Para siswa di SD dan SMP di Osaka kini bisa membawa telepon genggam ke sekolah. Meskipun begitu, mereka hanya diperbolehkan menggunakannya saat dalam keadaan darurat, terutama ketika terjadi bencana alam. Keputusan ini akan mulai diterapkan oleh pemerintah prefektur Osaka, mulai tahun ajaran baru 2019 mendatang.
Baca juga: Grand Final ICGP 2025: Tim Al-Kadet dari Reg. Jawa Tengah Juara!
Salah satu penyebab keputusan ini adalah kasus tewasnya seorang siswi SD saat kejadian gempa bumi yang melanda Osaka pada 18 Juni 2018 lalu. Hal ini membuat para orang tua semakin sadar akan pentingnya akses komunikasi ke anak-anak mereka, terutama saat bencana alam terjadi.
Para siswa sendiri tetap tidak diperbolehkan untuk menggunakan telepon genggam mereka di luar keadaan darurat. Kementerian pendidikan memang melarang siswa membawa telepon pintar ke sekolah karena dianggap tidak ada gunanya, kecuali untuk sejumlah kasus darurat. Sejumlah SD dan SMP swasta juga membolehkan siswanya membawa telepon pintar untuk tujuan berkomunikasi dalam keadaan darurat.
Dewan pendidikan setempat menyebutkan bahwa telepon genggam yang dibawa ke sekolah nantinya akan disimpan secara terkunci, atau dititipkan ke wali kelas selama jam pelajaran berlangsung. Sejumlah sekolah membolehkan siswanya untuk membawa sendiri telepon genggamnya, dengan syarat tidak boleh dinyalakan.
Pemerintah prefektur Osaka akan akan merancang aturan penyimpanan telepon genggam di sekolah, dan panduan mengatasi malfungsi ataupun pencurian atas telepon pintar yang disimpan di sekolah. Peraturan ini akan disosialisasikan ke dewan pendidikan setempat sekitar bulan Februari 2019. Selain itu pemerintah juga menghimbau para guru untuk memberi penyuluhan kepada para siswa mengenai penggunaan telepon genggam yang baik dan benar.
Baca juga: Film Layar Lebar Detektif Conan: The Eleventh Striker Akan Tayang di MDTV
Berdasarkan studi dari pemerintah prefektur Osaka, setidaknya ada 30 persen siswa kelas 1 SD, 70 persen siswa kelas 6 SD, dan 80 persen siswa SMP yang memiliki telepon genggam atau telepon pintar. Peraturan ini juga akan mengatur mengenai penggunaan telepon pintar di luar jam sekolah, seperti panduan menggunakan media sosial, durasi penggunaaan telepon pintar, bahaya berjalan sambil bermain telepon pintar, hingga anjuran kepada orang tua untuk memasang aplikasi untuk memfilter konten-konten dewasa.
Pemerintah prefektur Osaka memang berencana untuk lebih proaktif lagi dalam memandu para siswa untuk menggunakan telepon genggam dengan baik dan benar. Apalagi selama ini memang masih banyak sekolah yang belum memiliki panduan tersebut, dikarenakan masih adanya larangan membawa telepon pintar ke sekolah.
KAORI Newsline | Sumber: Asahi