Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama dengan Seketaris Jendral Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Dato Lim Jock Hoi, Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mochammad Fachir serta perwakilan tetap negara-negara ASEAN meresmikan pergantian nama stasiun MRT Sisingamangaraja menjadi stasiun MRT ASEAN pada Rabu (10/4).
Rombongan yang ditemani oleh Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar berangkat dari Stasiun MRT Bundaran HI pada pukul 17.33 WIB, dan tiba di Stasiun MRT ASEAN pukul 17.46 WIB. Setelah sampai stasiun MRT ASEAN, alih-alih menuju concourse tempat acara dilaksanakan, rombongan singgah sebentar di ujung peron selatan untuk melihat halte Transjakarta CSW yang akan diintegrasikan.
Setelah singgah, rombongan menuju concourse tempat acara dilaksanakan. Dalam pidatonya, Anies mengatakan pergantian nama stasiun ini dimaksudkan agar masyarakat Jakarta sadar bahwa Jakata selain sebagai Ibukota negara Indonesia, namun juga sebagai Ibukota ASEAN.
Ia pun berujar, penamaan stasiun MRT pun tidak termasuk penamaan komersial, sehingga ASEAN tidak perlu membayar untuk penamaan stasiun. Hal ini mencerminkan komitmen Jakarta sebagai Ibukota ASEAN.
Menurut Seketaris Jendral ASEAN Dato Lim Jock Hoi, ada 1.500 pertemuan di ASEAN dan 300-500 pertemuan terletak di Jakarta. Dengan adanya MRT bisa menjadi transportasi yang bisa diandalkan membantu mobilitas antar perwakilan negara-negara ASEAN.
Wakil Menteri Luar Negeri, Abdurrahman Mochammad Fachir mengatakan dengan adanya MRT membantu perwakilan negara-negara ASEAN untuk mencapai kantor ASEAN dari hotel mereka di sepanjang Sudirman-Thamrin dengan cepat. Selain itu juga membantu memberikan nilai ekonomi untuk Jakarta.
Acara pun dilanjut dengan penandatanganan plakat peresmian nama stasiun MRT ASEAN oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Seketaris Jendral ASEAN, Dato Lim Jock Hoi, dan Wakil Menteri Luar Negeri, Abdurrahman Mochammad Fachir.
Cemplus Newsline by KAORI