Jika membahas genre olahraga dalam anime atau manga rasanya kurang lengkap jika tidak ada genre olah raga bertemakan sepak bola di dalamnya. Sebagai olah raga paling populer dan diminati di dunia, tema sepak bola menjadi sering di angkat menjadi serial anime dan manga. Sudah banyak manga atau anime bertemakan sepak bola yang sebelumnya sudah populer, seperti Captain Tsubasa, Shoot, Offside, bahkan Inazuma Eleven. Namun apakah Anda sudah mendengar anime Giant Killing? Sama seperti beberapa judul yang telah disebutkan, anime ini juga bertema tentang sepak bola, namun Giant Killing menghadirkan cerita yang berbeda dari beberapa judul yang disebutkan tadi.
Giant Killing adalah manga karya Masaya Tsunamoto yang dirilis pada tahun 2007 silam dan diadaptasi menjadi anime yang pertama kali tayang pada tanggal 4 April 2010 hingga 26 September 2010 sebanyak 26 episode. Anime ini dikerjakan oleh Studio Deen yang terkenal dengan serial anime seperti Kono Subarashii Sekai ni Shukufuku wo! dan Kore wa Zombie Desu Ka? Anime ini pun juga pernah tayang di salah satu stasiun TV di Indonesia yaitu RTV (Rajawali TV) pada tahun 2014 lalu. Sementara itu manganya juga telah diterbitkan di Indonesia oleh Level Comics. Jika serial bertema sepak bola biasanya menghadirkan cerita dari sudut pandang sang pemain, namun anime Giant Killing justru menceritakan tentang seluk beluk pelatih muda yang mengawali karir kepelatihannya dan berusaha membawa sebuah tim sepak bola menuju kejayaan. Bagaimana kisahnya? Mari simak ulasan berikut ini.

Giant Killing mengisahkan seorang pelatih muda berusia 35 tahun (usia yang terbilang muda untuk seorang pelatih) bernama Takeshi Tatsumi (disuarakan oleh Tomokazu Seki di jepang, dan Salman Borneo di Indonesia) yang baru saja pensiun dari karirnya sebagai pemain sepak bola professional karena karena cedera yang terus-menerus dideritanya. Setelah pensiun sebagai pemain,Tatsumi pun melanjutkan kiprahnya di dunia sepak bola sebagai pelatih sepak bola dan menangani sebuah tim divisi 5 Liga Inggris.
Kehebatan Tatsumi sebagai pelatih pun ternyata tak sembarangan karena dia berhasil membawa tim divisi 5 Liga Inggris tersebut menuju ke babak 16 besar FA Cup dan mengalahkan salah satu klub divisi utama Liga Inggris, Portsmouth. Akhirnya kehebatan Tatsumi pun terdengar hingga ke telinga manajemen klub sepak bola bernama ETU (East Tokyo United), mantan klub Tatsumi saat debut sebagai pemain dulu di Jepang. ETU pun mengirimkan perwakilannya ke Inggris guna membujuk Tatsumi agar menerima tawaran ETU untuk menjadi pelatih di klub tersebut.

Kisah pun berlanjut dengan menceritakan bagaimana perjuangan klub sepak bola ETU yang kini dilatih Tatsumi agar bisa bersaing secara kompetitif dan menjadi salah satu klub sepak bola terbaik di kompetisi teratas J-League. Sebelum Tatsumi ditunjuk untuk menjadi pelatih ETU, ETU hanyalah tim papan bawah yang selalu berjuang agar tidak terlempar ke divisi yang lebih rendah.
Anime Giant Killing juga turut menyajikan konflik yang biasa ditemui di berbagai anime olahraga lainnya. Yang membedakan, konflik yang terjadi di sini merupakan hal yang bisa saja ditemui dalam jagad sepak bola sesungguhnya di dunia nyata, salah satunya adalah masa lalu Tatsumi dan suka-dukanya ketika menjadi pelatih ETU. Kembalinya ia di klub ini ternyata ditolak oleh para suporter karena dianggap sebagai biang kerok kemunduran klub ETU di masa lalu. Ketika masih menjadi pemain andalan di klub, ia akhirnya pindah ke Liga Inggris. Selain itu, Tatsumi juga harus menghadap berbagai drama internal yang terjadi di dalam klub, seperti popularitas ETU yang menurun karena prestasinya yang jeblok dan juga perseteruan pemain karena senioritas yang membuat tim menjadi tidak harmonis.
Isi cerita anime ini sendiri sebenarnya bisa diterjemahkan melalui judulnya. Judul Giant Killing sebenarnya sudah merepresentasikan isi cerita anime ini. Kisah tentang bagaimana sebuah tim kecil seperti ETU mengalahkan berbagai tim besar nampaknya menjadi daya tarik untuk mendorong penonton untuk menonton anime ini. Bahkan sejak episode pertamanya, diperlihatkan bagaimana Tatsumi bersama tim divisi 5 Liga Inggris bernama FC Eastham bisa mengalahkan tim yang jauh lebih kuat dan jauh di atasnya bernama Portsmouth pada ajang FA Cup.
Pada anime ini para penonton tidak akan menemukan kemampuan yang tidak masuk akal seperti yang ditampilkan dalam anime Captain Tsubasa atau Inazuma Eleven. Ceritanya pun tidak dibuat terlalu overdramatis, seperti Captain Tsubasa yang memerlukan banyak episode untuk menceritakan sebuah pertandingan. Giant Killing hanya berfokus kepada pengembangan karakter setiap pemain di dalam tim dan bagaimana mereka bisa menguasai jalannya pertandingan dengan strategi yang telah disiapkan Tatsumi beserta peran vitalnya sebagai pemimpin di pinggir lapangan.

Sejujurnya penggambaran karakter di anime Giant Killing tidak terlalu istimewa. Meskipun demikian, desain karakter di anime ini memiliki kesan yang kuat dan berbeda dengan anime biasanya yang identik dengan karakter imut lengkap dengan rambut warna-warninya. Hal yang membuat cerita anime ini menarik adalah karena eksekusinya. Anime Giant Killing berhasil membawakan cerita serius dengan konflik-konflik yang ada, namun dibalut juga komedi yang bisa membuat penonton tertawa karena sikap Tatsumi yang cuek juga santai terhadap keadaan di sekitarnya. Penonton bisa dibuat kagum di saat yang bersamaan ketika mengetahui jalan seorang Tatsumi sebagai pelatih sepak bola tidaklah semulus yang dibayangkan.
Nilai plus lainnya dalam anime ini adalah penggunaan berbagai bahasa yang berbeda. Ini cukup unik karena jika pada biasanya tokoh orang asing pada anime lain tetap menggunakan bahasa Jepang, tetapi Giant Killing benar-benar menggunakan bahasa yang berbeda untuk tokoh orang asing. Setidaknya sudah terdapat 4 bahasa yang ada di dalam anime ini yaitu Inggris, Belanda, Perancis, dan Jepang.
Jika Anda adalah penggemar genre shounen di mana tokohnya memiliki kemampuan super di dalam ceritanya, mungkin Anda akan kurang menikmati anime ini karena Giant Killing benar-benar menceritakan sepak bola secara realistis. Namun untuk penonton yang suka dengan cerita yang realistis, terutama bertema sepak bola anime ini sangat direkomendasikan untuk disaksikan. Ditambah dengan lagu pembuka berjudul MY STORY ~Mada Minu Asu e~ yang dibawakan oleh band THE CHERRY CHOKE$ akan membuat penonton tambah bersemangat ketika menontonnya. Selain mendapatkan hiburan, penonton pun bisa memetik sejumlah pelajaran saat menyaksikan anime ini. terutama jika ingin tahu seluk beluk kisah seorang pelatih sepak bola.