Kosasih Day: Melawan Lupa, Mengingat Kembali Bapak RA Kosasih

0

kosasihday

Tidak dapat dipungkiri, putus generasi antara anak muda Indonesia dengan akar budaya komik dan animasi sudah berlangsung hampir lima belas tahun. Saya, suka tidak suka, termasuk ke dalam golongan ini. Kehadiran kampanye media sosial Kosasih Day sedikit banyak menjadi oase untuk melawan lupa, atau mencoba menyambung tali yang terputus itu.

Upaya Anak Muda Melawan Lupa

Kampanye Kosasih Day yang dirayakan dengan tribute atau persembahan lintas kalangan ini awalnya digagas oleh C Suryo Laksono. Ide jamstrip komik Brutu bertema RA Kosasih sesungguhnya bukan ide baru dan sudah dipikirkannya sejak setahun lalu.

Hanya saja, kali ini semangat Suryo disambut gaung oleh komikus lokal Indonesia. Tahun 2013 adalah fajar baru komik Indonesia di mana karakter seperti Si Juki semakin menggeliat di media sosial dan Re:ON, majalah komik kontemporer Indonesia pertama diterbitkan.

Untuk memperingati momentum ini, maka banyak kalangan (termasuk KAORI) mengadakan kampanye via Facebook dan Twitter dengan tagar #kosasihday. Tujuannya satu dan sangat sederhana: tidak perlu muluk-muluk membuat orang tahu siapa itu bapak RA Kosasih, namun cukup untuk menimbulkan kesadaran. Minimal masyarakat yang sudah tergempur hiburan impor, sebagaimana yang dideskripsikan film dokumenter Pahlawan Tinta bisa tersadarkan sedikit saja.

Di internal KAORI sendiri, sambutannya cukup antusias. Begitu pula di Facebook dan Twitter KAORI, like beterbaran dan yang cukup di luar dugaan saya, banyak juga kalangan otaku saat ini (anak SMA-mahasiswa saat ini yang melanggan FB KAORI) yang tertarik seputar #kosasihday.

Acara “puncak”nya berlangsung pada 4 April, sekaligus merayakan hari lahir bapak RA Kosasih, dengan penyelenggaraan diskusi, menggambar bersama, dan pameran oleh teman-teman komikus di berbagai daerah.

Mendefinisikan Budaya Indonesia

Pergerakan bapak RA Kosasih sangat besar di masanya. Beliau berhasil mengadopsi babad-babad pewayangan Jawa dan Bali yang tinggi itu, dalam format komik yang bisa diakses oleh segala kalangan. Diungkapkan Seno Gumira Ajidarma, RA Kosasih berjasa menumbangkan sekat bahasa yang membelenggu wayang, karena dengan adaptasi komiknya (yang berbahasa Indonesia) kini cerita seperti Mahabrata dan Ramayana bisa diterima oleh masyarakat, bahkan sampai ada yang bilang ini adalah budaya asli Nusantara.

Komik Sri Asih yang sangat terinspirasi oleh superhero Amerika juga salah satu contoh sukses di mana konsep pahlawan bisa diadaptasikan dengan unsur budaya lokal, yang meski bersifat sekuler, membuatnya dekat dan bisa diakses oleh pembaca.

Lebih lanjut menurut Seno, RA Kosasih adalah salah satu sumber inspirasi para komikus generasi 70-80an ketika berkarya. RA Kosasih yang memulai karirnya bersama penerbit Melodie di Bandung mampu menularkan “virus” berkarya dan budaya cergam ke berbagai kota, mulai dari Jakarta, Surabaya, bahkan sampai ke Medan.

Sehingga, warisan RA Kosasih tidak hanya komik-komiknya saja, namun juga budaya berkarya yang akan eksis hingga pertengahan 1990-an, sebelum putus dan terdefinisi ulang dalam bayangan manga, meminjam istilah Seno.

Melihat Output

Dalam tribute Kosasih Day minggu lalu, muncul berbagai pertanyaan menarik dan kadang ada pernyataan lucu pula terselip di dalamnya.

Misalnya saat sebuah fanart Sri Asih dimuat di laman Facebook KAORI. Ada yang iseng membandingkannya, “kok mirip Aincrad-nya Sword Art Online ya?”

Atau beberapa tanggapan di laman komik Re:ON di Facebook, yang bertanya-tanya siapa itu pak Kosasih, atau yang bilang Sri Asih adalah pak Kosasih.

Meski demikian, banyak output-output menarik, mengingat kampanye ini tidak terlalu lama disosialisasikan, plus disayembarakan ke generasi yang sama sekali tidak kenal atau mungkin tidak pernah membaca komik bapak RA Kosasih.

Hasil karya mereka telah dipamerkan dalam pameran yang diselenggarakan di galeri Serrum, 4-12 April lalu.

Kosasih Day memang sudah berakhir. Namun setidaknya, ini awal dari menyambung tali yang hilang, sekaligus melawan lupa bagi industri kreatif Indonesia.

Shin Muhammad
Administrator KAORI

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses