Departemen Transportasi Filipina (DOTr) saat ini sedang mengembangkan proposal untuk mengganti Mass Rapid Transit (MRT) Line 2 dan menggantinya dengan sistem Bus Rapid Transit (BRT) yang tidak membutuhkan subsidi dari pembayaran pajak.
Dalam sebuah surat yang dikirimkan ke Departemen Transportasi Filipina pada tanggal 11 Agustus, Philtrak Inc. menawarkan pembongkaran jalur MRT Line 2 dan menggantinya dengan sistem BRT secara gratis.
Presiden Philtrak Inc. Francis Yuseco mengatakan mereka siap untuk memberikan 30 unit bus BRT yang bisa melayani 243.000 penumpang setiap hari dari stasiun Recto di Manila sampai stasiun Santolan di Pasig. BRT akan beroperasi selama 24 jam dan akan memiliki tarif tidak jauh berbeda dengan MRT Line 2.
Ketika diwawancarai oleh radio DZMM, Wakil DOTr Noel Eli Kinatanar mengatakan mereka akan melihat keuntungan dari sistem yang diusulkan.
“Kami akan memastikan bahwa setiap perubahan dengan efek yang luas tersebut tidak akan menjadi gangguan bagi penumpang.”, ucap Kinatanar.
Sekretaris DOTr Arthur Tugade sebelumnya mengatakan ia melirik Program BRT sebagai sarana mengurangi situasi lalu lintas neraka di Metro Manila.

Namun, pergantian dari MRT ke BRT ini mendapat penolakan dari masyarakat Filipina. Penolakan ini digalakan oleh sebuah akun fanspage di media sosial Facebook yang bernama It’s MRT-2. Selain itu, penolakan juga dilakukan dengan cara menandatangani petisi online di situs change.org.
Penolakan ini tidak hanya terkait dengan penggantian MRT ke BRT, namun juga penolakan penyebutan bahwa kereta tersebut adalah kereta LRT. Menurut fanspage tersebut, kereta LRT yang pemerintah dan media sebut merupakan kereta MRT jika berdasarkan spesifikasi dan daya angkutnya.
Cemplus Newsline by KAORI