintaan maaf dari direktur utama ANYCOLOR terdengar cukup tulus. Walaupun sama-sama dibaca dari skrip, Riku telah menampilkan gesture yang sudah menyatakan bahwa ini adalah isu yang sangat besar.

Riku di awal dan akhir video membungkuk nyaris 90 derajat. Membungkuk siku-siku hanya dilakukan oleh orang-orang Jepang ketika meminta maaf untuk masalah yang sangat besar. Sangat jarang orang-orang Jepang, apalagi pimpinan perusahaan yang terdaftar di bursa efek, untuk menyampaikan permintaan maaf seolah-olah ia bertanggung jawab kepada masyarakat luas. Secara tidak langsung, tekanan di internet sudah dianggap serius oleh perusahaan.

Permintaan maaf terhadap kesalahan kata, sekaligus mengamini hampir seluruh isu-isu yang berkembang, terasa sangat signifikan. Memperhatikan konteks masalah yang hanya ramai dari warganet berbahasa Inggris dan belum menciptakan dampak finansial bagi perusahaan, permohonan maaf Riku dirasakan sudah cukup menjawab “pain point” yang dirasakan oleh para fans.

Maka pertanyaan berikutnya: apabila top management terlihat telah menunjukkan itikad baik untuk meminta maaf dan menjawab semua pertanyaan warganet, lantas mengapa pada saat bersamaan, manajemen menjerumuskan liver mereka sendiri untuk menjelekkan mantan pegawainya.

Gambar latar Riku yang bermotif kotak-kotak hitam dengan logo kotak ANYCOLOUR sangat tidak membantu dan justru semakin menambah bahan olok-olokan warganet, yang mengejek ANYCOLOUR “sebagai perusahaan hitam (black company)”.

Terlepas dari benar-salah hubungan industrial antara manajemen dan mantan pegawai, meskipun perusahaan pada akhirnya dinyatakan menang secara hukum, perusahaan sudah kalah di opini publik. Dalam dunia hiburan, nama baik sangat terasa penting.

Apakah di internal ANYCOLOR ada sebuah tim manajemen krisis yang berada dalam satu komando kepemimpinan, ataukah masing-masing divisi di dalam punya strategi masing-masing? Ataukah perusahaan justru tidak punya strategi untuk melakukan damage control dan mengembalikan kepercayaan publik.

Hanya waktu yang dapat menjawabnya.

KAORI Newsline | oleh Kevin W

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses