Perhatian: Ulasan ini bersifat spoiler (mungkin)
Pertama, selamat tahun baru 2024! Kembali bersama KAORI dalam rubrik ulasan novel visual pertama di tahun 2024 ini (?), dan juga karena sedang musim dingin, marilah kita sambut sebuah novel visual apik berlatar di musim dingin yang memiliki pesan mendalam berjudul SWAN SONG!
SWAN SONG (Swan Song) adalah sebuah novel visual garapan FlyingShine (Cross Channel) bersama dengan Le.Chocolate yang dirilis pada 29 Juli 2005 lalu untuk usia 18 tahun ke atas. Swan Song sendiri juga memiliki versi bahasa Inggris yang dirilis secara tidak resmi dalam bentuk patch yang diterjemahkan oleh Yandere Translation, pada 22 Juni 2010 lalu. Adapun Swan Song dikerjakan oleh beberapa orang di antaranya Ren’ya Setoguchi (MUSICUS, Kira Kira) sebagai penulis skenario, Makoto Kawahara sebagai seorang yang mendesain karakter sekaligus ilustrasi CG dari Swan Song. Musik yang dikerjakan oleh milktub, bamboo (Overdrive), dan Funczion Sounds.

Swan Song adalah sebuah novel visual yang berlatar pada musim dingin. Suatu ketika di malam Natal di sebuah perkotaan kecil di dekat daerah pegunungan terjadi gempa besar yang memakan banyak korban jiwa dan bangunan pun porak poranda habis tertimbun salju. Karena gempa itu sejumlah orang harus melewati hari yang keras agar tetap hidup.
Sejumlah orang itu di antaranya Tsukasa Amako, seorang mahasiswa yang memiliki pendengaran tajam dan berpikir logis; Aloe Yasaka, seorang gadis yang memiliki kekurangan yang berpetualang bersama Tsukasa dkk; Shin Tanomura, seorang pemuda yang bekerja di toko kue tapi memiliki kemampuan kendo yang hebat dan juga periang; Takuma Kuwagata, seorang mahasiswa pemalu yang bersama dengan dua rekannya mengungsi ke tempat di mana Tsukasa dkk berada; Yuka Sasaki, seorang mahasiswi cantik yang bersama dengan Kuwagata dan sahabatnya Hibari untuk mengungsi bersama; dan terakhir ada Hibari Kawase, seorang mahasiswi yang merupakan sahabat dari Sasaki yang memiliki sifat kekanak-anakan tetapi baik hati.

Swan Song mengambil sudut pandang dari enam karakter (awalnya) yang akan menjelaskan bagaimana keseharian para manusia yang selamat dan harus berjuang untuk bertahan hidup setelah mengalami bencana alam yang besar. Selain itu, Swan Song juga hadir membahas isu sosial yang terjadi dalam kehidupan manusia itu sendiri. Swan Song hadir dalam cerita linear yang tidak memiliki rute tapi memiliki 5 bad ending dan dua ending yang terdiri dari normal end dan true end yang bisa didapatkan setelah menyelesaikan normal end.


Yang menarik dari Swan Song adalah bagaimana sang penulis memberikan hal yang akan dibahas dari cerita ini, dari prolog cerita dimulai, meskipun secara implisit alias tersembunyi. Dan juga masalah sosial yang seri kita temui dalam kehidupan yang kita jalani ini, sampai berasa terserang karena satu scene. Selain itu, adalah bagaimana mental seseorang yang mudah terpengaruh dengan lingkungannya, yang disuguhkan dengan berbagai karakter beragam yang terasa hidup dan juga sifat dari para karakter yang bertahan hidup yang sungguh relateable dengan sifat dan kehidupan kita.
Seperti, mental kita ketika kita merasa sudah tak ada harapan, hal mengenai mencabut nyawa orang untuk melindungi diri, perkumpulan beberapa orang untuk bertahan hidup, apakah agama menjadi kunci keselamatan, dan lain sebagainya. Dan hal sosial dan juga mental para karakter yang dibahas dalam Swan Song sungguh membuka pikiran penulis (alias menambah pengetahuan bagaimana harus bertindak).
Swan Song secara garis besar mengambil cerita dari sudut pandang karakter yang bernama Tsukasa Amako, seorang mahasiswa yang jenius dalam piano karena ayahnya adalah konduktor musik terkenal. Tetapi, kita juga bisa melihat perkembangan dari para karakter lainnya yang perlahan tapi pasti, dari Tanomura yang tak pernah lupa akan jalan yang harus dihadapi, Hibari dengan kesungguhannya (meskipun sempat goyah sedikit), Yuka dengan perasaannya yang kompleks, Kuwagata dengan perkembangannya yang sedikit belok, dan lain sebagainya. Dari perkembangan yang perlahan tapi pasti ini sungguh indah, dan yah sangat jelas bahwa kita pernah pada beberapa fase dalam kehidupan seperti yang dialami para karakter di Swan Song ini.
Selain itu yang menarik dari Swan Song adalah tampilan novel visual itu sendiri seperti menonton TV, di mana tidak hanya para heroine yang bersuara alias diisi oleh seiyu, tetapi semua karakter dalam Swan Song memiliki suara, secara tidak umum bagi sebuah novel visual yang full-voiced untuk seluruh karakter melainkan hanya para karakter sampingan dan heroine yang biasanya full-voiced tetapi tidak dengan protagonis.
Meskipun begitu kekurangan novel visual ini terkadang tidak terbiasa dengan tulisan yang bertumpuk sehingga pusing untuk membacanya. Dan juga perkembangan cerita di akhir yang rasanya tidak greget-greget amat untuk true end, tetapi malah lebih asik di normal end (mungkin saya suka adegan berkelahi makanya menulis seperti ini). Tetapi bagaimana pun pada akhirnya mereka menemukan damai mereka masing-masing, alias penyelesaian konflik yang sungguh baik dan tertata rapi pada true end.

Pada akhirnya, Swan Song merupakan sebuah novel visual yang mengajarkan kita bahwa sebagai makhluk sosial dalam keadaan apapun kita pasti akan bertemu dengan masalah, apa pun masalah itu bisa diselesaikan dengan bantuan orang yang anda kenal baik, dan apapun terjadi hadapilah masalah itu dengan hati lapang, karena pada akhirnya masalah itu akan lewat dengan sendirinya dan kita pun menemukan damai dalam hati kita.