Masahiro Nakai Manfaatkan Pengaruhnya di Kalangan Petinggi Fuji TV Saat Lakukan Tindakan Pelecehan

0
skandal fuji tv

Skandal Fuji TV kembali memanas setelah laporan dari komite independen membeberkan cara Masahiro Nakai memancing korban dalam kasus pelecehan seksual yang terjadi tahun lalu. Nakai, yang telah mundur dari dunia hiburan, diduga menggunakan relasi kekuasaan untuk menekan korbannya yang merupakan seorang host acara di stasiun televisi ternama asal Jepang tersebut.

Dimasukkan ke Acara Pribadi Lewat Pesan Singkat

Berdasarkan investigasi, insiden bermula dari pesan Nakai kepada seorang eksekutif acara Fuji TV yang meminta agar salah satu penyiar wanita diundang ke acara barbeque pribadinya. Eksekutif tersebut kemudian menghubungi korban dan menyampaikan undangan seolah-olah itu pertemuan kerja bersama beberapa orang. Namun pada akhirnya, hanya Nakai dan korban yang hadir.

Tekanan Lewat Ketimpangan Kuasa

Korban merasa tidak memiliki pilihan lain selain menerima undangan itu karena khawatir akan pengaruh negatif terhadap kariernya jika menolak. Dalam testimoninya, ia menyatakan, “Kalau orang besar di industri mengajak, sulit untuk bilang tidak.” Hal ini dipandang sebagai bentuk penyalahgunaan posisi oleh Nakai dalam lingkungan kerja yang sudah tidak sehat.

Investigasi Bongkar Budaya Toleransi

Skandal Fuji TV ini juga mengungkap pola pelecehan serupa yang melibatkan tokoh lain seperti Osamu Sorimachi, yang disebut melakukan pelecehan terhadap dua wanita pada 2006 dan 2008. Laporan menyebut bahwa budaya internal di stasiun televisi tersebut sangat permisif terhadap pelecehan seksual dan memiliki kesadaran yang rendah terhadap hak asasi manusia.

Dampak Serius Bagi Korban dan Perusahaan

Setelah insiden tersebut, korban didiagnosis mengidap PTSD dan akhirnya mengundurkan diri dari pekerjaannya di Fuji TV. Perusahaan pun menghadapi tekanan besar dari publik dan sponsor. Dirut Fuji TV, Kenji Shimizu, menyatakan bahwa pihaknya baru menyadari betapa naifnya mereka dalam menyikapi persoalan ini. Sebelumnya oleh petinggi terdahulu, kasus ini hanya dipandang tak lebih dari “urusan pribadi antara pria dan wanita” saja.

Skandal Fuji TV kini menjadi refleksi besar bagi industri hiburan Jepang dalam membangun lingkungan kerja yang lebih sehat dan bebas dari ketimpangan kekuasaan.

KAORI Newsline | Sumber

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses