“Bukankah sudah wajar jika dalam 1 malam saja kita dapat membangun rumah?”. Mungkin kalau di Indonesia, sosok Kurt adalah seperti legenda Candi Prambanan. Tapi itulah poin utama dari anime ini, yakni klise sesuatu yang dianggap normal bagi seseorang namun tidak normal bagi khalayak umum.

Anime Kanchigai no Atelier Meister atau The Unaware Atelier Meister adalah seri anime yang diangkat dari novel ringan karangan  Yosuke Tokino dan diilustrasikan oleh Zounoze. Animenya telah tayang pada musim semi 2025 dan diproduksi oleh studio EMT Squared. Simak ulasan anime Kanchigai no Atelier Meister.

Sinopsis

Kelompok petualang pahlawan yang bernama “Flaming Dragon Fang” baru saja mengeluarkan seorang pemuda “pembantu” bernama Kurt. Kurt dikeluarkan karena beban tugas yang ia kerjakan begitu mudah sehingga dirasa tidak diperlukan lagi oleh kelompok tersebut. Kurt akhirnya harus menafkahi dirinya sendiri dari awal tanpa kemampuan spesial. Meski ia telah mendaftarkan diri dalam organisasi hello work, karena keterbatasan kemampuannya ia sulit mendapatkan pekerjaan yang berhubungan dengan petualang. Namun beruntung ia mendapatkan pekerjaan menjadi buruh yaitu dengan memperbaiki tembok kastil hingga menggali mineral. Tanpa disadari, semua yang melihat dirinya bekerja terkejut karenanya “kekuatan normalnya” sangatlah “tidak normal” karena dia dapat memperbaiki seluruh tembok kastil hanya dalam kurun waktu beberapa hari atau menemukan mineral langka. Inilah kisah pemuda yang polos tanpa mengetahui bahwa kemampuan normalnya adalah kemampuan abnormal bagi kalangan warga biasa!

Kisah Monoton dan Lelucon yang Terlalu Dipaksa

© 2025 Yosuke Tokino, Alphapolis/Kanchigai no Atelier Meister Production Committee

Memulai cerita dengan premis di mana sang protagonis, Kurt, baru saja dikeluarkan dari regu yang telah bersamanya sepanjang karirnya sebagai petualang. Karena itu ia harus mencari pekerjaan agar dapat bertahan hidup. Sayangnya dia tidak punya kemampuan bertarung dan hanya memiliki kemampuan memasak yang “biasa” saja. Tanpa ia sadari, sebenarnya kemampuan biasa itu sangatlah tidak wajar, di mana ia kerap menunjukkan kemampuannya dalam melakukan sesuatu dalam waktu dan kecepatan yang tidak wajar, seperti membangun rumah dalam 1 malam hingga menganggap bebatuan seperti orichalcum sebagai bebatuan biasa, tidak seperti emas atau sejenisnya. 

Yap, konsep komedi anime ini adalah untuk melakukan sesuatu yang sangat tidak mungkin dilakukan oleh orang lain pada umumnya. Padahal Kurt malah berpikir tindakannya adalah “sesuatu yang sudah umum” karena di desanya semuanya dapat melakukan hal itu. Premis sederhana yang tidak terlalu berbobot sehingga pas untuk menjadi tontonan pelepas penat. “Seharusnya”, sayangnya banyak lelucon yang dibuat Kurt tidak begitu lucu bagi saya. Mungkin saya sudah agak tua jadi lelucon seperti ini cukup membosankan, atau mungkin saya sudah tahu apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Contoh saja, pada salah satu episode, Kurt bertemu kembali dengan rekan petualang dia sebelumnya yang tersegel. Bagi Kurt, rekannya hanya kelaparan dan perlu bantuan. Namun rekan petualang sebelumnya dan juga rekan sekarang merasa binggung akan tindakan Kurt. Sayapun merasa serupa, Kurt terlalu dibuat menjadi sosok yang “terlalu polos”.

© 2025 Yosuke Tokino, Alphapolis/Kanchigai no Atelier Meister Production Committee

Kerap momen tersebut sering sekali ditampilkan di setiap episode, dan ya sering kali tidak begitu lucu karena banyak sekali momen yang dipaksa hingga konfliknya begitu dalam. Tapi seketika dikeluarkanlah lelucon receh.

Meski begitu saya rasa ceritanya sendiri okelah. Walau bukan cerita fantasi yang paling oke di musim semi 2025, setidaknya ceritanya tidak terlalu dipaksakan dan alurnya sendiri mudah untuk diikuti.

Berpasrahkan pada Setiap Kejutan Kurt

© 2025 Yosuke Tokino, Alphapolis/Kanchigai no Atelier Meister Production Committee

Dari komedi yang terasa biasa saja hingga Kurt yang terlalu polos, sebenarnya tidak terlalu terasa perkembangan karakternya. Karena kepolosan Kurt itu adalah sumber lelucon dalam anime ini. Sehingga karakter sampingannya lah yang terasa berkembang, meski sebenarnya tidak terlalu berkembang secara signifikan. Kedua “harem” Kurt sang putri dan pengawalnya adalah sosok yang selalu was-was atau bahkan tidak terlalu interaktif, lambat laun keduanya menjadi terbuka hingga semakin menyukai Kurt atas kepolosannya.

© 2025 Yosuke Tokino, Alphapolis/Kanchigai no Atelier Meister Production Committee

Namun sayangnya juga, keduanya tidak terlalu berkembang secara karakter. Karena yang ada hanyalah sosok mereka yang ingin semakin dekat dengan Kurt. Ya saya paham juga kalau ini adalah anime komedi, sehingga perkembangan karakter biasanya juga tidak terlalu diprioritaskan. Tapi bukan berarti, karakter harus memiliki sikap stagnan dari awal hingga akhir musim. Contoh saja anime Shinmai Ossan Boukensha, anime ini sadar akan leluconnya dan seiring waktu malah memanfaatkan lelucon overpowered-nya untuk juga dapat berkembang sebagai karakter.

Berlanjut ke halaman selanjutnya.

“Bukankah sudah wajar jika dalam 1 malam saja kita dapat membangun rumah?”. Mungkin kalau di Indonesia, sosok Kurt adalah seperti legenda Candi Prambanan. Tapi itulah poin utama dari anime ini, yakni klise sesuatu yang dianggap normal bagi seseorang namun tidak normal bagi khalayak umum.

Anime Kanchigai no Atelier Meister atau The Unaware Atelier Meister adalah seri anime yang diangkat dari novel ringan karangan  Yosuke Tokino dan diilustrasikan oleh Zounoze. Animenya telah tayang pada musim semi 2025 dan diproduksi oleh studio EMT Squared. Simak ulasan anime Kanchigai no Atelier Meister.

Sinopsis

Kelompok petualang pahlawan yang bernama “Flaming Dragon Fang” baru saja mengeluarkan seorang pemuda “pembantu” bernama Kurt. Kurt dikeluarkan karena beban tugas yang ia kerjakan begitu mudah sehingga dirasa tidak diperlukan lagi oleh kelompok tersebut. Kurt akhirnya harus menafkahi dirinya sendiri dari awal tanpa kemampuan spesial. Meski ia telah mendaftarkan diri dalam organisasi hello work, karena keterbatasan kemampuannya ia sulit mendapatkan pekerjaan yang berhubungan dengan petualang. Namun beruntung ia mendapatkan pekerjaan menjadi buruh yaitu dengan memperbaiki tembok kastil hingga menggali mineral. Tanpa disadari, semua yang melihat dirinya bekerja terkejut karenanya “kekuatan normalnya” sangatlah “tidak normal” karena dia dapat memperbaiki seluruh tembok kastil hanya dalam kurun waktu beberapa hari atau menemukan mineral langka. Inilah kisah pemuda yang polos tanpa mengetahui bahwa kemampuan normalnya adalah kemampuan abnormal bagi kalangan warga biasa!

Kisah Monoton dan Lelucon yang Terlalu Dipaksa

© 2025 Yosuke Tokino, Alphapolis/Kanchigai no Atelier Meister Production Committee

Memulai cerita dengan premis di mana sang protagonis, Kurt, baru saja dikeluarkan dari regu yang telah bersamanya sepanjang karirnya sebagai petualang. Karena itu ia harus mencari pekerjaan agar dapat bertahan hidup. Sayangnya dia tidak punya kemampuan bertarung dan hanya memiliki kemampuan memasak yang “biasa” saja. Tanpa ia sadari, sebenarnya kemampuan biasa itu sangatlah tidak wajar, di mana ia kerap menunjukkan kemampuannya dalam melakukan sesuatu dalam waktu dan kecepatan yang tidak wajar, seperti membangun rumah dalam 1 malam hingga menganggap bebatuan seperti orichalcum sebagai bebatuan biasa, tidak seperti emas atau sejenisnya. 

Yap, konsep komedi anime ini adalah untuk melakukan sesuatu yang sangat tidak mungkin dilakukan oleh orang lain pada umumnya. Padahal Kurt malah berpikir tindakannya adalah “sesuatu yang sudah umum” karena di desanya semuanya dapat melakukan hal itu. Premis sederhana yang tidak terlalu berbobot sehingga pas untuk menjadi tontonan pelepas penat. “Seharusnya”, sayangnya banyak lelucon yang dibuat Kurt tidak begitu lucu bagi saya. Mungkin saya sudah agak tua jadi lelucon seperti ini cukup membosankan, atau mungkin saya sudah tahu apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Contoh saja, pada salah satu episode, Kurt bertemu kembali dengan rekan petualang dia sebelumnya yang tersegel. Bagi Kurt, rekannya hanya kelaparan dan perlu bantuan. Namun rekan petualang sebelumnya dan juga rekan sekarang merasa binggung akan tindakan Kurt. Sayapun merasa serupa, Kurt terlalu dibuat menjadi sosok yang “terlalu polos”.

© 2025 Yosuke Tokino, Alphapolis/Kanchigai no Atelier Meister Production Committee

Kerap momen tersebut sering sekali ditampilkan di setiap episode, dan ya sering kali tidak begitu lucu karena banyak sekali momen yang dipaksa hingga konfliknya begitu dalam. Tapi seketika dikeluarkanlah lelucon receh.

Meski begitu saya rasa ceritanya sendiri okelah. Walau bukan cerita fantasi yang paling oke di musim semi 2025, setidaknya ceritanya tidak terlalu dipaksakan dan alurnya sendiri mudah untuk diikuti.

Berpasrahkan pada Setiap Kejutan Kurt

© 2025 Yosuke Tokino, Alphapolis/Kanchigai no Atelier Meister Production Committee

Dari komedi yang terasa biasa saja hingga Kurt yang terlalu polos, sebenarnya tidak terlalu terasa perkembangan karakternya. Karena kepolosan Kurt itu adalah sumber lelucon dalam anime ini. Sehingga karakter sampingannya lah yang terasa berkembang, meski sebenarnya tidak terlalu berkembang secara signifikan. Kedua “harem” Kurt sang putri dan pengawalnya adalah sosok yang selalu was-was atau bahkan tidak terlalu interaktif, lambat laun keduanya menjadi terbuka hingga semakin menyukai Kurt atas kepolosannya.

© 2025 Yosuke Tokino, Alphapolis/Kanchigai no Atelier Meister Production Committee

Namun sayangnya juga, keduanya tidak terlalu berkembang secara karakter. Karena yang ada hanyalah sosok mereka yang ingin semakin dekat dengan Kurt. Ya saya paham juga kalau ini adalah anime komedi, sehingga perkembangan karakter biasanya juga tidak terlalu diprioritaskan. Tapi bukan berarti, karakter harus memiliki sikap stagnan dari awal hingga akhir musim. Contoh saja anime Shinmai Ossan Boukensha, anime ini sadar akan leluconnya dan seiring waktu malah memanfaatkan lelucon overpowered-nya untuk juga dapat berkembang sebagai karakter.

Berlanjut ke halaman selanjutnya.

“Bukankah sudah wajar jika dalam 1 malam saja kita dapat membangun rumah?”. Mungkin kalau di Indonesia, sosok Kurt adalah seperti legenda Candi Prambanan. Tapi itulah poin utama dari anime ini, yakni klise sesuatu yang dianggap normal bagi seseorang namun tidak normal bagi khalayak umum.

Anime Kanchigai no Atelier Meister atau The Unaware Atelier Meister adalah seri anime yang diangkat dari novel ringan karangan  Yosuke Tokino dan diilustrasikan oleh Zounoze. Animenya telah tayang pada musim semi 2025 dan diproduksi oleh studio EMT Squared. Simak ulasan anime Kanchigai no Atelier Meister.

Sinopsis

Kelompok petualang pahlawan yang bernama “Flaming Dragon Fang” baru saja mengeluarkan seorang pemuda “pembantu” bernama Kurt. Kurt dikeluarkan karena beban tugas yang ia kerjakan begitu mudah sehingga dirasa tidak diperlukan lagi oleh kelompok tersebut. Kurt akhirnya harus menafkahi dirinya sendiri dari awal tanpa kemampuan spesial. Meski ia telah mendaftarkan diri dalam organisasi hello work, karena keterbatasan kemampuannya ia sulit mendapatkan pekerjaan yang berhubungan dengan petualang. Namun beruntung ia mendapatkan pekerjaan menjadi buruh yaitu dengan memperbaiki tembok kastil hingga menggali mineral. Tanpa disadari, semua yang melihat dirinya bekerja terkejut karenanya “kekuatan normalnya” sangatlah “tidak normal” karena dia dapat memperbaiki seluruh tembok kastil hanya dalam kurun waktu beberapa hari atau menemukan mineral langka. Inilah kisah pemuda yang polos tanpa mengetahui bahwa kemampuan normalnya adalah kemampuan abnormal bagi kalangan warga biasa!

Kisah Monoton dan Lelucon yang Terlalu Dipaksa

© 2025 Yosuke Tokino, Alphapolis/Kanchigai no Atelier Meister Production Committee

Memulai cerita dengan premis di mana sang protagonis, Kurt, baru saja dikeluarkan dari regu yang telah bersamanya sepanjang karirnya sebagai petualang. Karena itu ia harus mencari pekerjaan agar dapat bertahan hidup. Sayangnya dia tidak punya kemampuan bertarung dan hanya memiliki kemampuan memasak yang “biasa” saja. Tanpa ia sadari, sebenarnya kemampuan biasa itu sangatlah tidak wajar, di mana ia kerap menunjukkan kemampuannya dalam melakukan sesuatu dalam waktu dan kecepatan yang tidak wajar, seperti membangun rumah dalam 1 malam hingga menganggap bebatuan seperti orichalcum sebagai bebatuan biasa, tidak seperti emas atau sejenisnya. 

Yap, konsep komedi anime ini adalah untuk melakukan sesuatu yang sangat tidak mungkin dilakukan oleh orang lain pada umumnya. Padahal Kurt malah berpikir tindakannya adalah “sesuatu yang sudah umum” karena di desanya semuanya dapat melakukan hal itu. Premis sederhana yang tidak terlalu berbobot sehingga pas untuk menjadi tontonan pelepas penat. “Seharusnya”, sayangnya banyak lelucon yang dibuat Kurt tidak begitu lucu bagi saya. Mungkin saya sudah agak tua jadi lelucon seperti ini cukup membosankan, atau mungkin saya sudah tahu apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Contoh saja, pada salah satu episode, Kurt bertemu kembali dengan rekan petualang dia sebelumnya yang tersegel. Bagi Kurt, rekannya hanya kelaparan dan perlu bantuan. Namun rekan petualang sebelumnya dan juga rekan sekarang merasa binggung akan tindakan Kurt. Sayapun merasa serupa, Kurt terlalu dibuat menjadi sosok yang “terlalu polos”.

© 2025 Yosuke Tokino, Alphapolis/Kanchigai no Atelier Meister Production Committee

Kerap momen tersebut sering sekali ditampilkan di setiap episode, dan ya sering kali tidak begitu lucu karena banyak sekali momen yang dipaksa hingga konfliknya begitu dalam. Tapi seketika dikeluarkanlah lelucon receh.

Meski begitu saya rasa ceritanya sendiri okelah. Walau bukan cerita fantasi yang paling oke di musim semi 2025, setidaknya ceritanya tidak terlalu dipaksakan dan alurnya sendiri mudah untuk diikuti.

Berpasrahkan pada Setiap Kejutan Kurt

© 2025 Yosuke Tokino, Alphapolis/Kanchigai no Atelier Meister Production Committee

Dari komedi yang terasa biasa saja hingga Kurt yang terlalu polos, sebenarnya tidak terlalu terasa perkembangan karakternya. Karena kepolosan Kurt itu adalah sumber lelucon dalam anime ini. Sehingga karakter sampingannya lah yang terasa berkembang, meski sebenarnya tidak terlalu berkembang secara signifikan. Kedua “harem” Kurt sang putri dan pengawalnya adalah sosok yang selalu was-was atau bahkan tidak terlalu interaktif, lambat laun keduanya menjadi terbuka hingga semakin menyukai Kurt atas kepolosannya.

© 2025 Yosuke Tokino, Alphapolis/Kanchigai no Atelier Meister Production Committee

Namun sayangnya juga, keduanya tidak terlalu berkembang secara karakter. Karena yang ada hanyalah sosok mereka yang ingin semakin dekat dengan Kurt. Ya saya paham juga kalau ini adalah anime komedi, sehingga perkembangan karakter biasanya juga tidak terlalu diprioritaskan. Tapi bukan berarti, karakter harus memiliki sikap stagnan dari awal hingga akhir musim. Contoh saja anime Shinmai Ossan Boukensha, anime ini sadar akan leluconnya dan seiring waktu malah memanfaatkan lelucon overpowered-nya untuk juga dapat berkembang sebagai karakter.

Berlanjut ke halaman selanjutnya.

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses