Kesan Pertama: Sound! Euphonium

1

Sound! Euphonium

Kyoto Animation kembali menghadirkan seri anime terbaru besutan sutradara The Melancholy of Haruhi Suzumiya, Tatsuya Ishihara. Anime ini juga menghadirkan series composition oleh penulis naskah Love Live!, Jukki Hanada; desain karakter oleh staf Haruhi lainnya, Shoko Ikeda; beserta musik oleh Akito Matsuda. Anime Sound! Euphonium yang diadaptasi dari novel karya Ayano Takeda ini mengisahkan tentang orkes tiup SMA Kitauji, yang bertujuan mengikuti kompetisi orkes tiup tingkat nasional.

untitled

Dilihat dari ide ceritanya, Sound! Euphonium  merupakan salah satu cerita bertipe “go to Kōshien.” Atau dengan kata lain, cerita tentang orang-orang yang mengikuti kompetisi dalam bidang kegiatan tertentu, beserta drama yang terjadi dalam berkompetisi dan berlatih untuk mengikuti kompetisi. Hanya saja dalam kasus ini, kegiatannya adalah kompetisi memainkan musik, bukan olah raga. Kalau dipelajari, kompetisi orkes tiup yang diselenggarakan oleh All-Japan Band Association memang merupakan salah satu kompetisi musik terbesar di dunia, dengan belasan ribu orkes peserta yang terbagi dalam kategori SD, SMP, SMA, universitas, perusahaan, dan umum (David Hebert, 2012). Satu hal lain yang patut diperhatikan juga adalah, bahwa orkes tiup sekolah di Jepang biasanya anggotanya sebagian besar perempuan. Karena itu bukanlah hal yang aneh jika banyak karakter perempuan di anime ini. Bagaimana KyoAni mengolah sensasi memainkan musik ensembel dalam animasi dan bagaimana anggota-anggota orkes tiup tersebut berjuang untuk memperbaiki penampilan mereka bermain musik merupakan poin yang menarik untuk diperhatikan.

untitled

Dalam kegiatan yang melibatkan banyak orang seperti orkes tiup, terdapat berbagai orang dengan sikap, pola pikir, perasaan, serta keinginan dan harapannya masing-masing. Hal ini menjadi potensi bagi konflik internal (konflik dalam diri karakter) maupun konflik eksternal (konflik dalam hubungan antar karakter), yang dapat menjadi sumber drama dan character development dalam cerita ini. Indikasi mengenai hal tersebut dapat dilihat, misalnya, pada  episode kedua dalam penentuan target mencapai kompetisi tingkat nasional dan sikap para murid peserta orkes terhadap target tersebut, yang sebagian besar masih setengah hati dan hanya berperilaku konformis dalam menerimanya.

untitled

Di episode-episode awal dari Sound! Euphonium, konflik yang menjadi sorotan utama adalah bagaimana sang karakter utama, Kumiko Ōmae, terus terbebani oleh perasaan bersalah karena suatu perkataannya yang nampaknya telah menyinggung teman satu timnya, Reina Kōsaka saat bersama-sama mengikuti kompetisi orkes tiup di masa SMP. Hal tersebut menjadikan Kumiko sungkan untuk bertemu Reina saat mereka kembali mengikuti orkes tiup yang sama di SMA. Ia terus merasa canggung dan bimbang mengenai keikutsertaannya dalam orkes tiup dan mengenai bagaimana ia perlu memperbaiki hubungannya dengan Reina, sementara Reina sendiri nampaknya sudah tidak ambil pusing mengenai kejadian tersebut dan tidak menunjukkan sikap bermusuhan terhadap Kumiko. Bagaimana pengolahan pengembangan karakter Kumiko serta hubungannya dengan Reina dari konflik batin tersebut nampaknya juga perlu diperhatikan, selain dari pengembangan dinamika karakter dalam orkes tiup SMA Kitauji secara keseluruhan yang masih bisa dieksplorasi secara mendalam ke depannya.

untitled

Yang patut dipuji dari Sound! Euphonium adalah ia mampu mendukung konten emosional dari cerita dan karakternya melalui pengalaman audio-visual yang disajikannya. Ekspresi dan bahasa tubuh karakternya, pemandangannya, suara-suara lingkungan dan musiknya; semuanya digambarkan dengan indah. Namun yang paling penting adalah, semua unsur tersebut dapat dipadukan dengan harmonis sehingga hasilnya memanjakan serta menggugah indera dan emosi.

Berikut ini adalah beberapa cuplikan dari episode-episode awal seri anime Sound! Euphonium:

KAORI Newsline | oleh Halimun Muhammad

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses