Tanto Dhaneswara (Editor – KAORI Newsline)

Anime KyoAni Favorit: Chuunibyou demo Koi ga Shitai, Nichijou

Beberapa anime garapan Kyoto Animation boleh dibilang telah menemani saya pada masa ketika baru menjadi wibu pada sekitar 2012-an lalu. Yang menarik, saya sebenarnya telah mendengar nama studio KyoAni sejak zaman SMP ketika waktu itu masih belum menjadi wibu. Ketika itu saya membaca majalah Animonster punya teman dan ternyata ada satu artikel yang membahas beberapa anime karya studio ini yang waktu itu baru saja dirilis, seperti The Melancholy of Haruhi Suzumiya dan K-On!. Namun, karena waktu itu masih benar-benar awam seputar jagat per-anime-an (kecuali Doraemon, Dragon Ball, Naruto… dan Magical Doremi), saya pun hanya sekedar membacanya sambil lewat….

Saya dan teman-teman nongkrong ngakak bareng ketika nonton Nichijou (© Keiichi Arawi, Kadokawa Shoten / Shinonome Research Institute)

Kembali lagi soal anime KyoAni yang memorable dan meninggalkan memori tersendiri, saya pun teringat dengan anime Chunibyou demo Koi ga Shitai dan Nichijou. Ya, dua judul ini merupakan anime yang saya tonton setelah “berkenalan” dengan jagat anime “modern” lewat SAO. Berbicara tentang Nichijou, saya pun sampai sekarang masih ingat ketika waktu itu saya dan teman-teman nongkrong ngakak bareng ketika menonton anime ini di perpustakaan SMA dulu (apalagi pas adegan “komik yaoi” yang eksekusi joke-nya kelewat absurd).

Anime Chuunibyou juga lumayan berkesan bagi saya. Selain karena karakter Rikka yang memang imut-imut moe, ceritanya yang berkisah tentang anak SMA yang masih “chuuni” alias suka “ngayal” menirukan berbagai hal “keren” dari anime favoritnya di dunia nyata tapi jadinya malah alay ternyata cukup “relatable” buat saya. Ya, pas menonton anime ini saya pun langsung ingat kalau saya juga sama-sama sempat “chuuni” ketika SMP seperti Rikka dan Yuuta si Dark Flame Master, hanya saja waktu itu saya “chuuni“-nya malah ke anime Magical Doremi…. (Yep, let that sink in…).

Ketika mendengar kabar tragedi studio KyoAni dibakar oleh orang yang tidak bertanggung jawab, seperti para penikmat anime lainnya di seluruh dunia saya juga ikut sedih. Ketika saya menulis serta membantu menyunting artikel berita tentang peristiwa ini di KAORI, saya kemudian sadar bahwa dalam anime-anime KyoAni yang pernah ditonton terdapat para staf yang menjadi korban dari tragedi ini, terutama mereka yang kehilangan nyawanya. Tentu, butuh waktu bagi mereka untuk pulih, bangkit, dan kembali membuat karya yang tetap memberi kesan dan warna kepada para penikmat anime di seluruh dunia. Mari doakan dan berikan dukungan yang terbaik bagi mereka.

Andira Indrawan (Direktorat Komersial)

Anime KyoAni Favorit: Kanon, Air, Clannad, Musaigen Phantom World, Violet Evergarden, Chuunibyou demo koi ga shitai

Ketika gue SMP, itu adalah masa-masa awal gue mengenal anime. Gue dulu dikenali anime oleh sepupu saya. Suatu hari gue bermain ke rumahnya, untuk main game atau sekedar nonton anime. Pada saat itu sepupu gue ini menawarkan 3 anime kepada gue untuk coba ditonton, yaitu H2O~footprints on the sand~, Air, dan Kanon (2006).

Dari 3 itu yang bertahan adalah Kanon. Gue berhasil nonton itu sampai tamat. Air saya tonton ketika saya kuliah. Kanon membuka jendela khazanah baru gue terhadap dunia anime. Pertama kali gue merasakan sedih pas nonton anime. Pertama kali gue merasakan empati terhadap karakter anime (gue sedih ketika Makoto mau menghilang dan akhirnya tau Ayumu itu siapa). Lewat Kanon, gue mulai untuk mencoba genre selain mecha.

Kanon membuka jendela khazanah baru gue terhadap dunia anime (© Key / Visual arts / Hyakkaya)

Masa SMA. pada masa ini jiwa otaku gue mulai berkembang, di mana gue berhasil mengkhatamkan serial TV Gundam UC (dan knowledge Gundam gue bertambah banyak). Nah pada masa ini gue bertemu dengan teman-teman otaku gue lainnya (sekarang jadi sahabat). Kami berbagi anime satu sama lain. Dulu ketika SD gue nonton Full Metal Panic di TV7, di masa SMA ini gue berhasil nonton sekuelnya (ya, TSR dan Fumofu). Awalnya gue nonton ini karena ada robotnya tapi belakangan gue mengakui kalau gue suka karakter ceweknya (Chidori Kaname dan Teletha Testarossa, emang cakep sih dua-duanya hehe…). Selanjutnya inilah anime memberi direct hit ke gue, Clannad. Yep, gue nonton sampai menangis. menangis sedih maupun haru. Teman gue ada yang menangis pas cuma dengar lagu Chiisana Te no Hira.

Pas pertengahan kuliah muncul lah anime Kyoani yang cukup fenomenal, Musaigen no Phantom World. Nonton ini benar-benar menghibur karena bukan anime yang gelap, berat dan “berujung” (baca: edgy). Episode satu adalah momen di mana gue jujur sama fetish gue sendiri (Mai-Senpai).

Episode satu Musaigen no Phantom World adalah momen di mana gue jujur sama fetish gue sendiri (© Soichiro Hatano/Kyoto Animation/Musaigen Production Committee)

————————————-

Demikian pesan-pesan dari para staf KAORI Nusantara terhadap Kyoto Animation. Semoga seiring berjalannya waktu Kyoto Animation mampu bangkit dan kembali menghasilkan karya-karya yang menyentuh hati para penontonnya.

KAORI Newsline

1 KOMENTAR

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses