Opini: Lho Kok Masih Mau Aja ke Comiket?

0
comic market

Pertama – tama sebelum Anda membaca artikel ini, tolong perhatikan secara baik dan seksama bahwa tulisan ini bersifat pribadi, tanpa adanya tedensi terhadap pihak lain untuk menilai secara objektif atas acara yang sangat dimuliakan ini.

Oke, langsung saja kita bahas secara jujur dari keseluruhan perhelatan Comic Market alias Comiket dan berbagai serba-serbi yang membuatnya begitu menarik perhatian para penggemar jejepangan di seluruh dunia.

Pagi yang menyenangkan di Odaiba

1. Sabar, sabar, sabar.

Comiket atau Comic Market yang sudah dimulai dari sejak tahun 1975 sampai sekarang pun masih menjadi primadona yang menjanjikan banyak mata untuk menyaksikan berbagai variasi karya – karya derivatif dari kreator lokal dan tentu saja beberapa produk anime maupun manga yang dirilis oleh beberapa perusahaan besar. Antusiasme penyelengaraan yang begitu besar sering kali memiliki kelemahan dalam hal pelayanan bagi pengunjung dari para panitianya. Namun, hal ini sudah diantisipasi oleh pihak panitia dengan menyediakan satu booth pelayanan informasi di bagian dekat pintu masuk utama. Di booth tersebut kalian bisa menanyakan secara langsung berbagai informasi tentang booth yang hadir pada hari itu. Comiket 96 yang diadakan pada 9-12 Agustus 2019 lalu berbeda dengan Comiket sebelumnya, di mana sudah disediakan booklet catalog yang disertai map lokasi booth yang sangat memudahkan kita untuk mencari barang yang kita inginkan.

Namun ada beberapa poin yang sangat krusial ketika kamu berencana datang ke Comiket, salah satunya adalah harus sabar.

Suasana di salah satu hall didalam Tokyo Big Sight

Sabar di sini bukan hanya keadaan ketika kamu menghadapi lautan manusia saja, tapi yang terpenting selalu rencanakan dengan niat yang pasti dan jelas. karena tidak cukup untuk menjelajah seluruhnya hanya dalam satu hari saja. Sebagai contoh ketika Anda ingin mengelilingi Tokyo Big Sight (tempat booth circle doujinshi lokal) dan Aomi hall (tempat Kigyou/Korporasi Resmi) secara keseluruhan dengan jarak waktu yang sempit (6 jam, dimulai dari jam 10.00 sampai jam 16.00), itu sudah pasti tidak memungkinkan. Dan selalu ingat bahwa terdapat ratusan ribu orang yang mendatangi Comiket dalam satu harinya.

2. Comiket Berbeda dengan Event Pop Kultur Jepang yang Lain.

Pertama kali terlintas di benak saya bahwa Comiket sama layaknya seperti event jejepangan yang ada di Indonesia. Berkumpul, beli merchandise yang menarik, dan bersenang-senang dengan rangkaian acara yang disajikan panitia. Namun hal itu langsung berbanding terbalik ketika sudah berada di dalam area Comiket. Sungguh berbeda dari yang saya bayangkan. Semuanya sangat semangat untuk mengincar barang yang diinginkan layaknya pemburu yang sudah siap menembak sasarannya. Berbagai kecenderungan ini tentu saja sangat menyulitkan bagi orang yang pertama kali ke Comiket. Apalagi bila pengunjung tersebut tidak mempunyai rencana yang matang. Alih-alih menikmati acara yang dikeramati ini, justru malah meninggalkan keluh kesah karena terbawa arus lautan manusia yang penuh dengan ambisi memburu yang besar.

Jangan sampai terbawa arus ketidakpastian. Kuatkan niat Anda

3. Keringat dan Air mata itu tak dapat dihindari.

Comiket dengan keramaian yang besar tentu saja berbanding terbalik dengan kenyamanan. Hal itu sudah menjadi hal yang lumrah yang terjadi di seluruh event di belahan dunia. Satu hal yang menjadi perhatian adalah selalu menjaga diri sendiri terlebih dahulu untuk bersih dan nyaman kemudian baru ke orang lain, bukan sebaliknya.

Tendensi image bahwa wibu bau bawang adalah bentuk framing yang tidak berdasar. Karena kembali lagi bahwa keramaian orang mendatangi suatu event tentu saja menghadirkan aktivitas metabolisme yang tinggi, apalagi tempatnya seperti Comiket ini. Yah, bayangkan saja ratusan ribu sudah mengantri dari jam 7 pagi di lapangan Tokyo Big Sight dalam keadaan musim panas dengan suhu berkisar 35 – 37°C. Tentu saja tak bisa terhindar dari namanya keringat, bahkan bagi mereka yang sudah mandi serta memakai body / deodorant spray dan parfum pun akan segera tergantikan baunya dengan bau keringat. Bila Anda memang tidak nyaman dengan bau keringat sekitar, alangkah lebih baiknya membawa masker sendiri alih-alih Anda menyalahkan orang lain yang berkeringat apalagi sampai melakukan hal-hal yang tidak perlu.

Yakin masih bisa istirahat kalau kondisinya seperti begini ?

4. Situasi, Kondisi, dan Toleransi

Peribahasa “Di Mana Bumi Dipijak, Di Situ Langit Dijunjung” adalah suatu keniscayaan yang harus tertanam oleh kita. Ketika mendatangi tempat yang baru, tentu saja hal tersebut diimplementasikan dalam acara Comiket ini. Beberapa hal norma yang berlaku di Jepang seperti mengantri, meminta izin ketika mengambil foto dan berbagai hal yang lain tetap harus dihormati sebagai suatu norma yang berlaku di lingkungan tersebut. Beberapa kondisi yang tidak memungkinkan dan terkadang mengganggu kenyamanan kita (salah satunya adalah bau keringat), seharusnya ditanggapi dengan lebih bijak serta mengedepankan toleransi bahwa hal tersebut bukan hanya dirasakan oleh diri sendiri, tapi dirasakan juga oleh orang lain. Bukankah ketika kita menghormati orang lain, berarti kita sedang menghargai diri kita sendiri?

Selalu utamakan Situasi, Kondisi, dan ToLeransi, agar kita aman dan nyaman.

5. Pandangan dan Jangkauan.

Sepeti yang sudah ditulis sebelumnya, beberapa artis doujinshi (doujinka) yang hadir di Comiket juga menjual produknya di beberapa toko buku yang terkenal seperti Toranoara, Shosen, bahkan Melonbooks. Jadi jangan sampai salah rencana dan langkah dalam mendatangi acara yang fenomenal ini. Jangan sampai seperti “Bagai Air ditarik Sungsang”, yang berarti menjadi susah melakukan sesuatu akibat salah jalan. Niat hati ingin bersenang – senang, malah sengsara sendiri karena salah rencana.

Lebih baik membeli barang yang ekslusif yang terdapat di event tersebut, daripada ngantri lama – lama taunya bisa beli di tempat lain.

Jadi, kalau ditanya apakah saya akan mengikuti Comiket pada tahun – tahun berikutnya,  tentu saja saya akan datang kembali ke acara ini bila rejeki dan rencana Tuhan mengijinkan. Dengan berbagai catatan dan rencana yang sangat matang dibandingkan dengan tahun ini. Saya berharap Anda juga dapat merasakan antusiasme dari acara yang sangat dimuliakan ini.

KAORI Newsline | Ditulis oleh R. Ikhsan Nur Akbar & Tim KAORI C96

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses