Selamat datang dalam Ulasan Anime Mingguan: Nostalgia dari KAORI Nusantara. Rubrik ini adalah rubrik khusus yang dibuat dalam rangka merayakan 10 tahun mengudaranya Kanon (2006), anime garapan Kyoto Animation yang diangkat dari novel visual buatan Key/VisualArts. Anime ini menjadi spesial mengingat Kanon adalah proyek pertama KAORI Nusantara (d/h KAORI Fansub) dan mengingat nama KAORI diambil dari karakter Kaori Misaka dalam anime ini.
Dalam Ulasan Anime Mingguan: Nostalgia ini, direktur utama KAORI Kevin W akan membahas setiap episode terbaru anime ini dengan suasana seperti 10 tahun yang lalu, memberikan situasi perkembangan anime saat itu sembari memantau dan mengomentari perkembangan cerita.
Kritik dan saran Anda sangat berarti untuk meningkatkan kualitas ulasan anime mingguan ini. Kirimkan melalui surel ke sm [at] kaorinusantara.or.id atau melalui jejaring sosial KAORI di Facebook dan Twitter.
Bagi Anda yang telah menonton Kanon sebelumnya, selamat datang kembali dan bagi Anda yang belum pernah menonton Kanon, selamat datang di bulan Oktober 2006.
Musim baru kembali datang! Di musim gugur 2006 ini, internal KAORI kembali terbelah. GM The Indonesian Anime Times mas Halimun memilih Code Geass sebagai anime potensial musim ini, Direktur Pemberitaan KAORI Rafly memilih Ayakashi, dan Dody sebagai penggemar anak SMP memilih Negima. Saya memilih mengisi Kanon semata karena rasa jatuh cinta akan adaptasi Air awal tahun lalu yang sangat menyentuh hati. Faktor lain: karena Haruhi just being Haruhi. Titik!
Adegan dibuka dengan perjalanan panjang sang protagonis kita Yuuichi Aizawa yang digambarkan sedang menaiki KRL jarak jauh (lebih bagus dari Bogor Ekspres). Berbeda dengan stasiun Manggarai yang banyak asongan, stasiun Hakodate tempat Yuuichi menunggu terlihat bersih.
Yuuichi pun dijemput oleh gadis berambut biru. Ternyata mereka berdua pernah saling mengenal. Sang gadis terlambat datang dua jam dan Yuuichi terancam masuk angin. Tetapi sang gadis risau karena Yuuichi tak kunjung mengingat namanya. Dalam kekhawatiran, Yuuichi menjawab perlahan sambil mengajaknya pergi.
“Ayo, Nayuki,” jawabnya.
Cerita berlanjut dengan kilas balik oleh narator perempuan, menceritakan tentang tubuhnya yang terdekap tak berdaya di tengah lebatnya salju. Yuuichi bangun, melihat perilaku Nayuki yang nyentrik, pergi ke sekolah meski masih libur. Penonton dikenalkan dengan Akiko Minase, ibunya Nayuki. Tak terasa ternyata sudah tujuh tahun jaraknya sejak Nayuki terakhir bertemu Yuuichi.

Yuuichi diajak berkeliling kota oleh Nayuki. Berbagai karakter yang nantinya akan memegang peranan penting (dan spoiler besar) dikenalkan satu persatu dalam tur ini. Nayuki berbicara sebentar dengan Mai Kawasumi dan Sayuri Kurata. Sore hari, mereka berdua bertemu dengan Kaori Misaka dan Jun Kitagawa yang digambarkan punya hubungan teman tapi tidak mesra-mesra amat (Jun lebih banyak berperan jadi lelaki pembawa barang belanjaan.) Terakhir, Nayuki mengajak Yuuichi melihat kota dari atas bukit dan menemukan seekor rubah yang enggan didekatinya.
Nayuki pun mampir ke supermarket untuk berbelanja dan meminta Yuuichi menunggunya di depan. Tapi tak lama kemudian, seorang gadis lucu bersuara Uguu~ menabraknya (lengkap dengan adegan stop motion!). Ternyata, gadis yang suka menyebut dirinya dengan “boku” (biasanya dipakai anak laki-laki) ini sengaja tidak sengaja, ketahuan mencuri taiyaki. Yuuichi pun membayar taiyakinya dan sang gadis memperkenalkan dirinya dengan nama Ayu Tsukimiya. Ayu pun berjanji akan bertemu lagi dengan Yuuichi; Yuuichi tiba-tiba teringat sosok anak perempuan saat mendengarnya.
Episode pertama ini cukup berhasil memberikan pengenalan ke dunia Kanon meski belum jelas betul apa maksud Yuuichi pindah ke kota ini. Dari banyaknya kilas balik yang ditampilkan, cerita tampaknya akan berputar di masa lalu Yuuichi dengan kota ini. Terlebih kalau melihat promonya yang banyak berpusat di Ayu. Uguu~
Lagu pembuka anime ini, “No Regrets” dinyanyikan oleh Ayana dan membawakan rasa trance yang khas I’ve Sound. Lagu penutupnya “Kaze no Tadoritsuku Basho” sangat energik, ditemani dengan Ayu yang berlari di tengah salju. Memang tidak se-mellow Tori no Uta-nya Lia awal tahun lalu, tapi secara keseluruhan tak ada masalah.
Kualitas animasi Kyoto Animation seperti Haruhi, salah satu yang terbaik dibandingkan anime-anime lain musim ini (perkecualian mungkin Code Geass) dan tentunya jauh lebih baik dari Kanon 2002 (baca: proyek gagal Toei) empat tahun lampau.
Episode berikutnya mungkin masih akan terasa lambat dan berisi pengenalan di dunia Kanon jadi bagi pemain novel visualnya, bersantailah. Belanda masih jauh!
KAORI Newsline | oleh Kevin W