Awas: Ulasan ini mengandung spoiler
Episode Ini …
Reg dan Riko akhirnya tiba di tingkat kedua Abyss. Tujuan mereka adalah pos cave-rider, Seeker Camp. Namun, bahaya segera menanti mereka berdua; dari sekelompok burung predator hingga kawanan monyet liar. Bahaya-bahaya asing dan ganas mengikuti perjalanan menakjubkan mereka di dalam Abyss. Di penghujung bahaya itu, di dalam Seeker Camp, Ozen yang misterius menanti mereka.
Ketagangan yang Tak Terduga

Serial Abyss minggu ini membuatku memikirkan kembali kesanku pada episode minggu empat lalu, karena episode kali ini memberikan sensasi thrill (ketegangan) baru bila dibandingkan dengan episode minggu lalu. Nuansa episode empat yang sunyi, tumpul dan kosong ancaman kemudian disergap oleh monster-monster mematikan di episode kelima ini, tanpa buang-buang waktu karena hal itu terjadi di lima menit pertama episodenya.
Untuk pertama kalinya, kematian dekat dengan Reg dan Riko. Setidaknya untuk sesaat itu, Reg dan Riko tersadar akan bahayanya perjalanan yang akan mereka lalui ini. Hal tersebut mengingatkanku pada Reg yang merenung kalau Abyss bukanlah tempat bagi manusia biasa di episode empat minggu lalu. Walaupun begitu, jangan khawatir karena adegannya tidak se-berdarah dan sesuram itu; serial ini masih ramah untuk anak-anak.

Selain sebagai follow-up episode sebelumnya, situasi yang hampir merenggut nyawa mereka berdua tersebut juga menjadi setup yang apik untuk menyuguhkan konflik batin yang berarti bagi Reg. Ketika kawanan burung predator menculik Riko, Reg harus menggunakan meriam yang ada di tangan kanannya, incinerator. Reg berhasil menyelamatkan Riko. Tetapi, Reg yang tidak bisa mengendalikan kekuatan incinerator yang terlalu besar hampir mengenai Riko. Ia menyalahkan dirinya sendiri. Lagipula, Reg sendiri memutuskan untuk terjun ke dalam Abyss bersama Riko untuk mengetahui asal dirinya. Tetapi, bagaimana jika identitasnya yang sebenarnya justru akan membahayakan Riko dan teman-temannya di panti asuhan? Ini, menurutku, memunculkan bayangan keraguan yang kuat untuk Reg di episode-episode selanjutnya. Jika memang begitu, penyelesaiannya akan menarik nantinya. Tentu saja, aku mungkin membaca terlalu lebar dan bisa jadi beda sama sekali. Tapi, sejauh ini Abyss selalu melebihi ekspektasi. Jadi, tebakan yang masuk akal, kukira.

Hal lain yang kuperhatikan di episode ini adalah cara serial ini mengantarkan world-building. Ada narator, memang. Tetapi, narator dalam serial Abyss lebih berfungsi untuk membangun ketegangan daripada eksposisi world-building. Alih-alih, world-building dieksposisikan sedikit demi sedikit di tiap episodenya. Kupikir eksposisi-eksposisi itu hanya semacam gimmick untuk Siggy, ternyata bukan. Eksposisinya memang kecil, bahkan terkesan terlalu biasa. Bukan bagaimana Abyss muncul, tapi justru eksposisi hal-hal remeh-temeh. Seperti Riko menerangkan bagaimana memasak makanan di Abyss, tanaman apa saja yang bisa digunakan. Remeh-temeh, memang, tapi detil-detil kecil itu menaburkan realisme di setting cerita Abyss.
Dengan sentuhan bahaya dan taburan detil-detil setting cerita yang mungil, episode kelima Made in Abyss ternyata lebih menyenangkan daripada yang dibayangkan. Jadi, pembaca yang setia, sudahkan serial ini menarik hati?
KAORI Newsline