Skandal Fuji TV makin panas setelah Osamu Sorimachi, host program “Prime News,” mendadak absen dari tayangan pada malam yang sama saat hasil Investigasi pihak ketiga dirilis pada 31 Maret 2025 lalu. Dua pembawa acara lainnya, Misato Nagano dan Beni Takemata, mengambil alih posisi Sorimachi sambil menjelaskan bahwa keputusan itu diambil atas permintaan sang host, menyusul sorotan tajam terhadap manajemen internal Fuji TV.
Laporan Investigasi yang Mengguncang
Laporan investigasi dari panel independen tersebut menyatakan bahwa masalah dalam Fuji TV bukan hanya soal kasus Masahiro Nakai. Mereka menyoroti betapa meratanya praktik pelecehan di dalam perusahaan. Dalam laporan itu, disebutkan juga bahwa Sorimachi melakukan pelecehan terhadap dua wanita antara tahun 2006 hingga 2008. Salah satu kasus bahkan menggambarkan Sorimachi yang kerap mengundang korban untuk makan malam, mengajaknya jalan-jalan hingga menonton film horor, yang kemudian berujung pada intimidasi ketika korban mulai menolak.
Pelecehan yang Dibiarkan Berlarut-larut
Kasus kedua juga mengungkap pola serupa, di mana Sorimachi kerap mengirim email pribadi dan mulai melakukan tekanan psikologis saat ajakannya ditolak. Meski sempat diberi teguran lisan setelah kedua korban melapor ke atasan, informasi ini tidak pernah sampai ke korban, yang membuat mereka merasa tidak mendapatkan keadilan. Bahkan ketika kasus ini sempat mencuat pada 2018 lewat media tabloid, tak ada tindakan nyata dari pihak Fuji TV.
Citra Fuji TV di Tengah Badai Skandal
Kasus Sorimachi menjadi babak baru dari skandal Fuji TV yang sebelumnya dipicu oleh dugaan pelecehan oleh Masahiro Nakai. Laporan terbaru menyebut bahwa Nakai bahkan diduga melakukan pelecehan seksual yang mengakibatkan trauma mendalam pada korbannya. Kasus ini pertama kali mencuat pada Desember lalu, ketika beberapa tabloid Jepang melaporkan dugaan tindakan tidak pantas Nakai terhadap seorang wanita yang dia undang makan malam pada Juni 2023. Awalnya terkesan biasa, tapi laporan terbaru mengklasifikasikan tindakan tersebut sebagai pelecehan seksual serius.
Kronologi Kejadian yang Diungkap
Dalam laporan yang dirilis pada 31 Maret, disebutkan bahwa korban awalnya setuju bertemu Nakai karena mengira ada orang lain juga yang hadir. Namun, kenyataannya, hanya Nakai yang menemuinya di rumah pribadi. Korban merasa tidak bisa membatalkan karena khawatir akan dampaknya terhadap karier. Beberapa hari setelah kejadian, ia mengungkapkan insiden itu ke dokter di tempat kerja, lalu harus dirawat di rumah sakit selama dua bulan. Ia akhirnya didiagnosis mengalami PTSD dan memilih keluar dari perusahaan pada tahun berikutnya.
Tindakan Tambahan yang Memperburuk Situasi
Skandal Fuji TV makin memanas karena diketahui bahwa Nakai sempat meminta seorang karyawan stasiun televisi untuk memberikan uang kompensasi sebesar 1 juta yen kepada korban yang tengah dirawat. Namun, korban menolak uang tersebut. Laporan menyebutkan bahwa tindakan ini bisa dikategorikan sebagai bentuk pelecehan sekunder.
Insiden Sebelumnya yang Juga Terungkap
Selain kejadian 2023, laporan juga mengungkap insiden lain yang terjadi pada 2021. Dalam insiden itu, Nakai meminta seorang talent pria dan dua penyiar wanita untuk berkumpul. Ia kemudian menyentuh lutut dan bahu penyiar wanita serta mendekatkan wajahnya ke mereka. Komite independen menilai ini sebagai bentuk pelecehan seksual yang jelas dalam rangkaian skandal Fuji TV.
KAORI Newsline | Sumber