Tak Tahu Mau Ke Mana, Gadis Remaja Jepang Tersisihkan Di Tengah Wabah COVID-19

0
COVID-19
Ilustrasi: Para gadis Jepang di tengah suasana pandemi COVID-19 (sumber: JapanToday)

Kampanye bekerja di rumah menyisakan beberapa permasalahan baru di Jepang. Kampanye ini dilakukan untuk mendisiplinkan warganya demi memutus penyebaran virus COVID-19 yang telah menjadi pandemik di seluruh dunia. Hal tersebut ternyata malah menjadi permasalahan baru bagi beberapa sektor industri, salah satunya industri hiburan yang mempekerjakan gadis – gadis remaja yang bermasalah di rumah.

Dilansir dari JapanTimes, mayoritas gadis remaja tersebut meninggalkan rumah untuk bekerja di kota besar karena disebabkan oleh pelecehan dan kemiskinan. Kampanye bekerja dari rumah ini menyebabkan mereka kesulitan untuk dapat bermukim di rumah yang layak.

Menurut keterangan Yumeno Nito, seorang  yang mengepalai Colabo, sebuah kelompok yang membantu anak perempuan di bawah umur menyatakan “kami melihat lebih sedikit gadis remaja berada di kota pada malam hari, tetapi mereka semua memiliki hal-hal yang perlu dikhawatirkan”. Dalam aksinya, Nito bersama timnya berkeliling di sekitar distrik hiburan Kabukicho Tokyo untuk menawarkan makanan, konsultasi gratis, dan memesan kamar hotel, yang sepi pengunjung sejak wabah COVID-19 menyebar di Jepang, untuk mereka tinggali sementara.

Perekrutan untuk industri seks ironisnya masih terus berlanjut. Meskipun begitu, Nito bersama timnya terus berupaya agar gadis-gadis tersebut bisa memiliki tempat bernaung yang aman untuk sementara waktu. Pada malam hari, mereka menemui beberapa sepasang gadis yang duduk di jalan belakang dengan koper-koper besar dan seorang gadis mengenakan kostum pelayan untuk mencari pelanggan di bar masih beroperasional seperti biasanya.

Seorang gadis berumur 17 tahun mengatakan bahwa dia mengalami krisis finansial karena gajinya dari tempatnya bekerja hanya dibayar setengahnya. Namun, dia juga tidak bisa pulang karena merasa tidak aman di rumah bersama ibunya yang mengabaikannya dan juga adik perempuannya.

Seketaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan bahwa mencegah kekerasan terhadap perempuan akan menjadi bagian penting dari tindakan penanggulangan COVID-19, dengan mengutip “lonjakan kekerasan dalam rumah tangga yang mengerikan secara global” karena disebabkan oleh karantina mandiri di rumah.

KAORI Newsline

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses