Musim gugur tahun 2014, studio Bones kembali mengadaptasi novel ringan karangan Ichirou Sakaki yang berjudul Hitsugi no Chaika (Chaika the Coffin Princess). Seri anime Hitsugi no Chaika – Avenging Battles ditayangkan sepanjang 10 episode mulai tanggal 9 Oktober hingga 11 Desember 2014. Berdurasi 24 menit tiap episodenya, seri anime ini memiliki genre aksi yang dibalut unsur fantasi.
Setelah penayangan adaptasi seri anime musim pertamanya, Bones kembali menunjuk Shouichi Masui (Beck, Soul Eaters) sebagai sutradara dari musim kedua seri Hitsugi no Chaika ini. Nobuhiro Arai (Fullmetal Alchemist, Steins;Gate dan Shakugan no Shana) juga kembali turut serta sebagai pengarah di bidang animasi dan juga bagian desain karakter. Masih menggunakan staf dari musim pertamanya, sekilas memang tidak ada yang berbeda antara seri anime ini dengan musim pertamanya yang sudah tayang pada musim semi tahun 2014 lalu.
Sinopsis
Melanjutkan kisah musim pertama yang tayang pada bulan April 2014 lalu, Hitsugi no Chaika – Avenging Battle mengambil latar tidak lama setelah pertempuran antara dua kastil terbang Stratos dan Soara di akhir penayangan musim pertama. Setelah pertempuran besar tersebut, Toru Acura (disuarakan oleh Junji Majima), Akari Acura (disuarakan oleh Yuuko Hara), Frederica (disuarakan oleh Chiwa Saito), beserta Chaika Trabant (disuarakan oleh Chika Anzai) segera menuju tempat sang mantan pahlawan Claudia Dodge (Masako Katsuki). Kedatangan kawanan Toru ke kediaman Claudia ini bertujuan untuk mengambil potongan tubuh raja Arthur Gaz (disuarakan oleh Hideaki Tezuka) yang hendak dikumpulkan demi mewujudkan keinginan Chaika untuk memakamkan sang ayah.
Sebelumnya, dunia yang dipenuhi oleh kekacauan akibat peperangan ratusan tahun melawan kerajaan Gaz berakhir dengan terbunuhnya sang raja ditangan 8 pahlawan. Setelah dunia kembali memasuki masa damai, muncul beberapa anak perempuan yang masing-masing menamakan dirinya Chaika yang mengaku sebagai anak dari raja Gaz yang mengejar para 8 pahlawan tersebut untuk merebut potongan tubuh milik raja Gaz. Masing-masing Chaika tersebut memiliki identitas warna sesuai pakaian yang dikenakan.
Disaat kawanan Toru dan Chaika sedang menjalani latihan bersama Claudia. Kawanan Chaika berwarna merah yang beranggotakan Chaika Bohdan (disuarakan oleh Saeko Zougou), David (disuarakan oleh Kiyoshi Katsunuma), serta Karen (Naomi Oozora) mendapati informasi mengenai adanya rahasia terkait Chaika yang tersimpan di suatu pulau beserta harta terpendam raja Arthur Gaz. Tidak lama kemudian kawanan Toru pun mendapati informasi serupa, merasa penasaran dengan rahasia keberadaan para Chaika, kedua kelompok Chaika pun pergi menuju ke pulau yang tidak dapat ditemui lokasinya tersebut. Namun di sisi lain, kerajaan Hartgen mulai melancarkan gerakan untuk kembali membawa dunia yang damai masuk kembali kedalam masa-masa peperangan. Aliansi negara yang bertugas menjaga kedamaian pasca perang besar pun mulai mengawasi gerakan kerajaan Hartgen serta mencari tahu misteri dibalik kemunculan para Chaika.
Jawaban Atas Musim Pertama
Dari segi cerita, Hitsugi no Chaika – Avenging Battle terlihat lebih menitikberatkan kepada menjawab berbagai pertanyaan pada musim pertamanya, yakni mengenai siapa sebenarnya sosok para Chaika, serta apa alasan utama munculnya banyak Chaika. Tidak hanya mengenai Chaika saja, namun musim keduanya ini berhasil menjawab berbagai tanda tanya yang muncul saat menonton akhir musim pertama.
Cerita yang dibawakan dalam seri anime ini juga terhitung menarik. Jika kisah bertema fantasi biasanya menyajikan plot yang cukup plain, namun tidak dengan Hitsugi no Chaika – Avenging Battle. Meski terasa cukup plain pada bagian awal, namun saat sudah menuju bagian tengah dan akhir dari musim kedua, plot yang dibawakan menampilkan banyak variasi sehingga terkadang sulit untuk menduga bagaimana jalan cerita yang ada.
Penyatuan Fantasi Dengan Teknologi
Tema yang dibawakan masih sama dengan musim pertama, yakni fantasi. Setting yang ada dalam dunia Hitsugi no Chaika ini tidak terlalu berbeda dengan seri bertemakan fantasi yang lainnya, seperti cerita mengenai petualangan, lalu bangunan-bangunan kota yang terkesan seperti Eropa abad pertengahan, banyaknya pertempuran antara pedang dan sihir, serta munculnya berbagai ras makhluk, monster, dan juga sesosok naga dengan segala kekuatan ajaibnya. Sekilas setting yang dibawakan masih mencirikan kisah fantasi ala Jepang sebagaimana yang muncul dalam berbagai game JRPG.
Meski demikian terdapat keunikan tersendiri dari tema fantasi yang dibawakan oleh Hitsugi no Chaika – Avenging Battle. Jika seri fantasi lainnya menampilkan adegan pertarungan antara pedang dan sihir di dunia fantasi dengan berbagai kekuatan ajaibnya, namun seri anime ini menyisipkan hal lain yaitu adanya unsur teknologi. Teknologi yang ada dalam seri anime ini tidak lantas menyajikan sosok robot raksasa yang bertempur melawan naga, dalam seri anime ini unsur teknologi digabungkan dengan unsur fantasi dengan cukup apik. Salah satu dari pencampuran teknologi dengan fantasi ini adalah pada sistem penggunaan sihir di universe Hitsugi no Chaika ini dimana sihir yang digunakan oleh para penyihir tidaklah diluncukna menggunakan tongkat sihir namun menggunakan berbagai senjata hasil teknologi seperti senapan. Disaat Chaika bertemu dengan Niva Lada (disuarakan oleh Sachie Hirai), terlihat sekali adegan menembak ala kokpit robot raksasa ditampilkan saat Chaika hendak menembakkan Gundo-nya yang telah bergabung dengan Niva.
Begitu juga pada bagian akhir cerita seri anime ini ketika raja Gaz mengaktifkan alat sihir yang dapat mengendalikan pikiran seluruh makhluk hidup di bumi. Meskipun disebut sebagai alat sihir, namun sekilas terlihat jelas bahwa alat tersebut memiliki bentuk bagaikan sebuah satelit yang ada diluar orbit bumi. Hitsugi no Chaika – Avenging Battle berhasil menyatukan tema fantasi serta fiksi ilmiah kedalam kemasan yang cukup menarik.
Konsisten dan Tidak: Antara Alur Cerita dan Kualitas Animasi
Jalannya cerita pada seri anime ini bisa dibilang tidak memiliki konsistensi yang jelas. Pada bagian awal seri anime ini, disaat Toru dan Chaika berada di rumah Claudia untuk berlatih, alur yang dibawakan terkesan cukup lambat. Pada bagian pertengahan, cerita yang berjalan memiliki alur yang bisa dibilang cukup nyaman untuk diikuti karena tidak terlalu cepat maupun lambat. Namun dalam episode-episode akhir, jelas sekali terlihat alur cerita yang dibawakan dengan sangat cepat. Cepatnya alur cerita ini dengan jelas terasa pada episode 10 dimana terjadi banyak hal dalam satu episode penghujung musim tersebut. Oleh karena itu bagian akhir dari seri anime ini terasa cukup sulit untuk diikuti karena alur yang berjalan dengan cukup cepat. Pendeknya jadwal tayang yang semula 12 episode pada musim pertama menjadi 10 episode pada musim keduanya ini menjadikan akhir cerita terkesan terlalu dipadatkan.
Secara garis besar tidak ada banyak perubahan pada desain karakter serta gaya animasi yang disajikan seri anime Hitsugi no Chaika – Avenging Battle. Animasi yang ditampilkan cukup standar, tidak terlalu bagus dan juga tidak terlalu buruk. Pewarnaan pun masih tidak jauh berbeda dengan musim pertamanya yang masih tetap menampilkan tema penuh warna namun tidak terlalu mencolok sehingga nyaman untuk disimak. Hal ini disebabkan karena staf dan studio yang mengerjakan seri anime ini masih tetap dipegang oleh pihak yang sama seperti pada musim sebelumnya.
Tidak hanya dari visual, musik latar yang ada dalam seri anime ini juga masih tidak jauh berbeda dibanding musim keduanya. Berbagai musik latar yang menghiasi tiap adegan dalam seri anime ini masih menggunakan musik latar yang digunakan pada musim pertamanya. Meski begitu tetap saja penggunaan berbagai musik latar yang ada pada seri ini, baik dalam musim pertama maupun musim keduanya mampu membangun mood yang sesuai dengan adegan yang sedang ditonton, sehingga kualitas yang disajikan musim kedua ini masih sama seperti musim pertamanya.
Menampilkan Aksi Yang Cukup Menarik

Adegan aksi yang ada dalam seri anime ini cukup menarik untuk disimak. Selain menyajikan aksi dengan pace yang cepat dalam pertempuran jarak dekat, penggunaan sihir yang dilakukan dengan senjata bernama Gundo menjadi daya tarik dalam seri anime ini. Karena pada universe Chaika ini, penggunaan sihir dilakukan dengan senjata berupa senapan serta peluru yang dapat ditembakkan menjadi mantra sihir. Banyaknya kekuatan ajaib yang ada karena unsur fantasi pada seri anime ini semakin menambahkan keseruan dalam berbagai adegan pertarungan yang ada.
Tidak hanya penggunaan sihir, dalam adegan pertempuran jarak dekat cukup mampu membangun suasana tegang ketika menontonnya. Aksi-aksi akrobatik serta adegan pertempuran dengan alur yang cepat ditampilkan dengan begitu apik pada seri anime ini. Tema fantasi yang ada juga turut menambah daya tarik pada bagian aksi. Selain menampilkan pertempuran antara karakter manusia, pertempuran para Dragoon Cavalier dan monster-monster lainnya merupakan daya tarik tersendiri dari seri anime bertemakan fantasi.
Namun sangat disayangkan pada seri anime Chaika ini, baik musim pertama maupun musim keduanya masih kurang bisa menyajikan unsur dramatis yang ada. Meski berbagai adegan pertempuran cukup menarik untuk disimak bagi yang menyukai genre aksi, namun sisi dramatis yang ada kurang bisa diangkat dengan baik. Hanya sedikit saja adegan yang terbilang cukup dramatis, salah satunya adalah saat Vivi kembali bertemu dengan rekannya yang sebelumnya dinyatakan tewas karena terjebak pertempuran antara istana Soara dan Stratos.
Satu hal yang jelas berbeda dibanding musim pertamanya adalah mengenai penokohan dari seri anime Hitsugi no Chaika – Avenging Battle. Pada musim kedua ini muncul beberapa karakter baru yang cukup berpengaruh terhadap jalannya cerita, seperti Claudia, Viktor Izhmash (disuarakan oleh Masayuki Omoro), Shin Acura (disuarakan oleh Takahiro Sakurai), dan juga Chaika Kamaz (disuarakan oleh Sakura Tange). Adapun untuk karakter-karakter lama yang muncul pada musim pertamanya masih tetap memegang peranan cukup penting.
Perkembangan karakter yang ada juga cukup menarik untuk disimak pada seri anime ini. Yang cukup menarik untuk disimak adalah konflik identitas yang dialami karakter Vivi, yang pada akhir musim pertama tiba-tiba berubah menjadi seorang Chaika setelah mengetahui kematian rekannya. Pertemuan antara Toru dan Akari dengan sang guru, Shin Acura serta ketika para Chaika mengetahui rahasia dibalik keberadaan mereka membawakan perkembangan tersendiri pada karakter Chaika.
Kesimpulan
Seri anime Hitsugi no Chaika – Avenging Battle menarik untuk disimak terutama bagi anda yang menggemari kisah fantasi ala game JRPG. Selain fantasi, adegan aksi juga menjadi salah satu daya tarik utama dalam seri anime ini, meski begitu sisi cerita yang disajikan cukup menarik untuk diikuti sehingga bisa dibilang baik aksi dan cerita serta penokohan dari seri anime ini berhasil dieksekusi dengan bagus.
Namun 10 episode masih dirasa kurang untuk mengangkat kisah yang ada pada seri Hitsugi no Chaika. Eksekusi yang terlalu dipaksa pada bagian akhir menyebabkan kualitas pada episode-episode akhir menjadi menurut akibat alur cerita yang berjalan terlalu cepat dan terlalu padat. Selain itu, adegan kekerasan yang menampilkan banyak adegan berdarah juga menyebabkan seri anime ini tidak disarankan bagi anda yang tidak terbiasa melihat adegan tersebut. Bagi yang ingin menyimak seri anime ini juga akan mengalami kesulitan jika sebelumnya tidak menyaksikan musim pertamanya untuk mengerti jalan cerita serta berbagai istilah-istilah yang ada.
KAORI Newsline | Diulas oleh Rafly Nugroho