Komunikasi Antar Pribadi adalah Proses Transaksional
Salah satu prinsip yang ada dalam komunikasi antar pribadi di sebuah hubungan adalah bahwa adanya proses transaksional yang terjadi. Proses transaksional ini bisa dimaknai dalam berbagai arti. Joseph DeVito dalam bukunya yang berjudul The Interpersonal Communication Book menyatakan bahwa salah satu bentuk transaksional yang terjadi dalam sebuah komunikasi antar pribadi adalah terjadinya transaksi pertukaran pesan dan makna antar individu, adanya timbal balik satu sama lain, terjadinya sebuah proses interaksi yang mutual. Selain itu ia juga menyatakan bahwa proses transaksional dalam sebuah komunikasi antar pribadi terjadi karena adanya saling ketergantungan dari elemen-elemen komunikasi yang ada. Secara sederhana elemen yang ada dalam sebuah komunikasi adalah sumber (pengirim pesan), pesan, penerima, serta efek dan timbal balik. DeVito meyakini bahwa proses transaksional dalam komunikasi antar pribadi terjadi karena adanya ketergantungan dari elemen tersebut, tidak akan ada penerima tanpa adanya sumber, tidak akan ada timbal balik tanpa pesan, dan sebagainya.
Proses transaksional yang terjadi dalam sebuah komunikasi antar pribadi juga bisa dipahami dengan sudut pandang Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory). Teori ini melihat bahwa ada prinsip ekonomi yang berlaku dalam sebuah hubungan (West & Turner, 2010). Sebuah hubungan antar pribadi bisa terjadi karena adanya pertukaran yang terjadi di kedua belah pihak. Para penganut teori ini meyakini bahwa sebuah hubungan atas dasar perhitungan biaya dan hasil (costs and rewards) (Stafford, 2008 dalam West & Turner, 2010).
Hubungan yang terjalin antar para karakter di anime Kiznaiver ini juga tidak lepas dari prinsip transaksional ini. Jika dilihat sekilas, bagaimana ke-tujuh Kiznaiver ini bisa saling akrab hanya dengan dalih adanya Kizna System yang bisa membuat mereka saling berbagi rasa sakit tentu hal yang tidak natural. Namun masing-masing dari mereka justru menjalin sebuah hubungan didasari atas prinsip transaksional. Masing-masing mereka menjalin hubungan satu sama lain didasari sebuah keinginan (menginginkan reward) agar bisa terbebas dari uji coba Kizna System yang mereka terima.
Proses transaksional lainnya yang terjadi dalam hubungan para anggota Kiznaiver ini adalah adanya saling ketergantungan satu sama lain (mutual interdependence). Saling ketergantungan ini salah satunya terbentuk dari Kizna System itu sendiri dimana mereka bisa saling merasakan rasa sakit yang diterima. Selain itu muncul juga perilaku untuk sama-sama menjaga diri agar tidak terkena dalam bahaya yang bisa menyebabkan timbulnya sebuah rasa sakit, karena masing-masing mereka tidak ingin merasakan sakit yang dialami oleh orang lain (yang terbagi melalui Kizna System).
Contoh lain yang lebih spesifik dari adanya proses transaksional dalam hubungan ini bisa dilihat pada bagaimana Katsuhira meyakinkan Yoshiharu Hisomu (disuarakan oleh Kōtarō Nishiyama) untuk ikut bergabung bersama sebagai seorang Kiznaiver. Pada awalnya Hisomu tidak ingin bergabung bersama Katsuhira dan yang lain karena merasa tidak ada ketergantungan antara ia dengan yang lain. Ia bahkan sempat menawarkan kepada Katsuhira bahwa ia akan bergabung jika Katsuhira mau mati untuknya (kembali bahwa sebuah hubungan didasari atas perhitungan costs and rewards). Hal ini bisa dipahami jika melihat kepribadian Hisomu yang memang suka dan bahkan hobi untuk menerima rasa sakit karena baginya ada sebuah pleasure di sana. Kata-kata Hisomu ini menyiratkan bahwa ia akan ikut serta (costs) jika transaksinya, menginginkan rewards untuk bisa merasakan rasa sakit yang luar biasa dari Katsuhira yang terluka (ingat bahwa para Kiznaiver bisa saling berbagi rasa sakit) terpenuhi. Dan pada akhirnya Hisomu pun mau bergabung bersama yang lain setelah Katsuhira mengalami rasa sakit yang luar biasa dan juga dirasakan oleh Hisomu. Selain itu menurutnya ia bisa merasakan lebih banyak rasa sakit jika berada bersama Kiznaiver lainnya (ingat bahwa menerima rasa sakit bagi Hisomu adalah sebuah reward yang diharapkan).

Contoh lain dari adanya transaksi yang terjadi dalam hubungan di antara para Kiznaiver ini adalah bagaimana Nico dan Honoka saling mempertukarkan apa makna dari teman. Meskipun sejak awal sudah bergabung bersama yang lain namun Honoka sedikit menjaga jarak. Baginya ia tidak memiliki urusan lebih dengan para Kiznaiver lain selain hal yang terkait dengan Kizna System. Ia tidak ingin menjalin hubungan lebih jauh dengan yang lainnya. Meski demikian Nico sering menyatakan bahwa karena semua kini sudah terhubung melalui Kizna System maka mereka kini saling menjalin hubungan sebagai teman yang memiliki nasib sama. Mendengar pernyataan ini Honoka yang sangat jaga jarak tentu merasa tidak setuju karena ia memiliki pengertian dan pemaknaan yang beda akan apa itu teman. Dalam beberapa episode baik Nico dan Honoka kerap berdebat mengenai apa itu teman, saling mempertukarkan pesan dan makna mengenai pertemanan. Meskipun memang saat berdebat keduanya terlihat tidak akrab, namun pertukaran pesan dan makna yang terjadi secara tidak sengaja justru membuat keduanya berhubungan.
Kizna System: Lebih dari Menghubungkan Rasa Sakit
Seri anime Kiznaiver memiliki judul yang bisa dibaca sebagai Kizuna (hubungan), maupun Kizu (luka), dan inilah yang menjadi tema di anime ini, di mana terdapat sebuah Kizna System yang mampu menghubungkan (Kizuna) luka (Kizu) antar para Kiznaiver. Meskipun memang Kizna System pada dasarnya adalah menghubungkan rasa sakit di antara para penggunanya, namun hal ini juga bisa dilihat bahwa sistem ini mampu mempererat hubungan antar manusia yang ada. Hal ini kembali kepada alasan dibuatnya sistem ini yang menurut Sonozaki dan para anggota Kizuna Comittee mampu membawa kedamaian di dunia. Sistem ini juga dibuat agar manusia bisa terhubung tidak hanya melalui bahasa verbal dan simbol non-verbal, melainkan juga saling terhubung melalui rasa sakit.
Namun Kizna System ini bisa dipandang sebagai sebuah sistem yang tidak hanya menghubungkan rasa sakit saja, bahkan bisa lebih dari itu. Penulis menganggap bahwa penggunaan sistem ini yang membuat manusia bisa saling terhubung melalui rasa sakit adalah sebuah pertentangan akan anggapan apa itu hubungan yang ada di masyarakat saat ini. Hal ini kembali kepada pernyataan produser Ryosuke Inagaki dan juga sutradara dari anime ini, Hiroshi Kobayashi mengenai teknologi dan hubungan manusia. Pada wawancaranya dengan majalah PASH!, sutradara Hiroshi Kobayashi menyatakan:
“Tema dari “luka” dan “terhubung satu sama lain” terlihat sangat modern, sehingga cocok dengan kehidupan kita saat ini. anak muda sekarang memiliki banyak kesempatan untuk berhubungan satu sama lain karena adanya media sosial, dan saya rasa hubungan yang terlahir dari itu (media sosial) membawa banyak beban.”

Kiznaiver mencoba menampilkan bahwa hubungan bisa terjalin dengan cukup intim jika masing-masing dari individu bisa saling merasakan rasa sakit satu sama lain. Ini ditunjukkan dengan bagaimana para anggota Kiznaiver bisa saling akrab satu sama lain padahal pada awalnya mereka tidak terlalu mengenal dekat. Seiring berjalannya waktu, karena kesamaan nasib sebagai orang yang mampu berbagi rasa sakit, kedekatan antar mereka pun terjalin. Banyaknya waktu yang mereka habiskan bersama menjadi sebuah proses dalam hubungan yang terjalin.
Dalam anime ini juga dikisahkan bahwa Kizna System lambat laun mengalami perkembangan. Pada awalnya sistem ini hanya membuat individu mampu merasakan rasa sakit saja. Seiring berjalannya waktu, sistem ini ternyata tidak hanya membagi rasa sakit secara fisik saja, melainkan juga rasa sakit secara emosional. Hal ini pertama kali diperlihatkan pada episode 5 di mana Chidori merasakan adanya kecemburuan akan Katsuhira yang dekat dengan Sonozaki. Chidori yang memang menaruh perasaan pada Katsuhira pun merasakan sakit hati akibat hal tersebut. Dan sakit hati yang diterima oleh Chidori tersebut tiba-tiba bisa juga dirasakan oleh anggota Kiznaiver lainnya. Setelah kejadian tersebut, para Kiznaiver pun menjalin hubungan yang lebih dekat karena kini mereka tidak hanya bisa saling merasakan penderitaan fisik yang diterima, namun juga bisa memahami penderitaan emosional yang dirasakan oleh salah satu individu.
Perkembangan Kizna System pun tidak berhenti hanya di situ saja. Selain bisa berbagi rasa sakit secara fisik, serta emosional, pada puncaknya sistem ini mampu memungkinkan penggunanya untuk saling bertukar pikiran tanpa berbicara. Para Kiznaiver yang semula hanya dapat berbagi rasa sakit kepada orang lain, kini bisa mendengar jeritan hati serta suara dari dalam pikiran individu lain. Pada episode 9, suara jeritan hati Chidori yang cemburu melihat Katsuhira berdua bersama dengan Sonozaki bisa terdengar oleh para Kiznaiver lainnya. Tidak hanya Chidori saja, suara hati Tenga yang sebenarnya menyimpan perasaan pada Chidori, dan Nico yang sebenarnya menyimpan rasa pada Tenga pun turut bisa terdengar oleh yang lain. Dan hal ini membuat mereka lebih menderita, karena kini mereka tidak lagi merasakan rasa sakit secara fisik maupun secara emosional saja, kini mereka bisa memahami apa yang sebenarnya ada di pikiran orang lain, merasakan penderitaan orang lain hingga ke titik di mana masing-masing bisa mendengar suara hati.
Terlepas dari adanya Kizna System sebagai sebuah sarana untuk memungkinkan hal itu untuk terjadi, sebenarnya ini bisa di pahami sebagai sebuah tahap perkembangan hubungan. Saat pertama berkenalan dengan pihak lain, masing-masing individu hanya bisa berbagi informasi yang ada di permukaan saja, bisa jadi itu adalah informasi mengenai kondisi fisik dan informasi dasar lainnya. Namun seiring dengan berjalannya interaksi yang berlangsung, masing-masing pihak bisa saling membangun kepercayaan dan pengertian dan bahkan bisa sampai ke tahap di mana keduanya bisa saling berbagi cerita mengenai apa yang mereka rasakan secara emosional. Dan jika kedua pihak sudah sangat dekat dalam berhubungan, sudah sangat bisa mengerti satu sama lain secara mendalam, bisa saja masing-masing pihak mulai mengerti apa yang sedang dirasakan oleh pihak lain tanpa harus bertukar kata-kata karena sudah saling memahami dan pengertian satu sama lain.
Hal ini juga turut ditampilkan pada anime ini. Katsuhira, Chidori, Tenga, Nico, Hisomu, Yuta, serta Honoka pada akhirnya bisa terlepas dari Kizna System karena ujicoba sistem tersebut hanya berlangsung selama libur musim panas saja. Namun meski demikian, karena kedekatan, interaksi, serta hubungan yang sudah terjalin diantara mereka sejak menjadi Kiznaiver, perlahan masing-masing mereka pun bisa memahami satu sama lain secara mendalam. Perlahan perasaan empati kepada satu sama lain muncul, begitu pun dengan perasaan saling membutuhkan satu sama lain meskipun bekas luka dari Kizna System sudah hilang. Kedekatan dan berbagai interaksi yang dilalui bahkan membawa mereka bisa merasakan penderitaan yang lain tanpa adanya Kizna System.
Penutup

Dalam wawancaranya dengan majalah PASH!, sutradara Hiroshi Kobayashi mengakui bahwa Kiznaiver ini menjadi sebuah anime yang sangat beda dari anime original besutan studio Trigger lainnya. Ia menganggap bahwa kreator lain di studio tersebut seperti Hiroyuki Imaishi (Kill la Kill) serta Yoh Yoshinari (Little Witch Academia) memiliki karya yang penuh akan kesan “laki-laki” serta impresi bagaikan “darah dan besi”. Menonton seri anime ini akan membawa penonton untuk merasakan pengalaman yang berbeda dari karya studio Trigger lainnya dengan pesan yang sederhana dan berkaitan dengan komunikasi serta hubungan pribadi. Penonton akan dibawa hanyut dalam dinamika hubungan dan komunikasi dari para karakter yang ada.
Komunikasi serta hubungan antar pribadi menjadi satu tema diskusi utama dalam seri anime ini. Ada banyak hal yang bisa digali seputar hubungan dan komunikasi antar pribadi di anime ini, mulai dari bagaimana perkenalan antar individu berlangsung, bagaimana sebuah hubungan berkembang, hingga komunikasi antar pribadi yang terjalin oleh para anggota Kiznaiver yang ada.
Seri anime Kiznaiver merupakan salah satu anime yang menarik untuk disimak dan bahkan direnungkan secara lebih dalam. Berbagai topik mengenai komunikasi dan hubungan antar pribadi yang ditampilkan memiliki relevansi dengan kehidupan saat ini dimana kini masyarakat bisa dengan mudah menjalin hubungan melalui sebuah teknologi. Banyak hal berharga yang dapat dipetik dari anime Kiznaiver ini.
Referensi
- DeVito, J. A. (2013). Foundations of Interpersonal Communcation. Dalam The interpersonal communication book, 13th ed. (hlm. 5-19). New York: Pearson.
- West, R.L & Turner, L.H. (2010). Social Exchange Theori. Dalam Introducing Communication Theory Analysis and Application, 4th ed. (hlm. 185-200). Boston: McGraw-Hill.
-
Lugiamania (25 Juni 2016). Special PASH! KIZNAIVER Articles. Diakses 27 Juni, 2016, dari http://www.crunchyroll.com/forumtopic-957183/special-pash-kiznaiver-articles
KAORI Newsline | Ditulis oleh Rafly Nugroho, penulis merupakan penikmat budaya pop anime, manga, serta game yang sedang menempuh studi di Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Thank you bang. Ini review yang sangat baik.